Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipomagnesemia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Hipomagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam tubuh berkurang. Ini dapat ditandai dengan kedutan otot hingga aritmia. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan dan lainnya di bawah ini!

Apa itu Hipomagnesemia?

Hipomagnesemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan magnesium. Magnesium adalah mineral dan elektrolit dengan fungsi penting dalam tubuh.

Tubuh tidak dapat memproduksi magnesium, untuk itu mineral ini harus didapatkan dari makanan kaya magnesium.

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 50-60 persen magnesium tubuh disimpan di tulang dan kurang dari 1 persen terdapat di dalam darah.

Magnesium berperan penting terhadap lebih dari 300 reaksi metabolisme dalam tubuh, termasuk:

  • Metabolisme glukosa dan insulin.
  • Metabolisme tulang.
  • Fungsi jantung.
  • Konduksi sinyal antara otot dan saraf.
  • Sintesis protein.
  • Produksi dan penyimpanan energi seluler.
  • Stabilisasi sel.
  • Sintesis DNA dan RNA.
  • Transmisi sinyal saraf.
  • Tekanan darah.

Tanda dan Gejala Hipomagnesemia

Orang dengan hipomagnesemia ringan mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi gejala umumnya termasuk:

  • Kedutan otot, terutama di otot wajah.
  • Kram otot
  • Kelemahan dan kelelahan.
  • Mual dan muntah.
  • Perubahan kepribadian.
  • Tremor.
  • Refleks yang sangat terasa.
  • Sembelit.

Kekurangan magnesium yang lebih parah dapat menyebabkan gejala berikut:

  • Kontraksi otot.
  • Kejang.
  • Perubahan irama jantung.

Dalam kasus yang jarang terjadi, perubahan ritme jantung dapat mengancam jiwa.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kadar magnesium tubuh berkurang terlalu banyak, ini bisa menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika mengalami kondisi ini.

Penyebab Hipomagnesemia

Hipomagnesemia terjadi ketika tubuh tidak menyerap cukup magnesium dari makanan. Kondisi ini mungkin terjadi jika tubuh melepaskan magnesium terlalu banyak melalui ginjal atau saluran gastrointestinal.

Malnutrisi atau gizi buruk, terutama disebabkan oleh anoreksia, bulimia, atau sering muntah dapat menyebabkan kekurangan magnesium. Namun, gizi buruk kemungkinan tidak memicu rendahnya kadar mineral pada orang sehat.

Penyebab hipomagnesemia lainnya termasuk:

  • Alkoholisme. Minum alkohol berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit atau nutrisi, dan dapat menyebabkan tubuh melepaskan magnesium lebih banyak dari biasanya.
  • Menyusui dan kehamilan. Ketika ibu menyusui atau sedang hamil, kondisi ini dapat meningkatkan kebutuhan akan magnesium.
  • Diare. Diare kronis juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Orang dengan kondisi terkait seperti penyakit Crohn juga lebih rentan terhadap kekurangan magnesium.
  • Usia. Seiring bertambahnya usia, semakin sulit tubuh untuk menyerap magnesium dari makanan.
  • Diabetes. Kadar glukosa yang tinggi pada ginjal dapat menyebabkan tubuh melepaskan magnesium lebih banyak. Penderita diabetes tipe 2 atau resistensi insulin bisa mengalami kekurangan magnesium. Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes yang mengancam jiwa dan menurunkan kadar magnesium.
  • Kegagalan organ. Kegagalan organ seperti pada ginjal, dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak magnesium.

Orang yang sedang menjalani pengobatan tertentu juga dapat mengalami kekurangan magnesium. Obat-obatan ini meliputi:

  • Beberapa obat antijamur.
  • Diuretik
  • Penghambat pompa proton atau proton pump inhibitor (PPI).
  • Obat kemoterapi (cisplatin).

Faktor Risiko Hipomagnesemia

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gejala kekurangan magnesium, termasuk:

  • Sering makan makanan rendah magnesium.
  • Mengalami gangguan gastrointestinal seperti penyakit Crohn, penyakit celiac, atau enteritis regional
  • Kehilangan magnesium yang berlebihan melalui urine dan keringat akibat kelainan genetik atau terlalu banyak minum alkohol.
  • Sedang hamil dan menyusui.
  • Menjalani perawatan di rumah sakit.
  • Mengalami gangguan paratiroid dan hiperaldosteronisme.
  • Memiliki diabetes tipe 2.
  • Lansia.
  • Minum obat tertentu seperti penghambat pompa proton, diuretik, bifosfonat, dan antibiotik.

