Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Gejala Sirosis Hati: Penjelasan Lengkap

Myles Bannister

Sirosis hati merupakan kondisi di mana hati mengalami jaringan parut akibat kerusakan jangka panjang. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi hati secara optimal. Jika tidak ditangani dengan serius, sirosis hati dapat menyebabkan gagal hati yang berakibat fatal pada tubuh.

Gejala Sirosis Hati

Sebelum kita membahas tanda dan gejala sirosis hati, penting untuk diketahui bahwa sirosis ini merupakan lanjutan dari kerusakan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis kronis (B atau C), infeksi lain, obat-obatan, alkohol, autoimun, dan penyakit saluran empedu.

Sekitar 10% orang yang terinfeksi virus hepatitis B tidak sembuh sepenuhnya dan penyakitnya menjadi kronis yang kemudian berkembang menjadi sirosis. Sementara itu, kemungkinan sirosis menjadi kronis lebih tinggi jika terinfeksi virus hepatitis C.

Pada tahap awal, sirosis biasanya tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, semakin banyak jaringan hati yang mengalami luka dan membentuk jaringan parut, maka muncul gejala-gejala sirosis hati seperti:

  • Nafsu makan menurun.
  • Hidung berdarah.
  • Rasa gatal pada kulit.
  • Kuning pada kulit dan mata (penyakit kuning).
  • Pembuluh darah arteri seperti sarang laba-laba kecil di bawah kulit.
  • Berhenti menstruasi.
  • Kemerahan pada telapak tangan atau kuku memutih.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Urine lebih gelap.
  • Memperbesar limpa.
  • Penyakit tulang yang menyebabkan kerapuhan tulang.

Gejala serius dari sirosis hati meliputi:

  • Muntah darah.
  • Kram otot yang parah.
  • Kebingungan dan sulit berpikir jernih.
  • Pembengkakan perut akibat asites.
  • Pembengkakan kaki (edema).
  • Impotensi.
  • Ginekomastia (pertumbuhan jaringan payudara pada pria).

Pada dasarnya, gejala sirosis hati terjadi karena hati tidak dapat membersihkan darah, menghilangkan racun, memproduksi protein pembekuan darah, dan membantu penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.

Namun, tidak semua gejala sirosis hati seperti yang disebutkan di atas dapat dialami oleh setiap individu, karena beberapa gejala dapat menjadi tanda dari gangguan kesehatan lainnya.

Diagnosis Sirosis Hati

Diagnosis sirosis hati sering kali didapatkan ketika pasien sedang menjalani tes untuk kondisi atau penyakit lainnya. Beberapa tes yang mungkin dilakukan oleh dokter antara lain:

1. Tes darah

Tes ini digunakan untuk mengukur fungsi hati. Jika kadar alanine transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST) tinggi, kemungkinan pasien mengalami hepatitis.

2. Tes pencitraan

Pemeriksaan ultrasonografi, CT scan, atau MRI scan bertujuan untuk mengevaluasi ukuran hati dan mendeteksi jaringan parut atau nodul.

3. Biopsi

Prosedur ini melibatkan pengambilan dan pemeriksaan sampel kecil jaringan hati menggunakan mikroskop. Biopsi dapat memastikan penyebab sirosis dengan lebih pasti.

4. Endoskopi

Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan tabung tipis berujung kamera dan cahaya melalui mulut ke dalam kerongkongan dan perut. Tujuan dari endoskopi ini adalah untuk mencari tanda-tanda adanya pembuluh darah varises yang bengkak, yang dapat menjadi tanda sirosis hati.

Pengobatan Sirosis Hati

Jika sirosis hati didiagnosis pada tahap awal, kerusakan dapat diminimalkan dengan mengobati penyebab atau komplikasi yang timbul. Beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk mengobati sirosis hati antara lain:

1. Obat-obatan

Pasien mungkin akan diberikan obat untuk mengontrol kerusakan sel hati akibat hepatitis B atau C.

