Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Awas, Ini 3 Jenis Keripik yang Tinggi Kalori & Lemak!

Myles Bannister

Kini, kita bisa memperoleh berbagai jenis keripik dengan beragam bahan baku pula, mulai dari keripik umbi-umbian, buah, sayur, hingga bahan makanan berprotein hewani.

Keripik sudah menjadi salah satu olahan dari bahan makanan yang renyah dan cocok sebagai camilan. Selain itu, keripik juga dibuat menjadi lebih awet dengan menghilangkan kandungan airnya.

Hal ini membuat banyak orang memilih keripik sebagai alternatif konsumsi bahan makanan dengan masa simpan lebih lama.
Namun, perlu diingat bahwa pemilihan keripik yang sehat sangat penting.

Jika tidak cermat dalam memilih keripik yang sehat, maka bisa mengakibatkan dampak negatif dari keripik yang tinggi lemak dan kalori.

Mengapa jenis keripik tertentu memiliki banyak kalori dan lemak?

Beberapa jenis keripik memiliki banyak kalori dan lemak, karena bahan bakunya dan metode pengolahannya.

Keripik berasal dari makanan berkarbohidrat dan lemak

Keripik terbuat dari makanan berkarbohidrat, serta keripik dari bahan makanan berprotein hewani yang mengandung lemak alami, memiliki kandungan kalori yang tinggi karena karbohidrat dan lemak merupakan zat gizi dengan energi tinggi.

Keripik digoreng dan ditambahkan tepung

Keripik yang digoreng membuat kandungan lemak dalam keripik menjadi lebih besar.

Jika keripik ditambahkan tepung terigu untuk melapisi bahan bakunya, penyerapan minyak saat menggoreng semakin besar dan asupan kalori dari keripik meningkat.

Apa saja jenis keripik yang banyak mengandung kalori dan lemak?

Berikut beberapa jenis keripik yang banyak mengandung kalori dan lemak, yang sebaiknya dikonsumsi dengan batas:

1. Keripik umbi-umbian atau olahan dari tepung terigu yang digoreng

Keripik dari umbi, seperti kentang, singkong, sukun, atau keripik dari tepung terigu dengan bahan tambahan, mengandung banyak karbohidrat.

Photo Source: Twitter/getukecomgl

Karbohidrat memiliki energi yang tinggi dan berperan sebagai penyuplai energi utama harian tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi keripik umbi-umbian yang digoreng dan ditambah tepung terigu, maksimal ½ – 1 porsi keripik.

2. Keripik dari makanan berprotein hewani

Makanan berprotein hewani mengandung banyak lemak, terutama lemak jenuh.
Oleh karena itu, batasi konsumsi keripik dengan bahan makanan berprotein hewani seperti kulit, ceker, usus, atau paru-paru. Apalagi keripik jenis ini umumnya dilapisi dengan tepung terigu saat digoreng.

Lemak merupakan zat gizi dengan simpanan energi tertinggi dan berfungsi sebagai penyimpan energi terbesar.

3. Keripik dalam kemasan dengan tambahan bahan tambahan pangan

Meskipun tidak selalu tinggi kalori, keripik dalam kemasan cenderung mengandung tinggi lemak. Hal ini wajar karena proses hidrogenasi dalam pembuatan keripik kemasan.
Proses tersebut dapat mengubah lemak menjadi padatan dan menyebabkan keripik kemasan mengandung lemak trans, juga banyak mengandung natrium yang perlu dibatasi asupannya.

Perlu diingat, lemak trans adalah jenis lemak berbahaya yang memiliki dampak lebih merugikan dibandingkan lemak jenuh.

Perlu diingat, lemak trans adalah jenis lemak berbahaya yang memiliki dampak lebih merugikan dibandingkan lemak jenuh.

About The Author

Batas Normal Tekanan Darah Berdasarkan Usia yang Perlu Anda Ketahui

Terpopuler! 8 Variasi Resep Puding yang Sehat dan Enak