Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Transplantasi Hati: Jenis, Prosedur, Tahap, Biaya, dll

Myles Bannister

Hati adalah organ penting dalam tubuh yang berfungsi memproses nutrisi, memproduksi protein, mencegah infeksi, dan banyak lagi. Jika hati mengalami kerusakan parah, transplantasi hati mungkin menjadi pilihan. Pelajari tentang transplantasi hati, prosedur, jenis-jenisnya, cara mendapatkan donor, dan lainnya.

Apa Itu Transplantasi Hati?

Transplantasi hati adalah prosedur pembedahan yang mengganti hati yang rusak dan tidak berfungsi dengan hati baru yang sehat dari donor. Donor bisa berasal dari orang yang masih hidup atau dari donor yang sudah meninggal. Transplantasi hati merupakan pilihan terakhir untuk pasien dengan penyakit hati kronis stadium akhir yang tidak bisa disembuhkan dengan obat atau perawatan lainnya.

Transplantasi hati dapat menyelamatkan nyawa pasien yang memiliki masalah fungsi hati. Hati sehat sangat penting karena berperan dalam menjaga fungsi tubuh, seperti membersihkan darah dari bakteri dan racun, mencegah infeksi, mengelola nutrisi, dan lainnya.

Jenis Transplantasi Hati

Ada dua jenis transplantasi hati, yakni transplantasi dari donor hidup dan donor yang sudah meninggal.

1. Donor Hidup

Donor hidup adalah pendonor organ yang masih hidup. Biasanya, donor hidup berasal dari keluarga, teman, atau kerabat. Pendonor dan penerima harus melalui berbagai tes dan evaluasi untuk memastikan kesesuaian antara organ dan pasien.

2. Donor yang Sudah Meninggal

Transplantasi bisa dilakukan dengan organ yang berasal dari orang yang sudah meninggal. Pendonor sudah meninggal, tetapi organnya masih berfungsi. Organ pendonor dijaga agar tetap berfungsi selama transplanstai dilakukan.

Pada tahun 2013, sebanyak 96% transplantasi hati menggunakan organ dari donor yang sudah meninggal, sedangkan hanya 4% menggunakan donor hidup. Kedua jenis transplantasi ini memerlukan berbagai tes dan pemeriksaan untuk memastikan kesesuaian antara organ dan pasien.

Siapa yang Membutuhkan Transplantasi Hati?

Transplantasi hati direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit hati stadium akhir yang sudah mengancam nyawa dan tidak memiliki pilihan pengobatan lain. Transplantasi hati juga bisa dilakukan untuk pasien dengan kanker hati, gagal hati, atau sirosis akut yang tidak bisa diobati dengan cara lain. Beberapa penyebab kerusakan hati yang mungkin membutuhkan transplantasi adalah hepatitis B dan C, kerusakan akibat konsumsi alkohol, penyakit hati berlemak, penyakit genetik terkait hati, penyakit terkait empedu, kanker hati, gagal hati, atau efek samping obat tertentu.

Sebelum melakukan transplantasi, dokter akan mempertimbangkan keparahan penyakit, kondisi medis lainnya, riwayat penyakit pasien, kondisi kesehatan fisik dan mental pasien, serta faktor luar seperti dukungan keluarga dan pelayanan pasca-transplantasi.

Dokter akan mengevaluasi apakah transplantasi akan meningkatkan kondisi pasien dan seberapa besar peluang keberhasilannya.

Prosedur Transplantasi Hati

Transplantasi hati melibatkan serangkaian prosedur medis yang memakan waktu dan melibatkan kerja sama tim. Prosesnya mencakup:

1. Sebelum Operasi

Sebelum operasi, pasien akan berkonsultasi dengan berbagai spesialis dan menjalani berbagai pemeriksaan untuk mengevaluasi kelayakan dan kondisi pasien. Pasien juga akan dimasukkan dalam daftar tunggu transplantasi organ.

2. Prosedur Operasi

Selama operasi, ahli bedah akan mengganti hati yang rusak dengan hati baru. Operasi ini bisa memakan waktu 6-12 jam.

3. Perawatan Pasca Operasi

Pasien membutuhkan perawatan intensif setelah operasi untuk memastikan kesesuaian organ baru dan pemulihan. Pasien juga akan diberikan obat anti-rejection untuk membantu tubuh mencegah penolakan organ baru. Pasien dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 3-6 bulan.

Tahap Mencari Donor untuk Transplantasi Hati

Pasien harus mencari pendonor yang cocok. Pasien dapat berkonsultasi dengan pusat transplantasi di luar rumah sakit untuk mencari donor yang tepat. Ada beberapa tahap dalam mencari donor, yaitu skrining, menunggu donor, dan menemukan donor yang cocok.

Risiko dan Efek Samping Transplantasi Hati

Ada beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi pasca transplantasi, seperti penolakan organ dan infeksi.

1. Penolakan

Sistem imun dapat menolak organ baru yang dicangkok, sehingga pasien memerlukan obat anti-rejection.

2. Infeksi

Obat anti-rejection dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.

Biaya Transplantasi Hati

Biaya transplantasi hati sangat tinggi, diperkirakan lebih dari 500 juta. Pasien perlu mempertimbangkan asuransi kesehatan untuk menyokong biaya transplantasi organ.

Tips Sehat Pasca Transplantasi Hati

Pasien pasca transplantasi hati perlu menjaga pola hidup sehat, termasuk menghindari merokok dan minum alkohol, makan makanan sehat, menjaga berat badan, dan berolahraga secara teratur.

Transplantasi hati adalah prosedur medis yang digunakan untuk menyelamatkan nyawa pasien dengan penyakit hati kronis yang tidak dapat diobati dengan cara lain.

Referensi

  1. Cherney, Kristeen and Rachel Nall. 2018. The Facts About Liver Transplant. https://www.healthline.com/health/liver-transplant-survival. (Diakses pada 6 Februari 2020).
  2. Huizen, Jennifer. 2018. How long will I survive after a liver transplant?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321754.php. (Diakses pada 6 Februari 2020).
  3. MayoClinic. 2018. Liver transplant. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/liver-transplant/about/pac-20384842. (Diakses pada 6 Februari 2020).
  4. Web MD. 2018. Liver Transplantation. https://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-liver-transplantation#1. (Diakses pada 6 Februari 2020).

About The Author

Manfaat Mentimun untuk Kesehatan dan Kandungan Nutrisinya

Pengobatan Autisme dengan Terapi Obat dan Tanpa Obat