Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hormon Kortisol: Cara Kerja, Fungsi, dan Tips Mengontrolnya

Myles Bannister

Hormon kortisol diproduksi saat mengalami stres dan memiliki banyak fungsi untuk tubuh. Pelajari cara kerja, fungsi, dan tips mengontrol hormon yang disebut hormon stres ini.

Apa Itu Hormon Kortisol?

Kortisol adalah hormon steroid alami yang berperan dalam respons stres tubuh. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan berperan dalam mengatur tekanan darah, metabolisme glukosa, fungsi kekebalan, respon inflamasi, pelepasan insulin, siklus tidur/bangun, dan penggunaan karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh.

Kadar kortisol dalam darah cenderung lebih tinggi di pagi hari dan menurun seiring berjalannya waktu. Hormon ini bekerja dengan bagian-bagian otak tertentu untuk mengendalikan suasana hati, motivasi, dan ketakutan.

Bagaimana Cara Kerja Hormon Kortisol?

Hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak merasakan kadar kortisol dalam darah. Jika kadar kortisol terlalu rendah, otak akan menyesuaikan jumlah hormon yang dihasilkan. Kelenjar adrenal menyesuaikan jumlah kortisol yang dilepaskan sesuai sinyal dari otak.

Tingkat kortisol dapat berfluktuasi tergantung pada pengalaman seseorang. Sedikit peningkatan kortisol memiliki efek positif seperti dorongan energi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan imunitas tubuh, dan menjaga homeostasis dalam tubuh.

Saat stres berlalu, kadar kortisol akan menurun dan tubuh kembali normal. Namun, tekanan yang terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kecemasan, depresi, sakit kepala, penyakit jantung, masalah memori, masalah pencernaan, sulit tidur, dan penambahan berat badan.

Efek Terlalu Banyak Kortisol

Kadar kortisol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan sindrom Cushing. Gejalanya meliputi tekanan darah tinggi, wajah memerah, kelemahan otot, rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, osteoporosis, dan munculnya stretch mark di kulit.

Kortisol yang berlebih juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, kelelahan, gangguan fungsi otak, dan infeksi.

Efek Terlalu Sedikit Kortisol

Jika tubuh tidak menghasilkan cukup kortisol, bisa terjadi penyakit Addison. Gejalanya meliputi perubahan warna kulit, kelelahan, kelemahan otot, diare, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, berat badan turun, dan tekanan darah rendah.

Tips Mengontrol Hormon Kortisol

Menjaga kadar kortisol tetap sehat dan terkendali sangat penting. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah latihan pernapasan, olahraga, mendengarkan musik, meditasi, self-hypnosis, berhubungan seksual, dan yoga. Jika sensitif terhadap stres, penting untuk belajar teknik manajemen stres dan menghindari gaya hidup yang menyebabkan stres.

Waktu yang Tepat untuk ke Dokter

Jika mengalami gejala yang mungkin disebabkan oleh kadar kortisol yang tinggi, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Tes urine, tes darah, dan tes pencitraan dapat membantu mendiagnosis kondisi terkait kortisol.

Komplikasi yang Mungkin bisa Terjadi

Kadar kortisol yang tinggi dan tidak terkendali dapat memiliki konsekuensi serius pada kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, osteoporosis, resistensi insulin, dan gangguan kejiwaan. Tes darah dapat membantu mengidentifikasi penyebab dan menentukan perawatan yang tepat untuk mengembalikan kadar kortisol ke tingkat yang aman.

Referensi

  1. Anonim. 2020. What Is Cortisol?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-cortisol. (Diakses pada 11 Juni 2021).
  2. Santos-Longhurst, Adrienne. 2018. High Cortisol Symptoms: What Do They Mean?. https://www.healthline.com/health/high-cortisol-symptoms. (Diakses pada 11 Juni 2021).
  3. Scott, Elizabeth. 2021. What Is Cortisol?. https://www.verywellmind.com/cortisol-and-stress-how-to-stay-healthy-3145080. (Diakses pada 11 Juni 2021).

About The Author

Anthropophobia (Fobia Orang): Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll

Mengenal Ciri Rahim Bersih Tanpa Kuret Setelah Keguguran