Obat-obatan juga dapat diresepkan untuk mengendalikan peningkatan tekanan dalam pembuluh darah lainnya, guna mencegah perdarahan yang parah. Tanda-tanda perdarahan dapat dideteksi melalui endoskopi.

2. Pengobatan untuk Ketergantungan Alkohol

Jika penyebab sirosis hati adalah konsumsi alkohol dalam jangka panjang, sangat penting bagi pasien untuk berhenti minum alkohol. Dalam banyak kasus, dokter akan merekomendasikan program perawatan untuk mengatasi masalah ketergantungan alkohol.

Perawatan lain yang mungkin diperlukan adalah ketika seseorang mengalami muntah darah atau buang air besar berdarah, yang merupakan tanda adanya varises esofagus. Dalam kondisi ini, perlu mendapatkan bantuan medis segera. Beberapa prosedur yang dapat membantu antara lain:

  • Pemasangan ikat: Sekelompok benang kecil ditempatkan di sekitar varises untuk mengontrol perdarahan.
  • Injeksi skleroterapi: Setelah dilakukan endoskopi, zat tertentu akan disuntikkan ke dalam varises untuk merangsang pembentukan bekuan darah dan jaringan parut. Prosedur ini membantu menghentikan perdarahan.
  • Penggunaan tabung Sengstaken-Blakemore: Jika endoskopi tidak berhasil menghentikan perdarahan, sebuah tabung dengan balon di dalamnya dimasukkan melalui mulut pasien sampai ke perut. Balon kemudian diperbesar untuk memberikan tekanan pada varises, sehingga perdarahan dapat dihentikan.
  • Pemasangan alat penyangga Transjugular intrahepatic portosystemic stent shunt (TIPSS): Jika terapi yang telah disebutkan sebelumnya tidak dapat menghentikan perdarahan, sejenis tabung logam akan ditempatkan di dalam hati untuk menghubungkan vena porta dengan vena hepatik, sehingga menciptakan jalur baru aliran darah dan mengurangi tekanan pada varises.

Mencegah Sirosis Hati

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya gejala sirosis hati:

1. Hindari Konsumsi Alkohol

Hal terpenting adalah membatasi konsumsi alkohol atau lebih baik lagi, berhenti minum alkohol sama sekali. Disarankan agar tidak mengonsumsi alkohol lebih dari 14 kali dalam seminggu. Jika Anda telah didiagnosis dengan sirosis hati, sebaiknya segera berhenti minum alkohol. Jika Anda kesulitan untuk berhenti, minta bantuan dari dokter.

2. Hindari Aktivitas Seksual Berisiko

Hindari berganti-ganti pasangan seksual tanpa penggunaan kondom atau berbagi jarum suntik, karena dapat meningkatkan risiko terinfeksi hepatitis B dan C. Menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berbagi jarum suntik akan mengurangi risiko terinfeksi hepatitis B dan C.

Selain itu, upaya pencegahan sirosis hati juga dapat dilakukan dengan menggunakan vaksin hepatitis B. Namun, vaksin untuk hepatitis C belum tersedia.

3. Menjaga Berat Badan Ideal

Jika ingin mengurangi risiko sirosis hati, penting untuk menjaga berat badan tetap ideal. Caranya adalah dengan menjalani pola makan yang sehat dan seimbang, serta rutin berolahraga.

Referensi

  1. Cirrhosis. Mayo Clinic. Diakses pada 25 Juli 2019. Sumber.
  2. Cirrhosis. NHS. Diakses pada 25 Juli 2019. Sumber.
  3. Cirrhosis. Healthline. Diakses pada 25 Juli 2019. Sumber.
  4. Nordqvist, Christian. 2017. Everything you need to know about cirrhosis. Medical News Today. Diakses pada 25 Juli 2019. Sumber.

About The Author

Sering Dilakukan, 5 Kebiasaan di Atas Kasur Ini Ternyata Tidak Sehat

Manfaat Pepaya untuk Kesehatan