Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Akrosianosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Myles Bannister

Akrosianosis adalah kondisi yang menyebabkan ujung jari tangan dan kaki membiru. Ini terjadi akibat penyempitan pembuluh darah kecil yang membawa oksigen dan nutrisi ke ujung jari atau kaki.

Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Pada bayi baru lahir, sering kali terjadi beberapa jam pertama setelah kelahiran.

Akrosianosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Akrosianosis primer terjadi setelah terpapar suhu dingin dan stres emosional. Ini kondisi yang dianggap tidak berbahaya. Sedangkan akrosianosis sekunder terjadi akibat berbagai penyakit yang mendasari, termasuk gangguan makan, penyakit kejiwaan, dan kanker.

Gejala akrosianosis biasanya terjadi pada tangan dan kaki, tetapi juga dapat melibatkan bagian tubuh lain seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, hidung, telinga, bibir, dan puting payudara. Gejalanya termasuk ujung jari tangan atau kaki berwarna kebiruan, tangan dan kaki terasa dingin, lembap, berkeringat, suhu kulit lebih rendah, aliran darah melambat, pembengkakan pada tangan dan kaki, dan denyut nadi yang normal.

Akrosianosis biasanya tidak memerlukan perawatan medis. Namun, jika tangan dan kaki membiru akibat paparan dingin dalam waktu lama, terutama pada anak-anak dan orang dengan kesehatan umum yang buruk, segera konsultasikan ke dokter. Penyebab akrosianosis bergantung pada jenisnya. Akrosianosis primer terjadi karena penyempitan pembuluh darah kecil akibat suhu dingin, tinggal di dataran tinggi, atau cacat genetik. Sedangkan akrosianosis sekunder dapat disebabkan oleh sindrom Raynaud, anoreksia, obat-obatan tertentu, infeksi virus, atau penyakit kanker.

Diagnosis akrosianosis didasarkan pada riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Tes lain mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan gejala yang serupa. Perawatan untuk akrosianosis primer biasanya melibatkan menjaga kehangatan tubuh, sedangkan untuk akrosianosis sekunder tergantung pada penyakit yang mendasarinya.

Sebagian besar kasus akrosianosis merupakan kondisi ringan tanpa komplikasi serius. Namun, pada kasus akrosianosis sekunder dengan penyakit yang mendasarinya, dapat terjadi komplikasi yang lebih serius.

Referensi:

  1. Anonim. 2015. Acrocyanosis. http://www.pcds.org.uk/clinical-guidance/acrocyanosis. (Diakses pada 6 Agustus 2020)
  2. Barhum, Lana. 2020. An Overview of Acrocyanosis. https://www.verywellhealth.com/acrocyanosis-overview-4582606. (Diakses pada 6 Agustus 2020)
  3. Hecht, Marjorie. 2018. What Is Acrocyanosis?. https://www.healthline.com/health/acrocyanosis. (Diakses pada 6 Agustus 2020)
  4. Law, Gemma. 2015. Acrocyanosis. https://dermnetnz.org/topics/acrocyanosis/. (Diakses pada 6 Agustus 2020)

About The Author

Bund, Mengenal 8 Tipe Belajar Anak yang Berbeda

8 Manfaat Kopi Hijau dan Efek Sampingnya