Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hypertrichosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Hypertrichosis atau werewolf syndrome adalah pertumbuhan rambut berlebihan pada tubuh. Meski kondisi ini jarang terjadi, dapat memengaruhi wanita dan pria. Selengkapnya mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasinya ada di bawah ini.

Apa Itu Hypertrichosis?

Hypertrichosis atau hipertrikosis adalah kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan rambut berlebihan di tubuh. Rambut tersebut bisa menutupi seluruh wajah dan bisa muncul saat lahir atau seiring waktu.

Gejala Hypertrichosis

Gejala utama hipertrikosis adalah pertumbuhan rambut lebih banyak daripada yang normal untuk usia, ras, dan jenis kelamin seseorang. Rambut juga bisa muncul di area yang tidak biasa.

Gejala lainnya termasuk masalah pada gusi atau gigi, seperti gigi tanggal atau gusi membesar. Tingkat keparahan gejala hipertrikosis bisa bervariasi seiring bertambahnya usia.

Kondisi ini biasanya menghasilkan salah satu dari tiga jenis rambut berikut:

Lanugo

Rambut lanugo panjang, tipis, dan sangat lembut. Mirip dengan rambut bayi yang baru lahir. Rambut ini biasanya akan rontok beberapa minggu setelah lahir jika tidak diobati dan dihilangkan.

Vellus

Rambut vellus biasanya pendek, lembut, dan berpigmen samar. Rambut ini muncul di seluruh tubuh kecuali di area yang tidak memiliki folikel rambut, seperti selaput lendir, telapak kaki, dan telapak tangan.

Terminal

Rambut terminal adalah yang paling gelap dari jenis rambut lainnya. Rambut ini biasanya tebal, kasar, dan panjang. Biasanya ditemukan di wajah, ketiak, dan selangkangan, dan sering dikaitkan dengan hormon.

Penyebab Hypertrichosis

Terdapat banyak teori tentang penyebab hipertrikosis. Jika kondisi ini diturunkan dalam keluarga, kemungkinan disebabkan oleh gen yang merangsang pertumbuhan rambut. Gen ini menjadi aktif secara tidak normal saat masih dalam kandungan, namun penyebab pastinya belum diketahui.

Jika hipertrikosis bukan kondisi bawaan, beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain:

  • Malnutrisi.
  • Pola makan buruk atau gangguan makan seperti anoreksia nervosa.
  • Obat-obatan tertentu seperti steroid androgenik, minoxidil, dan cyclosporine.
  • Kanker dan mutasi sel.
  • Penyakit autoimun dan infeksi kulit.

Gangguan lain seperti porphyria cutanea tarda, kondisi yang membuat kulit sangat sensitif terhadap sinar UV, juga bisa memicu hipertrikosis.

Jika kondisi ini hanya terjadi di bagian tubuh tertentu, kemungkinan disebabkan oleh kondisi kulit kronis seperti lichen simpleks, yang menyebabkan ruam, gatal, dan garukan pada kulit.

Peningkatan suplai darah di satu area tubuh juga dapat menyebabkan kondisi ini. Terkadang, gejala juga muncul di area yang tertutup gips.

Diagnosis Hypertrichosis

Jika pola pertumbuhan rambut yang tidak normal dimulai sejak masa anak-anak, diagnosis bisa lebih mudah terutama jika ada riwayat keluarga dengan gejala serupa. Jika kondisi sulit untuk didiagnosis, dokter bisa melakukan pemeriksaan mikroskopis pada sampel rambut untuk melihat apakah pola pertumbuhannya sejalan dengan hipertrikosis.

Jika kondisi ini muncul di kemudian hari, pemeriksaan lebih lanjut mungkin perlu dilakukan untuk mencari penyebab dan menentukan pengobatan yang tepat.

Tes darah dapat digunakan untuk mengidentifikasi kadar testosteron yang tidak normal atau ketidakseimbangan hormon lainnya. Jika dokter mencurigai adanya kondisi kesehatan yang mendasari seperti penyakit tiroid atau kanker, tes pencitraan seperti ultrasound mungkin diperlukan.

Ultrasonografi panggul dan transvaginal bisa membantu mencari tanda-tanda polycystic ovarian syndrome (PCOS), yang merupakan penyebab umum hirsutisme (pertumbuhan rambut tebal pada wanita) di area tubuh yang biasanya tumbuh rambut pada pria.

Tes genetik mungkin juga diperlukan untuk mencari mutasi spesifik untuk diagnosis.

Jenis Hypertrichosis

Kondisi ini memiliki banyak jenis yang dikategorikan berdasarkan bagaimana dan kapan hipertrikosis berkembang. Beberapa jenis tersebut antara lain:

  • Congenital hypertrichosis lanuginose. Pertumbuhan rambut lanugo yang halus muncul saat janin namun tidak hilang setelah lahir. Rambut terus tumbuh berlebihan di berbagai area tubuh.
  • Congenital hypertrichosis terminalis. Individu yang terkena biasanya memiliki rambut tebal berpigmen penuh yang menutupi tubuh, termasuk wajah.
  • Acquired hypertrichosis. Jenis ini berkembang di kemudian hari dan memiliki pola yang sama dengan jenis sebelumnya.
  • Naevoid hypertrichosis. Pertumbuhan rambut berlebihan ditemukan pada satu atau lebih tambalan kulit. Kondisi ini biasanya ditandai oleh pertumbuhan rambut yang padat dan lebat.
  • Hirsutisme. Kondisi ini memengaruhi 10% wanita dan sering kali disalahartikan sebagai hipertrikosis. Wanita dengan hirsutisme memiliki pola pertumbuhan rambut seperti pria, seperti di dagu dan dada.

Pengobatan Hypertrichosis

Hypertrichosis tidak bisa disembuhkan dan tidak dapat dicegah jika kondisi ini bawaan. Namun, beberapa jenis hipertrikosis bisa dikurangi dengan menghindari penggunaan obat-obatan tertentu seperti minoxidil. Metode jangka pendek yang bisa dilakukan antara lain:

  • Mencukur.
  • Chemical epilation waxing.
  • Waxing.
  • Plucking.
  • Pemutihan rambut.

Metode di atas adalah perawatan sementara yang berisiko menyebabkan iritasi pada kulit dan membuat tidak nyaman. Beberapa bagian tubuh sulit dirawat dengan metode ini.

Perawatan jangka panjang meliputi elektrolisis dan operasi laser. Elektrolisis melibatkan penghancuran folikel rambut dengan muatan listrik kecil. Operasi laser melibatkan penerapan sinar laser pada beberapa rambut sekaligus. Metode ini seringkali menimbulkan kerontokan permanen setelah beberapa sesi.

Referensi

  1. Johnson, Jon. 2017. What is hypertrichosis?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320048#types. (Diakses pada 9 Oktober 2020).
  2. Norman, Abby. 2020. An Overview of Hypertrichosis. https://www.verywellhealth.com/hypertrichosis-4705533. (Diakses pada 9 Oktober 2020).
  3. Roland, James. 2018. Hypertrichosis (Werewolf Syndrome). https://www.healthline.com/health/hypertrichosis#prevalence. (Diakses pada 9 Oktober 2020).

About The Author

Scleroderma: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Komplikasi

Leukosit: Nilai Normal dan Penyebab Nilai Tidak Normal