Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Abses Otak: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Abses otak adalah penumpukan nanah dan sel mati di opak akibat infeksi atau cedera. Ketahui informasi selengkapnya tentang definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Apa Itu Abses Otak?

Abses otak adalah pembengkakan yang berisi nanah dan sel mati yang terbentuk di otak akibat infeksi. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus yang masuk ke jaringan otak setelah infeksi atau cedera kepala yang parah.

Penyebab abses otak paling umum adalah infeksi jantung dan paru-paru. Namun, abses juga bisa dimulai dari infeksi telinga atau sinus, atau bahkan gigi yang mengalami abses.

Abses dapat memberikan tekanan yang berbahaya pada jaringan otak dan dapat menghambat aliran darah ke bagian otak. Jika mengalami masalah ini, seseorang harus segera mencari perawatan medis darurat.

Tanda dan Gejala Abses Otak

Tanda dan gejalanya sering kali berkembang cepat atau perlahan selama beberapa minggu, tetapi gejalanya juga bisa muncul secara tiba-tiba.

Berikut adalah beberapa gejala abses otak:

  • Sakit kepala, yang sering kali parah di satu bagian kepala dan tidak mereda dengan obat penghilang rasa sakit.
  • Perubahan kondisi mental seperti kebingungan atau mudah tersinggung.
  • Gangguan fungsi saraf seperti kelemahan otot, bicara yang terganggu, atau kelumpuhan di sebagian tubuh.
  • Demam tinggi.
  • Kejang.
  • Merasa sakit.
  • Leher kaku.
  • Muntah.
  • Perubahan penglihatan, termasuk penglihatan kabur, buram, dan ganda.
  • Peka atau sensitif terhadap cahaya.

Kapan harus ke Dokter?

Gejala apa pun yang menunjukkan gangguan pada otak dan sistem saraf harus diobati sebagai keadaan darurat medis. Jika gejala infeksi pada otak memburuk seperti suhu tinggi atau sakit, sebaiknya segera hubungi dokter.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala abses otak berikut, segera hubungi darurat medis:

  • Bicara yang terganggu.
  • Kelemahan otot atau kelumpuhan.
  • Kejang pada orang yang tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.

Penyebab Abses Otak

Abses otak adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit di beberapa bagian otak.

Ketika bakteri, jamur, atau parasit menginfeksi bagian otak, terjadi peradangan dan pembengkakan. Abses terdiri dari sel otak terinfeksi, sel darah putih aktif dan mati, serta organisme penyebab masalah.

Saat sel terakumulasi, dinding atau membran berkembang di sekitar abses. Kondisi ini dapat membantu mencegah infeksi dan mencegahnya menyebar ke jaringan sehat.

Jika abses membesar, ini dapat meningkatkan tekanan pada jaringan otak di sekitarnya. Tengkorak tidak fleksibel dan tidak dapat mengembang.

Tekanan dari abses dapat menyumbat pembuluh darah, menghambat pasokan oksigen ke otak, dan menyebabkan kerusakan pada jaringan otak yang sensitif.

Faktor Risiko Abses Otak

Hampir semua orang dapat mengalami abses, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi daripada yang lainnya. Beberapa penyakit, gangguan kesehatan, dan kondisi yang meningkatkan risiko meliputi:

  • Gangguan sistem kekebalan tubuh akibat HIV atau AIDS.
  • Kanker dan penyakit kronis lainnya.
  • Penyakit jantung bawaan.
  • Meningitis.
  • Infeksi sinus kronis atau telinga tengah.
  • Cedera kepala yang serius atau patah tulang tengkorak.
  • Obat imunosupresan seperti yang digunakan dalam kemoterapi.

Diagnosis Abses Otak

Untuk mendiagnosis abses otak, dokter akan memeriksa tanda dan gejala serta menanyakan riwayat medis dan kondisi kesehatan saat ini.

Dokter perlu mengetahui apakah pasien baru-baru ini mengalami infeksi atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala abses otak dapat mirip dengan penyakit dan kondisi lainnya, sehingga mungkin diperlukan waktu untuk memastikan diagnosis. Diagnosis akan lebih mudah jika dokter dapat menentukan dengan tepat kapan gejala dimulai dan bagaimana perkembangan kondisinya.

