Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alergi Sperma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Alergi sperma adalah masalah yang dialami oleh wanita. Apakah kondisi ini berdampak terhadap program hamil? Simak informasi mengenai gejala, penyebab, dan langkah pengobatan.

Apa itu Alergi Sperma?

Alergi sperma atau alergi air mani (semen) terjadi akibat alergi terhadap protein dalam semen. Kondisi ini disebut juga sebagai hipersensitivitas plasma mani atau human seminal plasma hipersensitivity (HSP).

Beberapa wanita mengalami reaksi alergi terhadap air mani pasangannya saat pertama kali berhubungan seks, tetapi reaksi tersebut juga dapat terjadi dengan pasangan lama.

Alergi sperma juga dapat muncul setelah masa tidak berhubungan seksual, seperti setelah melahirkan. Kondisi ini juga bisa terjadi dengan satu pasangan tetapi tidak dengan pasangan lainnya.

Gejala Alergi Sperma

Gejala umum alergi sperma meliputi:

  • Kemerahan
  • Kulit terasa seperti terbakar
  • Kulit membengkak
  • Gatal-gatal

Gejala ini biasanya muncul di area vulva atau saluran vagina pada wanita. Pada pria, gejala dapat terjadi di batang atau kulit di atas alat kelamin. Namun, gejala dapat muncul di area mana pun yang terpapar air mani, termasuk:

Reaksi alergi terhadap air mani umumnya terbatas pada area tertentu, tetapi beberapa orang juga dapat mengalami gejala lain, misalnya kelelahan yang parah, demam, dan gejala flu sesaat setelah ejakulasi.

Gejala umumnya muncul dalam 20 hingga 30 menit setelah terpapar dan dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung tingkat keparahannya.

Pada kasus yang parah, dapat terjadi anafilaksis. Gejala anafilaksis biasanya muncul dalam beberapa menit setelah terpapar dan memerlukan perhatian medis segera.

Gejala anafilaksis meliputi:

  • Sulit bernapas.
  • Mengi.
  • Lidah atau tenggorokan bengkak.
  • Nadi cepat dan lemah.
  • Pusing atau pingsan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala yang mengarah pada kondisi seperti di atas, terutama jika mengalami reaksi anafilaksis.

Gejala anafilaksis memerlukan pertolongan medis segera untuk mencegah komplikasi yang berbahaya.

Penyebab Alergi Sperma

Alergi sperma terjadi ketika tubuh terpapar protein dalam sperma. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa obat-obatan atau alergen makanan yang terdapat dalam sperma dapat memicu gejala.

Saat ini, penyebab persis mengapa tubuh mengalami hipersensitivitas terhadap protein sperma belum diketahui.

Meskipun alergi sperma dapat terjadi kapan saja, banyak wanita melaporkan bahwa gejala muncul pada usia awal 30-an. Studi juga menemukan bahwa banyak wanita dengan gangguan ini juga mengalami vaginitis berulang.

Diagnosis Alergi Sperma

Jika mengalami gejala yang tidak biasa setelah bersentuhan dengan air mani, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Laporkan gejala yang dialami dan jelaskan kapan gejala tersebut muncul.

Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes pemeriksaan, seperti tes tusuk jarum (skin prick test), tes tempel plester (patch test), dan pemeriksaan IgE total.

Diagnosis alergi sperma dapat sulit karena masih kurangnya penelitian. Terkadang dokter bisa keliru mengira alergi sperma sebagai infeksi menular seksual, vaginitis, infeksi jamur, atau vaginosis bakteri.

Pengobatan Alergi Sperma

Pengobatan untuk alergi sperma bertujuan mengurangi atau mencegah gejala. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Desensitisasi

Jika tidak ingin menggunakan kondom, bicarakan dengan dokter mengenai desensitisasi. Ahli alergi atau imunologi akan mengenalkan larutan sperma yang diencerkan di dalam vagina atau penis setiap 20 menit atau lebih.

Proses ini dilakukan hingga Anda dapat menoleransi air mani tanpa mengalami gejala.

Setelah tahap desensitisasi awal, tetap melakukan eksposur teratur untuk mempertahankan toleransi. Misalnya, orang yang alergi sperma pasangannya harus berhubungan seks setiap 48 jam.

2. Pengobatan

Dokter mungkin juga menyarankan penggunaan antihistamin sebelum berhubungan seks. Hal ini dapat membantu mengurangi gejala, terutama jika tidak menggunakan kondom untuk mencegah paparan sperma.

Jika gejala sangat parah, dokter mungkin meresepkan EpiPen. Obat ini harus disuntikkan saat gejala parah muncul, kemudian segera mencari pertolongan medis.

Apa Dampak Alergi Sperma Terhadap Fertilitas?

Alergi sperma dapat menyulitkan kehamilan. Meskipun tidak mempengaruhi kesuburan, gejalanya dapat mengganggu hubungan seksual.

Jika gejala ringan, bisa minum obat atau melakukan desensitisasi untuk meredakan gejala. Namun, jika ingin hamil dan tidak memungkinkan untuk berhubungan seks, dokter mungkin merekomendasikan inseminasi intrauterine (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF).

Pada kedua prosedur tersebut, sperma akan dibersihkan dari protein sebelum disuntikkan, hal ini untuk mencegah reaksi alergi. Tingkat keberhasilan IUI dan IVF bervariasi, jadi konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan yang terbaik.

Referensi

  1. Anonim. Semen Allergy: A Cause of Infertility? https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infertility/expert-answers/semen-allergy/faq-20058370. (Diakses 6 Januari 2021)
  2. Scaccia, A. 2018. How to Identify and Treat a Semen Allergy. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/semen-allergy. (Diakses 6 Januari 2021)
  3. Taylor, M. 2020. Can a Sperm Allergy or Semen Allergy Affect Getting Pregnant? https://www.whattoexpect.com/getting-pregnant/prepping-for-pregnancy/sperm-semen-allergy-fertility/. (Diakses 6 Januari 2021)

About The Author

Mengenal Jenis Cedera pada Penis yang Harus Dipahami Pria

Hepatitis C: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan