Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Bayi Kuning: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Kondisi bayi kuning pada dasarnya sangat umum terjadi di awal kelahiran. Namun, kondisi ini juga perlu diwaspadai karena dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius. Pelajari lebih lanjut melalui artikel berikut ini!

Apa Itu Bayi Kuning?

Penyakit kuning pada bayi adalah kondisi di mana terjadi perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang baru lahir. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning kecokelatan yang ada dalam darah.

Kondisi bayi kuning atau ikterus adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kandungan 38 minggu atau pada bayi yang kekurangan ASI atau susu formula.

Kadar bilirubin tinggi biasanya tidak berbahaya, tapi dalam beberapa kasus kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan komplikasi.

Gejala Bayi Kuning

Bayi yang terkena penyakit kuning dapat menunjukkan gejala seperti:

  • Kulit menguning. Dimulai dari wajah, lalu dada, perut, hingga kaki
  • Bagian putih mata menguning
  • Feses berwarna pucat, padahal seharusnya berwarna kuning menuju orange
  • Urine berwarna kuning pekat atau hitam

Umumnya gejala di atas muncul pada hari kedua hingga keempat setelah bayi lahir. Anda dapat memeriksa adanya penyakit kuning dengan menekan lembut pada dahi atau hidung bayi.

Apabila bagian yang ditekan terlihat kuning, maka dapat dikatakan bahwa bayi Anda memiliki penyakit kuning ringan (ikterus neonatorum). Jika bagian yang ditekan terlihat terang dari warna normal, maka bayi Anda tidak memiliki penyakit kuning.

Di samping itu, bayi yang memiliki kadar bilirubin tinggi dalam darah biasanya akan menunjukkan gejala seperti:

  • Bermasalah saat menyusui (isapannya lebih lamban)
  • Bayi terlihat gelisah dan mudah rewel
  • Menangis dengan nada yang tinggi

Kapan Harus ke Dokter?

Sebelum bayi diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit, biasanya akan dilakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan penyakit kuning. Saat berada di rumah sakit, bayi juga disarankan untuk diperiksa setiap 8 hingga 12 jam sekali untuk melihat adanya tanda penyakit kuning.

Apabila bayi dipulangkan dari rumah sakit lebih awal dari 72 jam setelah kelahiran, disarankan untuk membuat janji pemeriksaan rutin dua hari setelah kepulangan. Namun, jika muncul gejala yang menunjukkan adanya komplikasi, Anda harus segera berkonsultasi ke dokter.

Ciri-ciri penyakit kuning parah yang dapat mengindikasikan komplikasi meliputi:

  • Kulit bayi semakin bertambah kuning dari hari ke hari
  • Kulit di perut, lengan, dan kaki bayi terlihat kuning
  • Bagian putih mata bayi terlihat kuning
  • Bayi tampak lesu, sakit, atau sulit dibangunkan
  • Tidak mengalami kenaikan berat badan atau kesulitan menyusu
  • Bayi membuat tangisan bernada tinggi
  • Tidak mengalami tanda atau gejala lain yang mengkhawatirkan

Penyebab Bayi Kuning

Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin dilepaskan dari kerusakan sel darah merah yang merupakan bagian dari siklus hidup sel darah merah.

Ketika bayi baru lahir, bayi dapat memproduksi bilirubin lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat pada awal kelahiran.

Bilirubin akan disaring oleh hati dari aliran darah, kemudian dilepaskan ke saluran usus. Bayi yang baru lahir memiliki hati yang belum dapat bekerja maksimal, sehingga tidak dapat menyaring bilirubin cukup cepat. Hal ini memicu kelebihan bilirubin.

Kondisi ini disebut dengan penyakit kuning fisiologis dan merupakan hal yang sangat wajar pada usia 2 atau 3 hari.

Selain penyakit kuning fisiologis, penyakit kuning juga dapat terjadi akibat kondisi lain seperti:

  • Pendarahan internal
  • Infeksi dalam darah atau sepsis
  • Infeksi virus atau bakteri
  • Ketidakcocokan antara darah ibu dan darah bayi
  • Kerusakan hati
  • Kekurangan enzim
  • Kelainan sel darah merah yang menyebabkan sel darah merah lebih cepat rusak

Faktor Risiko Bayi Kuning

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kuning pada bayi, antara lain:

1. Kelahiran Prematur

Bayi yang lahir prematur atau sebelum minggu ke-38 berisiko mengalami penyakit kuning karena belum memiliki kemampuan untuk menyaring darah dengan cepat seperti bayi yang lahir normal.

