Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Batu Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Batu kandung kemih terbentuk dari mineral dalam urine di kandung kemih. Ketahui lebih lanjut tentang definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Apa itu Batu Kandung Kemih?

Batu kandung kemih adalah gumpalan mineral dan protein yang membentuk kristal di dalam kandung kemih. Kandung kemih adalah sistem saluran kencing yang menampung urine.

Kristal terbentuk jika kandung kemih tidak dikosongkan sepenuhnya setelah buang air kecil, sehingga sisa urine dan mineral di dalamnya berubah menjadi kristal.

Batu kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi jika batu mengiritasi dinding atau menyumbat aliran urine, dapat menyebabkan nyeri dan kesulitan buang air kecil. Jika terjadi penyumbatan, batu harus dikeluarkan.

Tanda dan Gejala Batu Kandung Kemih

Pada awalnya, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi jika batu mengganggu dinding kandung kemih atau menghalangi urine keluar, dapat menyebabkan beberapa gejala.

Berikut adalah beberapa gejala batu kandung kemih:

  • Sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
  • Kencing berdarah (hematuria).
  • Sulit buang air kecil.
  • Inkontinensia urine, ketidakmampuan mengontrol buang air kecil.
  • Ketidaknyamanan atau nyeri pada penis pria.
  • Merasa ingin buang air kecil terus-menerus, terutama di malam hari.
  • Nyeri di perut bagian bawah.
  • Urine berwarna gelap atau lebih pekat.
  • Sering mengalami infeksi saluran kemih (ISK).

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksa ke dokter jika mengalami salah satu gejala batu kandung kemih yang telah dijelaskan di atas, terutama jika mengalami sakit perut yang berkelanjutan, buang air kecil lebih sering, atau kencing berdarah. Namun, gejala tersebut perlu diperiksa lebih lanjut untuk memastikan tidak ada kondisi lain yang menyebabkannya.

Penyebab Batu Kandung Kemih

Batu kandung kemih terbentuk ketika mineral dan protein dalam urine tidak sepenuhnya dikeluarkan dari kandung kemih setelah buang air kecil. Hal ini biasanya terjadi karena kondisi medis yang mengganggu pengosongan kandung kemih saat buang air kecil.

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab batu kandung kemih antara lain:

  • Kandung kemih neurogenik. Jika saraf yang menghubungkan kandung kemih dan sistem saraf rusak (misalnya, karena stroke atau cedera tulang belakang), kandung kemih mungkin tidak dapat dikosongkan sepenuhnya.
  • Pembesaran prostat. Pembesaran prostat dapat menekan uretra dan menghambat aliran urine, sehingga menyisakan urine di kandung kemih.
  • Batu ginjal. Batu ginjal bisa pindah ke ureter, dan jika ukurannya terlalu besar untuk dikeluarkan, akan tetap berada di kandung kemih dan menyumbat aliran urine.
  • Divertikula kandung kemih. Kantung dapat terbentuk di dalam kandung kemih. Jika kantung tumbuh besar, ini dapat menghambat aliran urine dan mencegah pengosongan kandung kemih secara penuh.
  • Peradangan kandung kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) atau terapi radiasi dapat menyebabkan peradangan kandung kemih. ISK adalah penyebab pembentukan batu yang umum.
  • Sistokel: Kondisi ini terjadi pada wanita ketika dinding kandung kemih melemah karena mengejan atau melahirkan, menyebabkan kandung kemih turun ke dalam vagina dan menghalangi aliran urine.
  • Alat medis. Gumpalan mineral dan protein di kandung kemih bisa terbentuk pada alat medis seperti kateter, yang digunakan untuk mengosongkan kandung kemih.
  • Pola makan. Kekurangan asupan cairan, pola makan tinggi lemak, gula, dan garam yang kurang vitamin A dan B dapat menyebabkan pembentukan batu. Kekurangan protein dalam makanan dan tingginya kadar kalsium dalam urine juga bisa mengakibatkan kondisi ini.

Faktor Risiko Batu Kandung Kemih

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko pembentukan mineral dan protein dalam kandung kemih, seperti:

  • Jenis kelamin. Risiko terkena penyakit ini lebih tinggi pada pria daripada wanita, terutama pria dengan masalah prostat.
  • Usia. Pria yang berusia 80 tahun memiliki risiko lebih tinggi, tetapi pria usia 30 tahun di negara maju juga bisa terkena. Anak-anak di negara berkembang juga rentan karena pola makan dan asupan cairan yang buruk.
  • Kelumpuhan. Orang dengan cedera tulang belakang yang parah dan kehilangan kontrol otot panggul tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Obstruksi outlet kandung kemih (bladder outlet obstruction). Ini adalah kondisi yang menghambat aliran urine dari kandung kemih. Beberapa penyebab umum obstruksi kandung kemih adalah pembesaran prostat.
  • Operasi augmentasi kandung kemih. Jenis operasi yang digunakan untuk mengobati inkontinensia urin pada wanita dapat menyebabkan pembentukan batu.

