Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alergi Makanan pada Bayi: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Reaksi alergi makanan pada bayi dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat, seperti gatal, pembengkakan, dan sesak napas. Gejala yang parah harus diwaspadai karena dapat mengancam nyawa. Kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini!

Apa Itu Alergi Makanan pada Bayi?

Alergi makanan pada bayi adalah kondisi ketika tubuh bayi atau anak mengalami reaksi kekebalan tubuh yang buruk terhadap makanan tertentu. Ketika antibodi imunoglobulin E (IgE) bereaksi dengan makanan, histamin dilepaskan, yang menyebabkan gejala gatal-gatal, asma, kesulitan bernapas, atau sakit perut.

Alergi makanan berbeda dengan intoleransi makanan yang tidak memengaruhi kekebalan tubuh.

Makanan yang Menyebabkan Alergi pada Bayi

Reaksi alergi paling berat terjadi segera setelah terpapar, tetapi beberapa reaksi lebih ringan memerlukan waktu beberapa jam, biasanya sekitar 2 jam.

Alergi makanan lebih sering terjadi pada keluarga dengan riwayat alergi dan kondisi terkait, termasuk eksim, asma, atau demam.

Reaksi alergi makanan pada bayi umumnya disebabkan oleh salah satu dari makanan berikut:

  • Kacang (kacang pohon atau kacang tanah)
  • Telur
  • Ikan
  • Kerang
  • Susu
  • Kedelai
  • Gandum

Bayi paling mungkin alergi terhadap susu, telur, dan kacang-kacangan.

Beberapa bayi mungkin memiliki reaksi alergi terhadap buah-buahan tertentu, sayuran, atau kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang polong, lentil, dan lainnya.

Ciri-Ciri Alergi Makanan pada Bayi

Tanda dan gejala alergi bisa muncul dalam beberapa menit hingga satu jam setelah makan makanan tertentu. Gejala dapat bervariasi dari yang umum hingga yang jarang terjadi.

Berikut ini ciri-ciri alergi makanan pada bayi yang umum terjadi:

  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Kram perut atau sakit perut
  • Ruam merah dan gatal pada kulit
  • Eksim
  • Pembengkakan di wajah
  • Gatal atau pembengkakan pada bibir, lidah, atau mulut
  • Gatal atau sesak di tenggorokan
  • Pusing yang disertai penurunan tekanan darah
  • Gejala asma, seperti batuk, pilek, mengi, atau kesulitan bernapas

Porsi makanan yang sedikit pun dapat menyebabkan reaksi buruk pada anak-anak yang sangat alergi. Bahkan sepotong kecil kacang tanah atau sedikit susu bisa menyebabkan reaksi parah pada anak yang sangat alergi.

Beberapa bayi mungkin mengalami alergi makanan tertunda yang tidak mengancam jiwa, seperti alergi terhadap susu, kedelai, atau alergen lainnya. Ciri alergi makanan pada anak biasanya berbeda dengan alergi lainnya.

Berikut ini ciri-ciri alergi makanan pada bayi yang tertunda:

  • Kolik atau rewel
  • Bercak darah pada feses bayi
  • Eksim berat yang tidak hilang
  • Pertumbuhan yang buruk

Reaksi alergi tertunda seringkali sulit didiagnosis dengan tes alergi, sehingga penting untuk membawa bayi atau anak ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Ciri-Ciri Alergi Makanan yang Parah pada Bayi

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang berat dan merupakan kondisi darurat medis. Jika memperhatikan gejala reaksi anafilaksis pada bayi atau anak Anda, segera hubungi dokter untuk penanganan yang tepat.

Berikut ini gejala anafilaksis pada bayi yang perlu diwaspadai:

  • Kesulitan bernapas, sesak napas, atau mengi
  • Tenggorokan menutup
  • Suara serak atau kesulitan berbicara
  • Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan
  • Kulit dingin, lembap, atau kebiruan
  • Merasa pingsan, pusing, atau bingung
  • Detak jantung cepat dan lemah
  • Mual, muntah, atau diare
  • Bingung dan linglung
  • Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba
  • Hilang kesadaran

Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Bayi

Tindakan yang harus dilakukan tergantung pada tingkat keparahan reaksi alergi. Orang tua harus bertindak cepat, terutama jika ini merupakan reaksi alergi pertama kali.

Segera cari bantuan medis darurat jika bayi memiliki gejala berikut:

  • Sesak napas
  • Kesulitan menelan
  • Batuk
  • Nadi lemah

Perhatikan juga kombinasi gejala lainnya, seperti ruam atau pembengkakan dengan feses encer dan muntah.

Berikut ini langkah-langkah mengatasi alergi makanan pada bayi:

  • Epinefrin: Jika Anda pernah mengatasi reaksi alergi sebelumnya, dokter mungkin meresepkan EpiPen (alat penyuntik epinefrin otomatis) untuk reaksi alergi yang parah. Gunakan obat ini sesuai petunjuk.
  • Hubungi ambulans: Setelah memberikan epinefrin, segera hubungi ambulans atau pergi ke unit gawat darurat (UGD).
  • CPR: Jika menunggu ambulans, siapkan diri untuk memberikan bantuan napas melalui CPR jika bayi berhenti bernapas.
  • Setelah petugas medis tiba, beri tahu mereka bahwa bayi telah diberi epinefrin.
  • Pantau kondisi bayi: Jika bayi mengalami reaksi alergi yang berat, penting untuk memantau kondisinya selama 6 hingga 8 jam setelah perawatan. Ada risiko anafilaksis berulang dalam 8 jam setelah reaksi awal, terjadi pada 20 persen kasus.
  • Hubungi dokter: Jika bayi mengalami reaksi alergi ringan, hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat.

Dokter dapat memberikan langkah-langkah tambahan atau melakukan tes alergi untuk menemukan alergen lain yang harus dihindari.

Referensi

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Food Allergies in Children. https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions—pediatrics/f/food-allergies-in-children.html (Diakses pada 12 November 2021)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Food Allergies in Children. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-allergies-in-children
  3. Anonim. Tanpa Tahun. Food allergies in babies. https://www.babycentre.co.uk/a555826/food-allergies-in-babies. (Diakses pada 12 November 2021)
  4. Marcin, Ashley. 2021. What to Do If Your Baby Has an Allergic Reaction to Food. https://www.healthline.com/health/baby/baby-allergic-reaction-to-food (Diakses pada 12 November 2021)

About The Author

Bukan Hanya Lentik, Ini Fungsi Penting Bulu Mata Anda!

Manfaat Bawang Dayak: Menurunkan Tekanan Darah dan Kolesterol