Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipoksemia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Myles Bannister

Beberapa organ tubuh dapat rusak akibat hipoksemia seperti otak, hati, dan lainnya. Organ-organ ini dapat mengalami kerusakan hanya dalam beberapa menit setelah gejala muncul. Oleh karena itu, simak penjelasan tentang hipoksemia agar Anda dapat mendeteksinya dengan cepat dan menghindari kerusakan pada organ tubuh.

Apa itu hipoksemia dan hipoksia?

Hipoksemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah, terutama pada arteri. Normalnya, arteri membutuhkan kadar oksigen sekitar 75-100 mmHg. Apabila kadar oksigen berada di bawah 60 mmHg, Anda mengalami hipoksemia.

Hipoksia, di sisi lain, adalah kondisi di mana terjadi penurunan kadar oksigen dalam jaringan. Perbedaan antara hipoksemia dan hipoksia terletak pada lokasi penurunan kadar oksigen dalam tubuh.

Penyebab hipoksemia

Berbagai kondisi dapat menyebabkan hipoksemia. Kondisi tubuh yang buruk dapat mengganggu fungsi tubuh dalam menjaga kadar oksigen dalam darah tetap normal. Berikut adalah beberapa penyebab umum hipoksemia:

1. Berada di lingkungan dengan oksigen rendah

Hipoksemia sering terjadi ketika Anda berada di tempat dengan kadar oksigen rendah atau tidak ada sama sekali, seperti di dalam laut yang sangat dalam, di dalam pesawat terbang yang tinggi, di gunung tinggi, atau di gedung yang terbakar.

2. Masalah pada paru-paru

Berbagai gangguan pada paru-paru dapat menyebabkan hipoksemia, seperti asma, edema paru, emfisema, pneumonia, sleep apnea, bronkitis, kanker paru-paru, emboli paru-paru, fibrosis paru, dan pneumotoraks.

3. Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan hipoksemia. Obat penghilang rasa sakit yang kuat dapat melambatkan pernapasan dan menurunkan kadar oksigen dalam darah. Selain itu, obat bius dan narkotika juga dapat menyebabkan hipoksemia.

4. Terhambatnya aliran darah

Tindakan atau kondisi yang menghambat aliran darah atau bahkan menghentikannya dapat menyebabkan hipoksemia. Misalnya, cidera, luka tembak, sumbatan akibat gumpalan darah, dan lainnya dapat menyebabkan hipoksemia. Oleh karena itu, segera sadari kemungkinan hipoksemia jika mengalami hal ini.

5. Keracunan

Selain di tempat tinggi atau di dalam laut yang dalam, lingkungan yang mengandung bahan kimia beracun dapat menjadi penyebab hipoksemia. Polutan udara seperti gas karbon monoksida yang mencemari udara juga dapat menyebabkan hipoksemia.

6. Anemia dan masalah jantung

Anemia, yaitu kondisi kekurangan darah, dapat menyebabkan hipoksemia. Penderita anemia sering mengalami hipoksemia karena kadar oksigen dalam darah mereka di bawah normal. Kurangnya darah juga berarti kurangnya hemoglobin, yang berfungsi mengikat oksigen. Jadi, jika terjadi kekurangan darah, kadar oksigen juga akan terpengaruh.

Masalah pada jantung juga dapat menyebabkan hipoksemia karena jantung berperan dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Gangguan jantung seperti cacat jantung dan penyakit jantung dapat menyebabkan hipoksemia. Oleh karena itu, jaga kesehatan jantung Anda agar dapat memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.

Gejala hipoksemia

Gejala hipoksemia dapat bervariasi antara individu. Beberapa gejala juga tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui gejala hipoksemia. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat dialami:

Gejala hipoksemia yang umum meliputi:

  • sakit kepala
  • sesak napas
  • pernapasan cepat
  • detak jantung cepat
  • batuk
  • susah bernafas
  • berkeringat
  • bingung
  • keluhan kebiruan pada kulit, kuku jari, dan bibir

Gejala hipoksemia yang parah dan disertai hipoksia serebral meliputi:

  • bingung
  • kehilangan kemampuan berkomunikasi
  • koma

Diagnosis hipoksemia

Hipoksemia dapat didiagnosis melalui beberapa metode.

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendengarkan paru-paru dan jantung. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada organ-organ tersebut yang dapat menunjukkan kadar oksigen rendah dalam darah. Dokter juga akan memeriksa kuku, kulit, dan bibir untuk melihat apakah ada tanda kebiruan.

2. Tes

Selain pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan beberapa tes untuk memastikan adanya hipoksemia. Beberapa tes yang dapat dilakukan meliputi pulse oximetry, tes darah arteri, dan tes pernapasan.

Pulse oximetry menggunakan sensor untuk mengukur jumlah oksigen dalam darah. Anda hanya perlu menempatkan jari Anda di sensor untuk mengukur kadar oksigen dalam darah, dan ini tidak akan menyakitkan.

Tes darah arteri dilakukan dengan mengambil sampel darah dari arteri menggunakan jarum. Kadar oksigen dalam darah dapat diukur melalui sampel darah ini. Tes pernapasan juga dapat dilakukan untuk melihat jumlah oksigen dalam tubuh. Anda akan diminta untuk bernapas dengan menggunakan tabung yang terhubung ke komputer untuk mengukur kadar oksigen.

Cara mengatasi hipoksemia

Jangan menganggap remeh hipoksemia karena dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, segera lakukan tindakan untuk mengatasi hipoksemia. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah:

1. Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat digunakan untuk mengobati hipoksemia. Obat-obatan ini biasanya diberikan melalui inhaler yang dihirup untuk mencapai paru-paru.

2. Terapi oksigen

Terapi oksigen dapat menjadi solusi untuk mengatasi hipoksemia yang lebih parah. Terapi ini melibatkan penggunaan tabung oksigen tambahan agar pasien dapat menerima oksigen tambahan.

Cara mencegah hipoksemia

Selain dapat diobati, hipoksemia juga dapat dicegah. Penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan ini agar terhindar dari hipoksemia. Seperti yang dikatakan, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Jika Anda belum pernah mengalami hipoksemia atau telah sembuh darinya, berikut adalah beberapa cara mencegah hipoksemia:

  • latihan pernapasan dalam
  • menerapkan pola makan sehat
  • minum banyak air
  • berolahraga secara rutin
  • berhenti merokok
  • hindari asap

About The Author

17 Makanan Penambah Trombosit Paling Mudah Ditemukan

Glimepiride: Fungsi, Efek Samping, Dosis, Aturan Pakai, dll