2. Memar Selama Kehamilan

Saat proses persalinan terjadi, bayi dapat mengalami memar yang dapat meningkatkan pasokan bilirubin ke dalam darah.

3. Bayi atau Ibu Kekurangan Gizi

Bayi yang lahir dari ibu yang kekurangan asupan gizi atau mengalami dehidrasi memiliki risiko lebih tinggi mengalami penumpukan bilirubin dan mengalami ikterus neonatorum.

Komplikasi Bayi Kuning

Kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan komplikasi pada bayi kuning. Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi:

1. Ensefalopati Bilirubin Akut

Kondisi ini terjadi ketika bilirubin pada darah bayi masuk ke area otak dan merusak sel-sel otak, sehingga menyebabkan ensefalopati. Bayi dapat mengalami gejala ensefalopati akut berupa demam, lesu, muntah, sulit dibangunkan, rewel, gelisah, serta kesulitan menyusu atau mengisap puting ibu.

2. Kernicterus

Jika ensefalopati akut yang terjadi pada bayi kuning tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak (kernicterus). Kernicterus dapat menyebabkan masalah pendengaran dan perkembangan gigi yang terhambat.

Diagnosis Bayi Kuning

Dokter dapat mendiagnosis ikterus berdasarkan pemeriksaan fisik bayi, namun terkadang diperlukan pemeriksaan lain untuk memastikan kondisi ini. Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah untuk memeriksa kadar bilirubin
  • Tes kulit menggunakan alat bilirubinometer transkutan
  • Tes darah atau urine jika dicurigai ada masalah medis lain

Pengobatan Bayi Kuning

Kasus ikterus ringan biasanya akan pulih dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Namun, ikterus yang sedang hingga berat membutuhkan penanganan medis untuk menurunkan kadar bilirubin menjadi normal.

Pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain:

1. Terapi Cahaya

Terapi cahaya (fototerapi) dilakukan dengan menempatkan bayi di bawah lampu khusus yang memancarkan cahaya biru-hijau. Cahaya ini dapat mengubah bentuk dan struktur bilirubin sehingga bilirubin dapat dikeluarkan melalui urin dan feses. Terapi ini biasanya dilengkapi dengan penggunaan popok dan pelindung mata untuk bayi.

2. Imunoglobulin Intravena

Imunoglobulin intravena (IVIg) adalah transfusi imunoglobulin yang dapat mengurangi kadar antibodi. Terapi ini dilakukan jika penyakit kuning disebabkan oleh perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi.

3. Transfusi Tukar

Pada kasus yang parah dan tidak merespons terapi lainnya, mungkin diperlukan transfusi tukar. Transfusi tukar melibatkan pengambilan sejumlah kecil darah dan penggantian dengan darah dari donor untuk menurunkan kadar bilirubin dan antibodi ibu.

Perawatan Bayi Kuning di Rumah

Jika kondisi ikterus tidak begitu parah, perawatan di rumah dapat membantu bayi pulih dengan cepat. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Memberi makan bayi dengan ASI lebih sering atau susu formula sesuai dengan anjuran dokter.
  • Jika ada kesulitan menyusui, kehilangan berat badan, atau dehidrasi, dokter mungkin akan menyarankan pemberian susu formula atau ASI perah sebagai tambahan.

Pencegahan Bayi Kuning

Tidak ada cara pasti untuk mencegah kondisi ini. Yang dapat dilakukan hanyalah memastikan bayi mendapatkan asupan ASI atau susu formula yang cukup. Pemeriksaan golongan darah rhesus pada ibu selama kehamilan juga dapat membantu mendeteksi adanya perbedaan golongan darah dengan bayi.

Nah, itulah pembahasan mengenai bayi kuning yang perlu Anda ketahui. Konsultasikan keadaan bayi Anda pada dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Referensi

About The Author

5 Manfaat Kesehatan Catur yang Dianggap Haram oleh UAS

Vaksin Biofarma: Manfaat, Dosis, Efikasi, Efek Samping, Harga Vaksin dll