Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

5 Bakteri Penyebab Diare yang Perlu Anda Waspadai

Myles Bannister

Diare adalah gangguan pencernaan yang membuat seseorang buang air besar lebih sering dengan feses yang encer. Salah satu penyebab kondisi ini adalah infeksi bakteri. Kenali bakteri penyebab diare dalam ulasan berikut!

Sejumlah Bakteri Penyebab Diare

Diare tergolong akut jika berlangsung kurang dari dua minggu, kronis jika berlangsung lebih dari satu bulan, dan persisten jika berlangsung selama 2 sampai 4 minggu.

Penyebab diare bervariasi, termasuk intoleransi laktosa, penggunaan obat-obatan tertentu, infeksi virus, dan infeksi bakteri.

Diare juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut adalah bakteri penyebab diare:

1. Escherichia coli atau E. coli

Bakteri Escherichia coli atau E. coli hidup di dalam usus manusia dan hewan. Beberapa jenis E. Coli bisa menyebabkan diare jika terkontaminasi makanan.

Untuk mencegah infeksi, pastikan mencuci bersih daging, buah, dan sayur sebelum dikonsumsi. Juga hindari susu atau jus yang tidak dipasteurisasi. Selain itu, hindari kontaminasi lewat kotoran manusia.

Infeksi E. coli biasanya sembuh dalam 5 hingga 10 hari tanpa pengobatan khusus.

2. Shigella

Shigella adalah bakteri penyebab diare yang bisa terkontaminasi makanan. Penularannya bisa melalui feses, air, makanan, atau kontak langsung dengan orang lain.

Wabah shigella terjadi akibat sanitasi yang buruk, makanan dan air yang terkontaminasi, serta lingkungan yang padat penduduk.

Gejala umumnya muncul sekitar 1 sampai 7 hari setelah terinfeksi. Jika feses berdarah, obat diare dan antibiotik akan direkomendasikan.

Mencegah infeksi shigella dapat dilakukan dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan.

3. Salmonella

Salmonella hidup di usus manusia dan hewan, dan menular melalui makanan terkontaminasi dan air.

Penularannya bisa melalui makanan seperti daging mentah, unggas, telur, susu yang tidak dipasteurisasi, dan produk olahannya.

Infeksi salmonella menyebabkan diare, demam, dan kram perut. Gejala biasanya muncul setelah 8 sampai 72 jam setelah terinfeksi.

Pada beberapa kasus, diare akibat infeksi salmonella bisa parah dan membutuhkan perawatan medis.

4. Campylobacter

Infeksi campylobacter bisa terjadi melalui makanan yang dikonsumsi, terutama unggas mentah atau setengah matang.

Bakteri ini juga dapat mengontaminasi air minum atau susu mentah, dan bisa menular melalui kotoran hewan yang terinfeksi.

Infeksi ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Masa pemulihan biasanya terjadi tanpa pengobatan khusus, tetapi pastikan mencukupi kebutuhan cairan saat diare.

Pada kondisi yang parah atau pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pengobatan antibiotik mungkin diperlukan.

Cara mencegah infeksi campylobacter adalah memasak unggas hingga matang, menggunakan peralatan makan terpisah untuk daging, dan menjaga kebersihan peralatan masak dan makan.

5. Yersinia

Yersinia adalah infeksi yang jarang terjadi, tetapi bisa menyebabkan diare jika terinfeksi.

Anak-anak lebih rentan terinfeksi oleh yersinia. Gejala bisa berlangsung selama 1 sampai 3 minggu, atau lebih lama, termasuk feses berdarah.

Infeksi yersinia bisa terjadi melalui makanan yang terkontaminasi, terutama daging babi mentah atau susu yang tidak dipasteurisasi. Penularan juga bisa dari hewan, air, dan transfusi darah.

Gejala biasanya akan hilang dengan sendirinya, tetapi pada kasus yang parah, pengobatan dengan antibiotik diperlukan.

Cegah diare dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengolah makanan dengan baik. Jika diare tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter.

About The Author

Manfaat Tea Tree Oil untuk Wajah, Tubuh, dan Rambut!

Manfaat dan Risiko Obat Kumur