Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hyperaldosteronism: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Lainnya

Myles Bannister

Hyperaldosteronism adalah kondisi medis terkait kelenjar adrenalin. Pelajari lebih lanjut tentang kondisi ini, termasuk ciri-ciri dan gejalanya, penyebabnya, dan pengobatannya.

Apa Itu Hyperaldosteronism?

Hyperaldosteronism, atau hiperaldosteronisme, terjadi ketika salah satu atau kedua kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosteron dalam jumlah yang berlebihan. Aldosteron adalah hormon yang membantu mengendalikan kadar kalium dan natrium dalam darah, yang berpengaruh pada tekanan darah.

Aldosteron yang berlebihan menyebabkan kehilangan kalium berlebihan dan retensi natrium dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan retensi air, volume darah, dan tekanan darah.

Ciri dan Gejala Hyperaldosteronism

Gejala utama hyperaldosteronism adalah tekanan darah tinggi, yang bisa ringan atau parah. Dalam beberapa kasus, tekanan darah tinggi ini tidak merespons pengobatan umum dengan baik, sehingga memerlukan pengobatan khusus.

Gejala tekanan darah tinggi yang terkait dengan hiperaldosteronisme biasanya tidak bergejala, tetapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, masalah penglihatan, nyeri dada, dan sesak napas.

Gejala lain dari hiperaldosteronisme adalah hipokalemia, yaitu kadar kalium rendah dalam darah. Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, hipokalemia yang lebih moderat bisa menyebabkan kelelahan, kram otot, haus yang meningkat, peningkatan buang air kecil, kelemahan otot, dan palpitasi.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mengarah ke hiperaldosteronisme, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter, terutama jika gejala tersebut berlangsung lama dan semakin parah. Penanganan medis mungkin diperlukan untuk mencegah kondisi ini semakin parah dan berpotensi membahayakan.

Penyebab Hyperaldosteronism

Ada dua jenis hiperaldosteronisme, yaitu hiperaldosteronisme primer dan hiperaldosteronisme sekunder. Meskipun gejalanya serupa, penyebab keduanya berbeda.

1. Hiperaldosteronisme Primer

Penyebab hiperaldosteronisme primer biasanya karena masalah pada salah satu atau kedua kelenjar adrenal. Kondisi ini juga dikenal sebagai sindrom Conn (Conn’s syndrome). Beberapa orang lahir dengan kelainan pada kelenjar adrenal ini, sedangkan beberapa lainnya dapat mengalaminya karena tumor jinak atau kanker adrenokortikal, glukokortikoid-aldosteronisme yang diturunkan dalam keluarga, atau penyakit bawaan lainnya yang mempengaruhi kelenjar adrenal.

2. Hiperaldosteronisme Sekunder

Hiperaldosteronisme sekunder disebabkan oleh faktor di luar kelenjar adrenal, biasanya terkait dengan penyempitan atau penyumbatan arteri ginjal, penyakit hati kronis, gagal jantung, atau penggunaan obat diuretik.

Diagnosis Hyperaldosteronism

Jika Anda memiliki gejala hiperaldosteronisme, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar aldosteron dan renin. Kadar rendah renin dan tinggi aldosteron menunjukkan kemungkinan hiperaldosteronisme. Tes diagnosa lain yang dapat dilakukan termasuk tes kaptopril, tes infus saline, uji pemuatan garam, tes penekanan fludrokortison, CT scan atau MRI perut, dan sampel vena adrenal.

Pengobatan Hyperaldosteronism

Pengobatan hiperaldosteronisme bertujuan untuk mengurangi kadar aldosteron atau memblokir efek aldosteron. Pengobatan dapat melibatkan penggunaan obat-obatan, operasi untuk mengangkat tumor adrenal, atau perubahan gaya hidup seperti menerapkan diet sehat, berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi alkohol dan kafein, serta berhenti merokok. Pilihlah metode pengobatan yang sesuai dengan penyebab dan kondisi Anda, dan selalu berkonsultasilah dengan dokter.

Komplikasi Hyperaldosteronism

Tingkat aldosteron yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kerusakan pada jaringan jantung dan komplikasi yang terkait dengan tekanan darah tinggi, termasuk serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Untuk mencegah komplikasi, penting untuk berkonsultasi secara teratur dengan dokter dan mengikuti rencana pengobatan serta memantau kadar kalium darah.

Referensi

  1. Anonim. Hyperaldosteronism. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16448-hyperaldosteronism (diakses pada 30 Desember 2020)
  2. Anonim. Primary Hyperaldosteronism (Conn’s Syndrome). https://columbiasurgery.org/conditions-and-treatments/primary-hyperaldosteronism-conns-syndrome#:~:text=Hyperaldosteronism%20is%20a%20disease%20in,or%20both%20(bilateral%20disease) (diakses pada 30 Desember 2020)
  3. Anonim. Primary Hyperaldosteronism. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/primary-aldosteronism/symptoms-causes/syc-20351803 (diakses pada 30 Desember 2020)
  4. Longhurst, A. 2018. Understanding Hyperaldosteronism. https://www.healthline.com/health/hyperaldosteronism#causes (diakses pada 30 Desember 2020)

About The Author

Kolestasis Obstetri: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kulit Sensitif: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi