Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alergi Bulu Kucing Berbahaya? Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Myles Bannister

Apa Itu Alergi Bulu Kucing?

Alergi bulu kucing adalah kondisi di mana tubuh mengalami reaksi alergi akibat terpapar bulu kucing yang mengandung alergen. Ini terjadi pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya sensitif terhadap benda asing, termasuk bulu kucing.

Jika penderita alergi kucing terpapar atau menghirup bulu kucing yang bertebaran di karpet, kasur, atau perabotan rumah, sistem imun menganggap bulu tersebut sebagai ancaman dan memproduksi antibodi untuk melawannya.

Penyebab Alergi Bulu Kucing

Istilah “alergi bulu kucing” sebenarnya tidak sepenuhnya berhubungan dengan bulunya. Penyebab sebenarnya adalah kontak dengan sel kulit mati (dander), air liur, dan urin yang terkontaminasi bakteri dan virus pada bulu kucing.

Saat tubuh kucing melepaskan sel kulit mati atau menjilati tubuhnya dengan air liur, bakteri dan virus pada kulit mati dan air liur tersebut akan menempel pada bulu kucing. Ketika Anda menyentuh bulu kucing atau tanpa sadar menghirupnya, bakteri atau virus tersebut masuk ke dalam tubuh.

Sistem imun mendeteksi bahaya ini dan memproduksi zat antibodi untuk melawannya, menyebabkan reaksi alergi bulu kucing. Reaksi alergi bisa terjadi segera setelah kontak dengan kucing atau dalam beberapa jam setelahnya.

Gejala dan Ciri-Ciri Alergi Bulu Kucing

Alergi bulu kucing umumnya ditandai dengan gejala yang mirip dengan alergi lainnya. Gejalanya bisa ringan dan berlangsung sebentar, namun ada juga yang serius dan memerlukan penanganan medis cepat.

Berikut adalah gejala atau ciri-ciri alergi bulu kucing yang perlu diperhatikan.

1. Bersin

Salah satu ciri alergi bulu kucing adalah hidung bersin. Gejala ini seringkali dianggap sebagai reaksi alergi debu. Jadi, jika Anda memiliki kucing peliharaan dan sering bersin, kemungkinan Anda mengidap alergi bulu kucing.

2. Gatal

Gejala alergi bulu kucing juga ditandai dengan gatal pada mata dan kulit. Reaksi alergi ini bisa terjadi segera setelah menyentuh bulu kucing atau beberapa jam setelahnya, tergantung pada respons sistem imun individu.

3. Bengkak

Pembengkakan pada mata juga bisa menjadi gejala alergi bulu kucing. Mata juga bisa berair. Pembengkakan pada mata bisa terjadi beberapa menit setelah terpapar bulu kucing atau beberapa jam hingga hari kemudian.

4. Peradangan

Radang pada sinus juga merupakan tanda bahwa Anda mengidap alergi bulu kucing. Gejala ini serius dan perlu diperiksa oleh dokter.

5. Sesak Napas

Alergi kucing juga dapat menyebabkan syok anafilaksis, sebuah kondisi yang serius dan dapat membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Syok anafilaksis akibat alergi kucing umumnya disertai dengan sesak napas.

Jika mengalami sesak napas, segera hubungi dokter dan jauhkan diri dari kucing.

Diagnosis Alergi Bulu Kucing

Untuk memastikan apakah Anda terindikasi mengalami alergi bulu kucing, dokter akan melakukan diagnosis melalui langkah-langkah berikut:

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang keluhan yang Anda alami, riwayat alergi Anda dan keluarga, riwayat obat-obatan, dan seberapa sering Anda berinteraksi dengan kucing peliharaan. Langkah ini penting sebelum dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah wawancara, dokter akan memeriksa fisik Anda untuk melihat gejala atau ciri-ciri alergi bulu kucing yang umum, seperti bengkak dan berairnya mata, gatal pada kulit, dan bersin.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang digunakan untuk memastikan diagnosis alergi bulu kucing. Pemeriksaan ini meliputi tes tusuk jarum, tes tempel plester, dan tes darah.

Tes Tusuk Jarum (Skin Prick Test)

Dalam tes ini, dokter akan menyuntikkan ekstrak alergen ke kulit pasien. Setelah 15 menit, reaksi kulit seperti ruam dan gatal menunjukkan bahwa pasien positif mengidap alergi kucing.

Tes Tempel Plester (Patch Test)

Pada tes ini, dokter akan meletakkan plester khusus dengan ekstrak alergen pada kulit pasien selama 48 jam. Setelah itu, plester akan dibuka dan kulit yang mengalami reaksi seperti ruam atau gatal menandakan bahwa pasien positif alergi kucing.

IgE Total

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk menganalisis adanya potensi reaksi alergi terhadap kucing.

Pengobatan Alergi Bulu Kucing

Jika Anda mengalami gejala alergi bulu kucing, penggunaan antihistamin merupakan langkah efektif untuk meredakan reaksi alergi. Antihistamin berfungsi menghambat pelepasan histamin yang menjadi pemicu reaksi alergi.

Antihistamin terbagi menjadi generasi pertama (clemastine, chlorphenamine, ketotifen, alimemazine, hydroxyzine) dan generasi kedua (loratadine, cetirizine, fexofenadine).

Untuk pembengkakan, dokter akan meresepkan kortikosteroid. Sementara itu, suntikan adrenalin diperlukan untuk mengatasi syok anafilaksis.

Pencegahan Alergi Bulu Kucing

Anda dapat mencegah alergi bulu kucing dengan menjauhi kucing. Jika Anda memiliki kucing peliharaan, sebaiknya jangan biarkan masuk ke dalam rumah. Selain itu, bersihkan rumah secara teratur, terutama perabotan seperti karpet dan kasur, dengan menggunakan vacuum cleaner.

About The Author

Viral Exanthem: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

5 Efek Tembakau Gorila yang Berbahaya bagi Kesehatan (Fisik dan Mental)