Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Acrophobia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Myles Bannister

Acrophobia atau fobia ketinggian adalah fobia umum yang dialami beberapa orang. Orang yang takut ketinggian akan merasakan kecemasan yang berlebihan saat berada di tempat tinggi. Bahkan, kecemasan dapat muncul saat menyeberangi jembatan, melihat foto gunung, atau lembah.

Penyebab Acrophobia

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan acrophobia. Fobia ketinggian dapat terjadi secara alami atau berkembang seiring berjalannya waktu. Berikut beberapa penyebab acrophobia:

  • Pernah jatuh dari tempat tinggi seperti tangga atau bangunan saat masih kecil. Jatuh akan menyebabkan luka fisik dan psikis. Sebagai akibatnya, seseorang akan takut ketinggian secara berlebihan karena takut mengalami kejadian jatuh lagi.
  • Menyaksikan seseorang jatuh dari tempat tinggi. Pengalaman ini akan membuat seseorang merasa tidak nyaman dengan ketinggian. Bahkan, orang tersebut akan merasa bahwa ketinggian dapat menyebabkan orang terjatuh. Ketakutan ini dapat muncul ketika melihat langsung atau melalui video.
  • Pengalaman buruk dengan tempat tinggi, yang tidak selalu berhubungan dengan jatuh. Hampir jatuh atau mengalami trauma di tempat tinggi juga dapat menyebabkan acrophobia.
  • Terjadi secara alami. Kondisi takut terhadap ketinggian dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Misalnya, Anda menghindari atau takut dengan ketinggian. Kondisi ini akan terbentuk dengan sendirinya.
  • Menyaksikan orang terdekat mengalami rasa takut dan merasa takut sendiri. Hal ini dapat terbentuk sejak kecil tanpa disadari.

Setelah mengetahui beberapa penyebab acrophobia seperti di atas, beberapa kondisi yang terkait dengan fobia ketinggian adalah:

1. Vertigo

Vertigo adalah kondisi medis yang menyebabkan sensasi seperti berputar. Sementara illyngophobia adalah fobia yang membuat seseorang takut akan mengalami gejala vertigo. Meskipun tidak sama, acrophobia dapat menyebabkan perasaan yang serupa.

Periksakan kondisi Anda ke dokter jika Anda mengalami vertigo. Tes medis akan mencakup pemeriksaan darah, CT scan, dan magnetic resonance imaging (MRI) untuk menyingkirkan berbagai kondisi neurologis.

2. Bathmophobia

Bathmophobia adalah ketakutan terhadap lereng atau tangga, dan terkadang terkait dengan acrophobia. Penderita bathmophobia mungkin merasa panik saat melihat lereng yang curam, bahkan jika mereka tidak akan memanjatnya.

Meskipun banyak orang dengan bathmophobia juga memiliki acrophobia, kebanyakan penderita fobia ketinggian tidak memiliki bathmophobia.

3. Climacophobia

Jika Anda menderita climacophobia, Anda mungkin tidak takut melihat tangga curam selama tetap aman di bawahnya. Namun, climacophobia dapat terjadi bersamaan dengan acrophobia.

4. Aerophobia

Aerophobia adalah ketakutan terbang. Tingkat keparahan setiap individu berbeda-beda, ada yang takut hanya saat melihat bandara dan pesawat terbang, atau mungkin hanya merasa takut saat berada dalam pesawat terbang. Aerophobia kadang-kadang dapat terjadi bersamaan dengan acrophobia.

Gejala Acrophobia

Penderita acrophobia merasa tidak nyaman saat berada di tempat tinggi seperti puncak menara. Ketika melihat ke bawah, mereka dapat merasakan pusing atau pingsan. Namun, tidak semua orang mengalami kepanikan parah yang melibatkan berteriak dan ingin segera menjauh. Jika Anda tidak panik meskipun merasa mual dan tidak nyaman, berarti masih dalam batas normal.

Secara umum, tanda-tanda jelas acrophobia meliputi takut yang sangat besar terhadap tempat tinggi yang menyebabkan kepanikan. Seseorang dapat menangis dan tidak dapat berbuat apa pun lagi. Selain masalah ini, gejala acrophobia juga bisa dibagi menjadi gejala fisik dan psikologis.

Gejala Fisik Acrophobia

Tanda-tanda fisik acrophobia meliputi:

  • Mulai berkeringat dingin secara berlebihan. Pada saat yang sama, dada akan terasa sangat sakit dan tertekan. Detak jantung akan meningkat tajam ketika berada di tempat tinggi, apakah berdiri, duduk, atau hanya memikirkannya saja.
  • Merasakan sakit seluruh tubuh tanpa alasan yang jelas. Selain itu, kepala akan terasa berat terutama saat berada di tempat tinggi. Jika tidak segera ditangani, seseorang akan merasa tidak nyaman dan terus-menerus merasa sakit.
  • Mengalami getaran tubuh seperti mengalami kejang saat berada di tempat tinggi. Getaran akan mengganggu berjalan, mengambil barang, dan berbicara. Getaran akan hilang dengan sendirinya begitu tidak berada di tempat tinggi.
  • Mengalami pusing dan mual seperti akan terjatuh. Meskipun tidak jatuh, ketika melihat ke bawah dari tempat yang jauh dari tanah, tubuh akan merasa lemas dan seolah-olah akan terjatuh ke bawah.
  • Penderita acrophobia akan menghindari tempat tinggi dengan cara apa pun. Saat membeli rumah, mereka akan menghindari yang berlantai dua. Bahkan, hal-hal yang terhubung dengan tempat tinggi seperti tangga pun akan dihindari.

Gejala Psikologis Acrophobia

Beberapa tanda psikologis acrophobia meliputi:

  • Panik saat melihat sesuatu yang berhubungan dengan tempat tinggi. Selain takut dengan tangga, melihat menara yang tinggi juga dapat membuat penderita merasa gelisah.
  • Mengalami ketakutan besar akan terkunci atau terjebak di tempat yang sangat tinggi. Meskipun hanya membayangkannya, tubuh bisa melemas dan menangis.
  • Selalu mengalami kepanikan atau kekhawatiran yang berlebihan saat pergi ke tempat baru terutama yang berhubungan dengan tempat tinggi. Pergi ke mal dan naik eskalator atau lift dapat membuat penderita panik. Rumah dianggap sebagai tempat yang paling aman daripada keluar rumah.
  • Selalu khawatir akan berhadapan dengan tempat tinggi. Bahkan menonton film, membaca cerita, atau mengendarai kendaraan selalu dihantui kecemasan. Kekhawatiran berlebihan ini mengganggu kehidupan sosial dan produktivitas.

Diagnosis Acrophobia

Acrophobia harus didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog. Pastikan untuk melaporkan seluruh gejala yang Anda derita dan berapa lama Anda telah mengalaminya.

Secara umum, acrophobia didiagnosis jika Anda:

  • Selalu menghindari tempat tinggi.
  • Menghabiskan banyak waktu khawatir tentang bertemu tempat tinggi.
  • Takut terhadap tempat tinggi yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
  • Tubuh langsung bereaksi dengan ketakutan dan kecemasan saat menghadapi tempat tinggi.
  • Mengalami gejala ini selama lebih dari enam bulan.

Penanganan Acrophobia

Penanganan fobia ketinggian bisa dilakukan dengan menghindari pemicu. Jika ini tidak membahayakan kesehatan dan kehidupan sehari-hari, tidak perlu khawatir.

Berikut beberapa cara mengatasi fobia ketinggian:

Terapi Pemaparan

Terapi Kognitif Perilaku

Menggunakan Obat Tertentu

Menggunakan Virtual Reality (VR)

Secara keseluruhan, acrophobia berbeda dari fobia lain karena serangan panik yang cepat terjadi saat berada di tempat tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan tindakan yang tidak aman dan berpotensi membahayakan diri sendiri. Jika rutinitas sehari-hari Anda melibatkan tempat yang tinggi, Anda harus mencari penanganan untuk mengatasi fobia ketinggian.

Referensi

  1. Black, Rosemary. 2018. Acrophobia (The Fear of Heights): Are You Acrophobic?. https://www.psycom.net/acrophobia-fear-of-heights/. (Diakses pada 10 September 2019).
  2. Fritscher, Lisa. 2019. Symptoms, Causes, and Treatment of Acrophobia. https://www.verywellmind.com/acrophobia-fear-of-heights-2671677. (Diakses pada 10 September 2019).
  3. Raypole, Crystal. 2019. Understanding Acrophobia, or Fear of Heights. https://www.healthline.com/health/acrophobia-or-fear-of-heights-symptoms-causes-and-treatment. (Diakses pada 10 September 2019).

About The Author

Kandung Kemih: Anatomi, Fungsi, dan Risiko Penyakit

3 Variasi Resep Kacang Merah, Mulai dari Hidangan Utama hingga Penutup