Beberapa tes yang dapat membantu mendiagnosis abses otak meliputi:

  • Tes darah. Tes untuk memeriksa kadar sel darah putih yang tinggi, yang dapat menunjukkan adanya infeksi.
  • Computed tomography scan (CT scan). Tes yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar detail dari tubuh, sehingga memudahkan dalam mendeteksi infeksi.
  • Magnetic resonance imaging (MRI). Tes ini menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detil dari tubuh.
  • Aspirasi yang dipandu CT. Proses pengambilan sampel nanah dengan menggunakan jarum yang dipandu oleh CT scan untuk dianalisis.

Pengobatan Abses Otak

Jika dokter mencurigai adanya abses, biasanya akan langsung meresepkan antibiotik spektrum luas karena abses dapat mengancam nyawa.

Jika tes mengungkapkan bahwa infeksi disebabkan oleh virus, bukan bakteri, dokter akan mengubah pengobatan sesuai dengan itu. Efektivitas pengobatan bergantung pada faktor-faktor berikut:

  • Ukuran abses.
  • Jumlah abses yang ada.
  • Penyebab abses.
  • Kondisi kesehatan secara umum.

Jika abses memiliki ukuran kurang dari 2,5 sentimeter, pasien mungkin hanya akan diberikan antibiotik intravena, antijamur, atau antivirus. Namun, dokter mungkin akan mengeringkan abses yang lebih kecil untuk menentukan antibiotik mana yang terbaik.

Jika abses memiliki ukuran lebih dari 2,5 sentimeter, dokter dapat melakukan pengosongan, pengeringan, atau pembedahan. Sedangkan jika terdapat beberapa abses, pembedahan mungkin terlalu berisiko, sehingga dokter bedah akan menyarankan aspirasi.

Pasien juga memerlukan perawatan untuk infeksi primer, seperti infeksi paru-paru, perut, atau hidung.

Pilihan pengobatan termasuk operasi dan penggunaan obat-obatan.

1. Operasi

Pasien mungkin membutuhkan operasi jika mengalami kondisi-kondisi berikut:

  • Tekanan di otak terus meningkat.
  • Abses tidak merespons pengobatan.
  • Adanya gas dalam abses.
  • Risiko abses mengalami pecah.

Operasi yang disebut kraniotomi adalah prosedur di mana dokter bedah membuat lubang di tengkorak.

Langkah-langkah operasi ini meliputi:

  • Mencukur sedikit rambut di kulit kepala.
  • Membuat lubang kecil di tengkorak untuk mendapatkan akses ke otak.
  • Mengeluarkan abses atau nanah, mungkin dengan bantuan CT scan.
  • Menutup lubang dengan menempatkan tulang kembali dan menjahit kulit.

2. Obat-obatan

Pemberian kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka pendek dapat membantu jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan risiko komplikasi, seperti meningitis. Namun, dokter tidak akan secara rutin meresepkan obat kortikosteroid.

Dokter mungkin meresepkan antikonvulsan untuk mencegah kejang, dan orang yang pernah mengalami abses mungkin perlu mengonsumsi antikonvulsan selama 5 tahun.

Komplikasi Abses Otak

Secepat mungkin mengobati abses otak sangat penting. Jika tidak diobati, bisa terjadi komplikasi yang sangat serius, termasuk kematian.

Bahkan dengan pengobatan, beberapa pasien mungkin mengalami masalah neurologis jangka panjang, seperti kelemahan atau kesulitan bergerak.

Pencegahan Abses Otak

Abses otak adalah kondisi medis yang serius, oleh karena itu pencegahan sangat penting. Siapa pun dapat mengurangi risiko dengan memantau kondisi apa pun yang dapat menyebabkan abses. Segera hubungi dokter jika ada tanda-tanda pertama abses.

Jika Anda memiliki jenis kelainan jantung, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur perawatan gigi atau urologi. Dokter dapat meresepkan antibiotik yang harus digunakan sebelum prosedur ini. Hal ini akan mengurangi risiko infeksi yang dapat menyebar ke otak.

Referensi

  1. Anonim. 2019. Brain abscess. https://www.nhs.uk/conditions/brain-abscess/.
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Cerebral Abscess. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cerebral-abscess.
  3. Brazier, Yvette. 2018. Brain abscess: All you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/185619#treatment.
  4. Wint, Carmella. 2018. Brain Abscess. https://www.healthline.com/health/brain-abscess.

About The Author

Bolehkah Minum Air Dingin saat Radang Tenggorokan?

5 Tips Mengatasi Kecanduan Minum Kopi