Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Atresia Ani: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Atresia ani atau dikenal juga dengan sebutan imperforate anus adalah cacat pada lubang anus, rektum, dan saraf yang mengatur keluarnya kotoran dari tubuh. Ini adalah cacat bawaan yang terjadi pada awal kehamilan saat janin dalam masa pertumbuhan. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasinya.

Apa Itu Atresia Ani?

Atresia ani adalah cacat lahir yang membuat anus dan rektum tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini terjadi sekitar 1 dari 4.000 kelahiran dan dapat berkisar dari yang ringan hingga kompleks.

Kondisi yang membuat bayi mengeluarkan feses secara tidak normal ini adalah keadaan serius yang membutuhkan perawatan segera dan pembedahan.

Gejala Atresia Ani

Kondisi ini menyebabkan masalah bagaimana cara anak buang air besar. Pada banyak kasus, keadaan ini ditemukan sebelum bayi meninggalkan rumah sakit.

Tanda-tanda keadaan ini biasanya segera terlihat setelah lahir. Berikut tanda yang bisa Anda kenali:

  • Tidak ada lubang anus.
  • Posisi lubang anus yang tidak tepat, seperti terlalu dekat dengan vagina.
  • Tidak mengeluarkan feses dalam 24 sampai 48 jam pertama kehidupan.
  • Feses melewati tempat yang salah, seperti uretra, vagina, skrotum, atau pangkal penis.
  • Perut yang membengkak.
  • Munculnya saluran kecil antara ujung usus dan kulit di sekitar anus.

Sebagian besar bayi yang lahir dengan kondisi ini juga memiliki kelainan tambahan seperti cacat ginjal dan saluran kemih, kelainan tulang belakang, kecacatan trakea, cacat esofagus, cacat pada lengan dan kaki, sindrom Down, penyakit Hirschsprung, atresia duodenum, dan cacat jantung bawaan.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Penanganan medis dibutuhkan segera jika atresia ani tidak ditemukan saat melahirkan tetapi anak mengalami:

  • Feses keluar dari vagina.
  • Feses keluar bersama dengan urine.
  • Buang air kecil dari anus.
  • Menderita sembelit.

Bayi yang tidak bisa buang air besar adalah keadaan darurat medis, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab Atresia Ani

Pada dasarnya, kondisi ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti:

  • Rektum bisa berakhir di kantong yang tidak terhubung dengan usus besar.
  • Rektum mungkin memiliki bukaan ke struktur lain, termasuk uretra, kandung kemih, pangkal penis, skrotum, atau vagina.
  • Penyempitan pada anus atau justru tidak ada anus.

Anak perempuan lebih mungkin memiliki masalah yang disebut cloaca, kondisi di mana rektum, kandung kemih, dan vagina tidak terbentuk dengan benar. Keadaan ini membuat semua organ tersebut berbagi satu lubang, padahal setiap organ memiliki lubangnya sendiri.

Diagnosis Atresia Ani

Pemeriksaan fisik akan dilakukan saat bayi lahir, yaitu dengan memeriksa apakah anus anak sudah terbuka. Selain itu, beberapa pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan, antara lain:

  • Foto rontgen perut. Tes ini dapat menggambarkan kondisi jaringan internal, tulang, dan organ.
  • USG perut. Tes ini berguna untuk melihat organ dalam dan memeriksa aliran darah melalui pembuluh yang berbeda.
  • CT scan. Tes yang lebih rinci daripada rontgen ini dapat menggambarkan kondisi tulang, otot, lemak, dan organ.
  • MRI. Tes yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio ini berguna untuk menggambarkan detail organ dan struktur di dalam tubuh.
  • Barium enema. Tes ini dapat menggambarkan keadaan rektum, usus besar, dan bagian bawah usus kecil. Cairan barium akan dimasukkan ke dalam kolon melalui anus kemudian melapisi bagian dalam organ. Hasil rontgen akan menunjukkan area penyempitan, penyumbatan, dan masalah lainnya.
  • Barium swallow. Tes ini bertujuan untuk memeriksa keadaan sistem pencernaan bagian atas seperti kerongkongan, lambung, dan bagian pertama dari usus halus (duodenum). Tes ini mengharuskan Anda menelan barium. Cairan ini akan melapisi organ bagian dalam sehingga saat melakukan rontgen masalah pada organ pencernaan dapat terlihat.

Pengobatan Atresia Ani

Kondisi ini biasanya selalu membutuhkan pembedahan. Beberapa perawatan yang mungkin dilakukan, antara lain:

Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP)

Prosedur ini sering disebut anorektoplasti, yaitu memindahkan anus ke lokasi di dalam otot (sfingter anal) yang mengontrol usus. Operasi ini memungkinkan gas dan kotoran keluar dari tubuh. Prosedur ini bisa dilakukan segera setelah lahir atau di kemudian hari.

Jika memungkinkan, ahli bedah dapat menggunakan teknik bedah laparoskopi, ini berarti lebih sedikit rasa sakit, lebih sedikit kehilangan darah, dan penyembuhan lebih cepat.

Bedah Kolostomi

Sebelum menjalani PSARP, beberapa anak menjalani kolostomi. Prosedur pembedahan ini melibatkan pembuatan lubang (stoma) pada dinding perut dan mengeluarkan sebagian dari usus besar melalui lubang tersebut.

Prosedur ini menciptakan jalan bagi feses dan gas untuk melewati tubuh sampai PSARP dapat dilakukan. Dokter bedah juga membuat lubang kedua yang disebut mucous fistula, di mana hal ini membantu diagnosis sebelum PSARP. Dokter bedah akan menutup kolostomi beberapa bulan setelah PSARP.

Komplikasi Atresia Ani

Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada cara anak buang air besar. Beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:

  • Bagian anal yang sempit. Anak Anda mungkin kesulitan buang air besar. Hal ini menyebabkan sembelit dan mungkin nyeri ringan.
  • Membran di atas lubang anus. Keadaan ini membuat bayi mungkin tidak bisa buang air besar.
  • Rektum tidak terhubung dengan anus, akan tetapi terdapat fistula. Feses akan keluar dari tubuh bayi melalui fistula bukan melalui anus. Keadaan ini bisa meningkatkan risiko infeksi.
  • Rektum tidak terhubung ke anus dan tidak ada fistula. Feses tidak bisa keluar dari usus yang membuat bayi tidak bisa buang air besar.

Pencegahan Atresia Ani

Pada dasarnya tidak ada pencegahan yang bisa dilakukan. Akan tetapi, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini, sebaiknya melakukan konseling genetik sebelum merencanakan kehamilan.

Referensi

  1. Anonim. Imperforate anus. https://medlineplus.gov/ency/article/001147.htm. (Diakses pada 20 Oktober 2020).
  2. Anonim. Anorectal Malformations / Imperforate Anus. https://www.cincinnatichildrens.org/health/a/anorectal-malformations. (Diakses pada 20 Oktober 2020).
  3. Anonim. Anorectal Malformation in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=P01980. (Diakses pada 20 Oktober 2020).
  4. Pietrangelo, Ann. 2018. Imperforate Anus. https://www.healthline.com/health/imperforate-anus#outlook. (Diakses pada 20 Oktober 2020).

About The Author

10 Cara Membentuk Otot Bahu yang Efektif

Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan