Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Obesitas pada Bayi: Ciri-Ciri, Penyebab, Komplikasi, dll

Myles Bannister

Obesitas pada bayi bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes, sama seperti pada orang dewasa. Yuk, cari tahu lebih detail tentang ciri-ciri, penyebab, pencegahan, dan komplikasinya!

Obesitas pada Bayi

Bayi baru lahir tumbuh sangat cepat, terutama pada tahun pertama. Berat badan bayi baru lahir berbeda-beda tergantung jenis kelaminnya, yaitu:

  • Bayi laki-laki yang lahir cukup bulan beratnya sekitar 3,3 kilogram.
  • Rata-rata berat badan bayi perempuan saat lahir adalah 3,2 kilogram.

Namun, ada bayi yang lahir dengan berat badan di bawah atau di atas rata-rata tersebut.

Bayi dengan berat badan normal memiliki kisaran berikut:

  • Bayi usia di bawah 3 bulan: 4,2 – 6,4 kg.
  • Bayi usia 4-6 bulan: 6,4 – 7,9 kg.
  • Bayi usia 7-9 bulan: 7,6 – 8,9 kg.
  • Bayi usia 10-12 bulan: 8,5 – 9,6 kg.

Lalu, berat badan bayi yang baru lahir dapat dikategorikan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas?

Bayi yang baru lahir dengan berat badan di atas 4 kilogram dapat dianggap mengalami obesitas. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mewaspadai kelebihan berat badan pada bayi agar dapat mengurangi risiko masalah kesehatan.

Pada dasarnya, bayi dapat menggandakan berat badannya dalam waktu kurang dari 6 bulan dan tiga kali lipat pada usia 1 tahun.

Setiap bayi membutuhkan banyak lemak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Oleh karena itu, bayi sering terlihat selalu ingin makan.

Bayi dapat menyimpan lemak di bawah kulitnya karena tubuh dan otaknya sedang berkembang dan membutuhkan energi secara cepat. Bayi mungkin memiliki lipatan tubuh atau pipi yang besar dan lembut. Tidak perlu khawatir, ini adalah hal yang normal dan sehat bagi bayi.

Ciri-Ciri Obesitas pada Bayi

Bayi yang mengalami kelebihan lemak dapat dikenali melalui perubahan fisik dan perilaku berikut:

  • Kenaikan berat badan yang cepat. Ciri yang paling mudah dikenali adalah berat badan bayi yang naik sangat cepat dibandingkan bayi seusianya. Anda dapat melihatnya melalui grafik pertumbuhan berat badan bayi yang meningkat tajam.
  • Adanya lipatan di tubuh bayi. Bayi yang mengalami obesitas umumnya memiliki lipatan di leher, tangan, perut, dan pinggangnya.
  • Perubahan bentuk tubuh bayi. Pada bayi laki-laki, obesitas dapat membuat payudara terlihat lebih besar, alat kelamin tersembunyi di dalam lemak, serta kaki bengkok membentuk huruf O.
  • Kualitas tidur buruk. Bayi dengan obesitas pada usia 0-6 bulan mungkin sering terbangun di malam hari. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan bayi dan menyebabkan kenaikan berat badan yang tinggi karena biasanya mereka diberi makan saat bangun dan menangis.
  • Malas bergerak. Kelebihan berat badan membuat bayi malas untuk bergerak. Mereka juga lebih mudah merasa lelah. Akibatnya, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan yang lebih tinggi pada bayi.

Penyebab Obesitas pada Bayi

Berat badan bayi bisa dipengaruhi oleh ibu saat hamil. Ibu hamil dengan kelebihan berat badan, obesitas, merokok, atau diabetes gestasional memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lebih tinggi atau berpotensi kelebihan berat badan di kemudian hari.

Beberapa penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui operasi Caesar yang direncanakan mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kelebihan berat badan. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh perbedaan bakteri usus bayi yang lahir melalui proses operasi Caesar dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal. Namun, operasi Caesar bukanlah satu-satunya penyebab obesitas pada bayi.

Apakah bayi diberi ASI atau susu formula juga dapat mempengaruhi berat badan bayi. Bayi yang hanya diberi ASI cenderung naik berat badannya lebih lambat daripada bayi yang diberi susu formula. Oleh karena itu, anggapan bahwa bayi yang diberi ASI obesitas adalah tidak benar.

Penelitian pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa memberi susu formula dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang lebih tinggi, antara lain:

  • Ketersediaan susu formula yang lebih mudah membuat ibu cenderung memberikan susu formula secara berlebihan kepada bayi.
  • Orangtua atau pengasuh mungkin terus memberikan susu meskipun bayi sudah kenyang.
  • Orangtua atau pengasuh mungkin menambahkan sereal atau susu formula lebih dari yang dianjurkan.
  • Botol susu formula yang besar dapat menyebabkan pemberian makan berlebihan dan peningkatan berat badan.
  • Orangtua atau pengasuh mungkin memberikan botol susu formula untuk menenangkan atau memulai tidur bayi.
  • Kadang-kadang orangtua atau pengasuh menggunakan jadwal ketat pemberian susu botol tanpa memperhatikan tanda lapar bayi.

Ada juga faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan bayi obesitas, antara lain:

  • Pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi.
  • Pemberian makanan cepat saji atau makanan olahan pada bayi.
  • Pemberian jus buah atau minuman manis pada bayi.
  • Kurang tidur.
  • Terlalu sering menonton televisi atau video.
  • Pemberian banyak camilan di antara waktu makan.
  • Jenis makanan ringan dan padat yang diberikan pada bayi.

Bahaya Obesitas pada Bayi

Obesitas pada bayi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan fisik, di antaranya:

Diabetes tipe 2

Kondisi kronis ini dapat mempengaruhi cara tubuh bayi menggunakan glukosa. Obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi (hipertensi)

Pola makan yang buruk dapat menyebabkan bayi mengalami salah satu atau kedua kondisi ini. Faktor-faktor ini menyebabkan penumpukan plak dalam arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan arteri dan peningkatan risiko serangan jantung atau stroke di kemudian hari.

Nyeri pada sendi

Berat badan berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada pinggul dan lutut. Obesitas pada bayi dapat menyebabkan nyeri dan kadang-kadang cedera pada pinggul, lutut, dan punggung.

Gangguan pernapasan

Asma adalah masalah pernapasan yang lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang kelebihan berat badan. Bayi juga berisiko mengalami obstruksi tidur tidur (obstructive sleep apnea), yaitu gangguan serius di mana pernapasan bayi berhenti dan berulang saat tidur.

Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD)

Penyakit ini menyebabkan timbunan lemak di hati tanpa menunjukkan gejala yang nyata. NAFLD dapat menyebabkan jaringan parut dan kerusakan hati.

Cara Mencegah Obesitas pada Bayi

Kebutuhan kandungan lemak dan kalori dalam tubuh bayi dan anak masih harus diperhatikan. Misalnya, berat badan yang berlebih dapat menghalangi perkembangan fisik dan mental bayi, seperti merangkak dan berjalan.

Meskipun bayi yang berbadan besar mungkin tidak mengalami kelebihan berat badan saat dewasa, bayi yang mengalami obesitas seringkali tetap mengalaminya hingga dewasa.

Berikut ini adalah cara menjaga berat badan bayi tetap sehat untuk mencegah obesitas:

Mengontrol kenaikan berat badan selama kehamilan

Kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan berat badan bayi saat lahir. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi berat badan bayi saat lahir, semakin tinggi risiko obesitas saat anak-anak.

Menyusui

Bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko obesitas pada bayi dan anak-anak.

Meminimalkan minuman manis

Jus bukanlah bagian penting dari pola makan bayi. Ketika memperkenalkan makanan padat, lebih baik memberikan buah dan sayuran utuh yang kaya gizi.

Berusaha melacak kebutuhan bayi

Jangan langsung memberikan ASI atau susu formula ketika bayi menangis. Terkadang, posisi menggendong, lingkungan yang lebih tenang, atau sentuhan lembut pada bayi sudah cukup untuk menenangkannya.

Membatasi penggunaan media

American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menghindari penggunaan media pada anak di bawah usia 2 tahun. Semakin sering anak menonton televisi, semakin besar risikonya mengalami kelebihan berat badan.

Itulah beberapa ciri obesitas pada bayi, penyebabnya, serta cara mencegahnya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda dan bayi Anda!

Referensi

  1. Hoecker, Jay L. 2020. Infant and toddler health. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/baby-fat/faq-20058296 (Diakses pada 28 Desember 2021)
  2. Iftikhar, Noreen. 2020. Is My Bigger Baby Healthy? All About Baby Weight Gain. https://www.healthline.com/health/baby/fat-babies (Diakses pada 28 Desember 2021)
  3. Mayo Clinic Staff. 2020. Childhood obesity. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827 (Diakses pada 28 Desember 2021)
  4. Murray, Donna. 2021. How Breastfeeding Helps Prevent Obesity. https://www.verywellfamily.com/prevent-obesity-in-the-breastfed-baby-431733 (Diakses pada 28 Desember 2021)

About The Author

7 Penyebab Keputihan dengan Warna Putih Susu pada Wanita

Punya Riwayat Maag, Tak Boleh Minum Air Dingin?