Diagnosis Batu Kandung Kemih

Jika ada kecurigaan pembentukan mineral dan protein dalam kandung kemih, dokter akan menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa kandung kemih pada bagian perut bawah.

Dokter mungkin akan merekomendasikan tes lain untuk memastikan batu kandung kemih dengan akurat. Tes ini termasuk:

  • Sistoskopi. Tes ini menggunakan endoskop untuk melihat gambar dalam kandung kemih dan mendeteksi keberadaan batu.
  • Pencitraan. Tes ini dapat membantu menemukan lokasi, ukuran batu, dan melihat adanya penyumbatan urine. Pencitraan bisa dilakukan dengan CT scan, sinar-X, atau ultrasonografi.
  • Tes urine. Tes ini melibatkan pengambilan sampel urine kecil untuk melihat apakah terdapat keabnormalan dan kemungkinan infeksi saluran kemih.

Pengobatan Batu Kandung Kemih

Jika ukuran batu kecil, pilihan pengobatan yang direkomendasikan adalah minum banyak air agar batu keluar dengan sendirinya. Namun, jika tidak mampu mengosongkan kandung kemih, ini tidak efektif.

Jika batu tidak keluar dengan sendirinya, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan batu kandung kemih seperti:

1. Pemecahan Batu Menjadi Beberapa Bagian

Ini adalah prosedur pengobatan yang disebut cystolitholapaxy. Dokter akan menggunakan endoskop dan alat seperti laser atau ultrasound untuk memecah batu menjadi bagian-bagian kecil dan mengeluarkannya. Prosedur ini dilakukan dalam kondisi terbatas.

2. Operasi

Jika ukuran batu terlalu besar untuk dipulihkan dengan cystolitholapaxy, operasi mungkin diperlukan untuk membuka kandung kemih dan mengeluarkannya. Prosedur ini melibatkan pembuatan sayatan di perut untuk mengakses kandung kemih.

Komplikasi

Meskipun batu kecil umumnya tidak menunjukkan gejala, jika tidak ditangani, bisa menyebabkan komplikasi, termasuk:

  • Disfungsi kandung kemih kronis. Condition ini dapat menyebabkan sering buang air kecil yang menyakitkan dan ketidaknyamanan. Terkadang, batu dapat menyumbat aliran urine sepenuhnya.
  • Infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi bakteri berulang pada saluran kemih bisa disebabkan oleh pembentukan batu. ISK adalah infeksi pada saluran kemih, termasuk ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Kebanyakan infeksi terjadi pada saluran kemih bagian bawah, seperti kandung kemih dan uretra.

Pencegahan Batu Kandung Kemih

Jika pernah mengalami kondisi ini, ada kemungkinan kambuh. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:

  • Minum cukup air setidaknya 2-3 liter per hari untuk mengurangi konsentrasi urine.
  • Mengosongkan kandung kemih secara teratur.
  • Tidak menunda atau menahan buang air kecil.
  • Jika tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya pada kali pertama, berkemih lagi setelah 10-20 detik. Prosedur ini disebut berkemih ganda dan membantu mengosongkan kandung kemih dengan lebih efisien.
  • Menghindari sembelit.
  • Mengobati pembesaran prostat untuk mencegah pembentukan divertikula.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Bladder stones. https://www.nhs.uk/conditions/bladder-stones/. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  2. Anonim. 2018. What Are Bladder Stones? https://www.webmd.com/kidney-stones/what-are-bladder-stones#1. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  3. Anonim. 2017. Bladder Stones (Bladder Calculi). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16312-bladder-stones-bladder-calculi. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  4. Anonim. 2019. Bladder stones. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bladder-stones/symptoms-causes/syc-20354339. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  5. Macon, Brindles L. 2018. Bladder Stones: Pain, Symptoms, Treatments, and More. https://www.healthline.com/health/bladder-stones. (Diakses pada 6 Oktober 2020)
  6. Newman, Tim. 2017. All about bladder stones. https://www.medicalnewstoday.com/articles/184998. (Diakses pada 6 Oktober 2020)

About The Author

“Bolehkan Ibu Hamil Melakukan Rontgen? Ini Aturannya”

Penyebab Libido Meningkat saat Cuaca Dingin