Diagnosis Hipomagnesemia

Dokter mungkin akan mendiagnosis kekurangan magnesium berdasarkan gejala atau karena pasien memiliki kondisi yang biasanya terkait dengan kekurangan magnesium.

Pemeriksaan dengan tes darah dapat memastikan diagnosis, dan penting pula bagi dokter memeriksa kadar kalsium dan kalium dalam tubuh.

Namun, mengingat sebagian besar magnesium terletak di tulang atau jaringan, pasien mungkin masih mengalami kekurangan magnesium, bahkan jika kadar dalam darah normal. Pasien yang mengalami kekurangan kalsium atau kalium mungkin masih memerlukan pengobatan untuk hipomagnesemia.

Meski begitu, diagnosis kekurangan magnesium berbeda di setiap negara karena sulit untuk mengukur jumlah magnesium dalam tubuh seseorang.

Menurut NIH, angka kecukupan gizi (AKG) terhadap magnesium untuk orang berusia 19 hingga 30 tahun adalah:

  • 310 miligram untuk wanita.
  • 400 miligram untuk pria.

AKG untuk usia di atas 31 tahun adalah:

  • 320 miligram untuk wanita.
  • 420 miligram untuk wanita.

AKG untuk magnesium lebih tinggi pada remaja berusia 14 hingga 18 tahun dan ibu hamil. Sementara anak-anak yang lebih kecil membutuhkan lebih sedikit magnesium daripada remaja dan orang dewasa.

Pengobatan Hipomagnesemia

Hipomagnesemia biasanya diobati dengan suplemen magnesium oral dan makanan yang kaya magnesium.

Suplemen magnesium tersedia dalam berbagai formulasi, di antaranya:

  • Magnesium klorida
  • Magnesium oksida.
  • Magnesium sitrat

Sejumlah makanan dapat meningkatkan kadar magnesium, termasuk:

  • Alpukat.
  • Bayam.
  • Ikan salmon.
  • Ikan halibut.
  • Kacang tanah.
  • Kacang almond.
  • Kacang mete.
  • Kacang hitam.
  • Kentang panggang dengan kulitnya.
  • Roti gandum.
  • Sereal gandum utuh.
  • Susu kedelai.
  • Pisang.

Jika kondisi hipomagnesemia berat atau tidak merespons terapi di atas, dokter mungkin menyarankan garam magnesium oral atau magnesium yang disuntikkan ke otot atau vena. Kemudian dilakukan pemantauan untuk menentukan efektivitas pengobatan.

Kekurangan magnesium juga berhubungan dengan kekurangan mineral lainnya, sehingga dokter mungkin akan mengobatinya bersamaan. Misalnya, kalsium dan magnesium sering kali diterima bersama.

Penting untuk mengobati kondisi yang mendasari seperti diabetes, yang dapat menyebabkan rendahnya magnesium. Jika masih mengalami defisiensi magnesium, pengobatan mungkin tidak efektif.

Komplikasi

Jika penyebab defisiensi magnesium utamanya tidak diobati, ini dapat menyebabkan kadar magnesium yang sangat rendah. Hipomagnesemia berat dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk:

  • Aritmia.
  • Kejang.
  • Kejang arteri koroner atau coronary artery vasospasm (CVS).
  • Kematian mendadak.

Pencegahan Hipomagnesemia

Nutrisi dan kondisi tertentu dapat memengaruhi penyerapan magnesium oleh tubuh. Jika ingin meningkatkan kadar magnesium dengan meningkatkan penyerapan, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Mengurangi atau menghindari makanan kaya kalsium 2 jam sebelum atau sesudah makan makanan kaya magnesium.
  • Menghindari suplemen zinc dosis tinggi.
  • Mengobati kekurangan vitamin D.
  • Makan sayuran mentah daripada yang dimasak.
  • Berhenti merokok.

Referensi

  1. Crichton-Stuart, Cathleen. 2018. How can I tell if I have low magnesium?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322191. (Diakses pada 2 Oktober 2020)
  2. Dix, Megan. 2018. Hypomagnesemia (Low Magnesium). https://www.healthline.com/health/hypomagnesemia. (Diakses pada 2 Oktober 2020)
  3. Villines, Zawn. 2018. What to know about magnesium deficiency. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321735. (Diakses pada 2 Oktober 2020)

About The Author

Jangan Sepelekan Benjolan pada Gusi!

Kenali Epididimitis, Radang Saluran Sperma yang Berbahaya