Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipospadia: Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Hipospadia adalah cacat lahir di mana pembukaan uretra berada di bagian bawah penis. Perawatan dapat dilakukan melalui operasi untuk mengatasi kondisi ini, sehingga penderitanya dapat buang air kecil dan bereproduksi secara normal. Pelajari lebih lanjut tentang kondisi ini, termasuk penyebab, gejala, dan cara mengatasi.

Apa Itu Hipospadia?

Hipospadia adalah kondisi cacat lahir di mana pembukaan uretra, yaitu saluran yang menghubungkan kandung kemih ke luar tubuh, berada di bagian bawah penis bukan di ujungnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan dapat diatasi melalui operasi untuk mengembalikan bentuk dan fungsi penis normal.

Penyebab Hipospadia

Penyebab penyakit hipospadia belum diketahui dengan pasti. Beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko hipospadia adalah:

1. Genetik

Kondisi ini lebih mungkin terjadi jika memiliki ayah atau saudara lelaki yang pernah mengalami kondisi serupa. Selain itu, bisa juga terkait dengan beberapa sindrom genetik.

2. Perawatan kesuburan

Hipospadia bisa terjadi pada wanita yang menggunakan terapi hormon atau obat tertentu untuk membantu kehamilan.

3. Usia dan berat ibu

Risiko hipospadia meningkat jika ibu mengalami kelebihan berat badan, hamil di atas 35 tahun, atau menderita diabetes sebelum kehamilan.

4. Gangguan hormon

Pembentukan penis di dalam kandungan terjadi pada minggu ke 9 sampai 12. Hormon testosteron berfungsi dalam pembentukan uretra dan kulup. Gangguan hormon dapat menjadi penyebab hipospadia.

Beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan hipospadia adalah paparan asap rokok, pestisida, atau kelahiran prematur.

Jenis Hipospadia

Kondisi ini hanya menyebabkan kelainan letak lubang uretra dan tidak mengganggu fungsi uretra dalam mengeluarkan urine. Berikut adalah jenis hipospadia:

  • Dekat kepala penis (subcoronal).
  • Sepanjang batang penis (midshaft).
  • Antara penis dan skrotum, atau pada skrotum (penoscrotal).

Gejala Hipospadia

Pada kebanyakan kasus, pembukaan uretra ada di dalam kepala penis. Beberapa gejala hipospadia pada anak yang bisa dikenali adalah:

  • Penis melengkung ke bawah.
  • Setengah bagian atas penis ditutupi kulup.
  • Semprotan tidak normal saat buang air kecil atau aliran urine tidak lurus.

Diagnosis Hipospadia

Ketika mengalami hipospadia, pembukaan uretra dan kulup terbentuk tidak sempurna, menyebabkan ujung penis terbuka.

Kira-kira 8 dari 100 anak laki-laki dengan hipospadia juga memiliki testis yang belum sepenuhnya turun ke skrotum.

Dokter dapat mendiagnosis kondisi ini dengan memeriksa penis bayi untuk melihat pembukaan yang salah. Pada beberapa kasus, penis melengkung ke bawah (chordee) dan terlihat saat ereksi.

Penanganan Hipospadia

Pembedahan dapat mengembalikan penampilan dan fungsi normal pada penis. Beberapa ahli bedah menggunakan kateter setelah operasi untuk menjaga kebersihan area yang baru dioperasi. Pasien juga menerima antibiotik saat kateter dipasang.

Setelah operasi, penis anak akan terfiksasi ke perut untuk mencegah pergerakan yang tidak diinginkan. Pelindung plastik digunakan untuk melindungi area yang baru dioperasi.

Operasi biasanya dilakukan saat anak berusia 6 hingga 18 bulan. Waktu operasi tergantung pada faktor-faktor tertentu dan harus didiskusikan dengan dokter spesialis urologi. Disunat sebelum operasi tidak disarankan karena kulup mungkin diperlukan dalam pembedahan.

Anak juga akan didorong untuk minum cairan agar buang air kecil. Ini membantu menghindari tekanan di uretra. Secara umum, anak dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi.

Biaya operasi hipospadia berbeda tergantung rumah sakit, fasilitas, dan durasi rawat inap. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Rumah Sakit Umum Daerah atau instansi pemerintah di kota Anda.

Pencegahan Hipospadia

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan selama kehamilan untuk mengurangi risiko hipospadia pada bayi:

  • Jangan merokok atau minum alkohol.
  • Jaga berat badan ideal.
  • Konsumsi suplemen asam folat.
  • Rutin periksa ke dokter kandungan.

Tanpa penanganan, hipospadia dapat menyebabkan komplikasi seperti penyempitan uretra, infeksi saluran kemih, dan perdarahan saat buang air kecil. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis urologi jika Anda (atau anak Anda) mengalami gejala hipospadia. Penanganan dini dapat mencegah masalah pada bentuk penis di masa depan.

Referensi

  1. Anonim. 2019. Facts about Hypospadias. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/hypospadias.html (Diakses pada 23 Agustus 2019).
  2. Anonim. 2018. Hypospadias. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Hypospadias/ (Diakses pada 23 Agustus 2019).
  3. Mayo Clinic Stsff. 2018. Hypospadias. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypospadias/symptoms-causes/syc-20355148 (Diakses pada 23 Agustus 2019).

About The Author

10 Manfaat Wine untuk Kesehatan yang Tidak Disangka-sangka