Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Asbestosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang terjadi ketika serat asbes menyebabkan jaringan parut di paru-paru. Nama lain dari penyakit ini adalah fibrosis paru atau interstitial pneumonitis. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Asbestosis?

Asbestosis adalah gangguan pada paru-paru akibat paparan asbes dalam jangka waktu yang lama. Asbes baru bisa menimbulkan masalah kesehatan jika kondisinya rusak dan melepaskan debu halus yang mengandung serat asbes.

Seseorang bisa menderita penyakit ini apabila mendapatkan paparan serat asbes dalam waktu yang lama, biasanya selama bertahun-tahun sebelum didiagnosis dengan penyakit asbestosis.

Gejala Asbestosis

Pada banyak kasus, gejala tidak muncul sampai kira-kira 20 tahun setelah paparan asbes. Gejala yang umumnya sering dijumpai meliputi:

  • Sesak napas
  • Rasa terikat di dada
  • Batuk kering yang terus menerus
  • Nyeri dada
  • Hilangnya nafsu makan
  • Ujung jari yang menggembung atau clubbing finger
  • Bentuk kuku yang tidak normal atau deformitas kuku

Penyebab Asbestosis

Penyebab asbestosis adalah serat asbes yang tertinggal di paru-paru dan menyebabkan pembentukan jaringan parut. Jaringan ini menyebabkan sulit bernapas karena mencegah paru-paru berkontraksi dan berelaksasi dengan normal.

Serat asbes bisa tersangkut di dalam alveoli—kantong kecil di dalam paru-paru tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida—dan menyebabkan iritasi yang mengakibatkan paru-paru menjadi kaku dan sulit bernapas.

Selain itu, risiko terkena asbestosis dan penyakit lainnya juga lebih tinggi bagi mereka yang merokok.

Faktor Risiko Asbestosis

Orang-orang dengan risiko lebih tinggi terkena asbestosis antara lain:

  • Penambang asbes
  • Mekanik pesawat dan mobil
  • Pekerja kapal
  • Pekerja konstruksi bangunan
  • Pekerja kereta api

Perlu diketahui juga, risiko penyakit ini umumnya terkait dengan jumlah dan durasi paparan asbes. Semakin besar paparan, semakin besar risiko kerusakan paru-paru. Asbes juga bisa terbawa melalui pakaian dan mengkontaminasi orang lain, terutama mereka yang tinggal di dekat area tambang.

Diagnosis Asbestosis

Asbestosis sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit pernapasan lainnya. Beberapa diagnosis yang mungkin dilakukan adalah:

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melihat riwayat kesehatan, pekerjaan, dan risiko paparan asbes. Selama pemeriksaan fisik, dokter menggunakan stetoskop untuk mendengarkan kondisi paru-paru.

Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti rontgen dada dan computerized tomography (CT) scan mungkin diperlukan untuk membantu menentukan diagnosis.

Tes Fungsi Paru

Tes fungsi paru akan mengukur kapasitas paru-paru dan aliran udara masuk dan keluar. Dokter mungkin juga melakukan bronkoskopi atau thoracentesis untuk mendapatkan sampel cairan atau jaringan.

Komplikasi Asbestosis

Asbestosis dapat menyebabkan penyakit kronis lain seperti mesothelioma, kanker yang terbentuk pada selaput pembungkus organ tubuh. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan efusi pleura juga bisa terjadi sebagai komplikasi asbestosis.

Jika Anda menderita asbestosis, Anda berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, terutama jika Anda merokok atau memiliki riwayat merokok.

Pengobatan Asbestosis

Tidak ada pengobatan untuk menghilangkan serat asbes dari alveoli. Perawatan asbestosis bertujuan untuk memperlambat perkembangan penyakit, menghilangkan gejala, dan mencegah komplikasi. Perawatan rutin seperti rontgen dada, CT scan, dan tes fungsi paru-paru diperlukan tergantung pada tingkat keparahan kondisi.

Penggunaan oksigen tambahan dan program rehabilitasi paru dapat membantu mengatasi kesulitan bernapas akibat asbestosis. Dalam kasus yang parah, transplantasi paru-paru mungkin diperlukan.

Pencegahan Asbestosis

Mengurangi paparan asbes adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit ini. Pastikan kondisi asbes tetap terjaga dengan baik untuk menghindari paparan serat asbes yang bisa Anda hirup.

Referensi

About The Author

6 Tips Memilih Sunscreen yang Aman untuk Kulit Anak