Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alternatif Pengganti ASI Selain Susu Formula

Myles Bannister

Ibu yang baru melahirkan terkadang menghadapi masalah dalam menyusui bayi mereka. Hal tersebut dapat meliputi produksi ASI yang tidak mencukupi atau bayi yang tidak dapat disusui langsung karena masalah kesehatan tertentu. Namun, ada beberapa alternatif pengganti ASI yang dapat diberikan kepada bayi yang baru lahir.

Pentingnya Kandungan ASI

ASI (Air Susu Ibu) diproduksi oleh kelenjar air susu dan secara alami keluar setelah ibu melahirkan karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin.

Seluruh ahli gizi sepakat bahwa ASI adalah minuman yang paling cocok bagi bayi hingga usia enam bulan. ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan berkembang.

Karbohidrat murni dalam ASI dapat membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya di saluran pencernaan bayi. Kolostrum atau ASI pertama mengandung zat penting untuk membangun antibodi bayi.

ASI juga mengandung protein yang paling sesuai dengan pencernaan bayi yang baru lahir. Komposisi ASI terdiri dari 60% protein whey dan 40% protein kasein—sekali lagi, membuat ASI sangat cocok untuk pencernaan bayi. Semua vitamin, mineral, asam amino, dan lemak yang diperlukan bayi baru lahir terdapat dalam ASI.

Namun, ada beberapa kondisi di mana bayi tidak dapat menerima ASI secara langsung dan memerlukan susu pengganti ASI berdasarkan rekomendasi dokter.

Susu Pengganti ASI untuk Bayi Baru Lahir

Tidak semua ibu dapat menyusui dengan lancar, terutama pada awal masa menyusui. Untuk mencegah bayi kekurangan cairan dan nutrisi, jika diperlukan, dokter akan menyarankan susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir.

Ada beberapa jenis susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir, dengan berbagai formula dan kandungan. Disarankan untuk meminta pertimbangan dari dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi susu pengganti ASI yang sesuai.

Berikut adalah beberapa jenis susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir:

1. Susu formula berbasis susu sapi

Susu formula berbasis susu sapi adalah yang paling umum digunakan. Susu sapi harus melalui proses pengolahan untuk menyesuaikan kandungan lemak dan memecah proteinnya agar lebih mudah dicerna oleh bayi.

Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang rentan, oleh karena itu penggunaan susu formula berbasis susu sapi harus dilakukan dengan hati-hati. Pastikan bayi tidak alergi terhadap protein sapi—tanda-tandanya termasuk muntah, diare, dan ruam kemerahan pada kulit.

2. Susu formula dari kedelai

Bagi bayi yang alergi terhadap susu sapi, susu formula berbasis kedelai dapat menjadi alternatif pengganti ASI. Susu kedelai mengandung protein nabati yang lebih mudah dicerna daripada protein hewani.

Susu kedelai telah diperkaya dengan vitamin dan mineral dalam jumlah tertentu sehingga kandungan nutrisinya lebih mendekati ASI. Susu kedelai juga bisa menjadi pilihan untuk bayi yang menderita galaktosemia atau kekurangan laktosa serta mengalami kolik.

Walaupun susu berbasis kedelai dianggap lebih aman daripada susu sapi, orang tua tetap harus memperhatikan reaksi yang ditunjukkan bayi. Beberapa kasus alergi terhadap protein sapi juga dapat menyebabkan alergi terhadap protein kedelai.

3. Susu formula hipoalergenik

Susu formula hipoalergenik mengandung protein hidrolisat—protein di dalam susu tersebut telah melalui proses hidrolisis baik sebagian maupun seluruhnya. Proses ini menyebabkan partikel protein menjadi lebih halus dibandingkan dengan protein susu sapi dan susu kedelai.

Protein whey dan kasein dalam susu sapi diubah menjadi peptida yang sangat kecil sehingga tubuh bayi tidak lagi mengenalinya sebagai zat yang menyebabkan alergi.

Susu hipoalergenik yang paling cocok untuk bayi baru lahir adalah yang berjenis formula hidrolisis ekstensif karena keseluruhan protein di dalamnya mengalami proses hidrolisis.

Sedangkan susu berjenis formula hidrolisis parsial bisa digunakan pada bayi baru lahir yang tidak mengalami alergi protein.

4. Susu formula berbasis susu kambing

Susu kambing memiliki partikel protein yang jauh lebih halus daripada susu sapi, sehingga bisa menjadi alternatif susu pengganti ASI untuk bayi baru lahir.

Kandungan zat besi dalam susu kambing juga lebih tinggi daripada susu sapi. Namun, di Indonesia belum ada susu formula berbasis susu kambing yang dikhususkan untuk bayi baru lahir.

Tanpa adanya standarisasi dan pengujian yang memadai, memberikan susu kambing kepada bayi baru lahir sangat berisiko.

5. Susu formula asam amino

Susu formula dengan asam amino adalah alternatif pengganti ASI bagi bayi yang alergi terhadap protein sapi, namun tetap menunjukkan reaksi penolakan terhadap susu hipoalergenik.

Protein dalam susu diubah menjadi asam amino tanpa membentuk peptida, sehingga susu ini dianggap paling cocok untuk bayi baru lahir. Penggunaan susu formula asam amino juga harus dilakukan berdasarkan saran dan pengawasan dokter.

Alternatif Pengganti ASI Selain Susu Formula

Selain susu formula, alternatif pengganti ASI lainnya adalah ASI donor. Saat ini terdapat banyak komunitas pengasuhan dan laktasi yang mendukung penggunaan ASI donor.

Untuk memilih ASI donor yang tepat, usahakan anak pendonor memiliki usia yang sama atau tidak terlalu berbeda dengan anak yang akan menerimanya. Hal ini dikarenakan zat gizi dalam ASI mengikuti kebutuhan bayi. Kebutuhan gizi bayi baru lahir tentu berbeda dengan bayi yang lebih besar.

Selain itu, penting untuk mengenal (setidaknya melalui biodata) ibu pendonor untuk memastikan kesehatannya dan kualitas ASI yang diberikan. Bagi mereka yang beragama muslim, faktor garis keturunan juga perlu diperhatikan dalam pilihan ASI donor.

Dengan memilih pengganti ASI yang sesuai, diharapkan bayi baru lahir tetap dapat tumbuh dengan sehat.

About The Author

Amadiab: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Mengenal 7 Penyebab Gigi Hitam Pada Anak