Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipersalivasi saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Saat hamil, gangguan kehamilan dapat muncul tidak terduga, salah satunya adalah hipersalivasi. Kondisi di mana produksi air liur menjadi lebih banyak dari biasanya. Hal ini sebenarnya tidak berbahaya, namun mungkin akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Apa yang menjadi penyebab hipersalivasi saat hamil?

Mengenal Hipersaliva saat Hamil

Dalam keadaan normal, kelenjar ludah menghasilkan sekitar 1,5 liter air per hari, namun Anda tidak menyadarinya karena terus-menerus ditelan. Sementara saat hamil, air liur menjadi lebih banyak sehingga terus-menerus meludah. Air liur sendiri diproduksi oleh kelenjar saliva yang ada di dalam rongga mulut.

Hipersalivasi dapat terjadi secara konstan atau terputus-putus tergantung pada penyebabnya. Kondisi ini juga bisa bersifat sementara maupun kronis, sehingga tidak jarang mengakibatkan kecemasan sosial bagi penderitanya, misalnya tidak percaya diri atau membuat aktivitas jadi kurang nyaman.

Namun, sampai saat ini penyebab pasti hipersalivasi belum diketahui. Dalam kasus ibu hamil, hipersaliva sering dikaitkan dengan rasa mual dan muntah yang terjadi pada wanita yang sedang hamil. Rasa mual dan muntah yang terjadi akan membuat ibu hamil merasa kesulitan menelan air liur mereka, sehingga sering kali mereka meludah untuk menghilangkannya.

Umumnya keluhan ini akan dirasakan selama trimester pertama kehamilan. Namun, ibu hamil tidak perlu khawatir, hipersalivasi biasanya akan mereda ketika rasa mual sudah berkurang yaitu sekitar minggu ke-12 hingga minggu ke-14 kehamilan. Meski demikian, pada beberapa kasus hipersalivasi pada ibu hamil bisa terjadi sepanjang masa kehamilan, bahkan bisa lebih lama.

Penyebab Hipersaliva saat Hamil

Selain mual dan muntah, ada beberapa kemungkinan penyebab hipersalivasi terjadi pada kehamilan, di antaranya adalah:

1. Perubahan Hormon

Para ahli kesehatan belum bisa mengetahui secara pasti mengapa ibu hamil mengalami produksi air liur berlebih. Tetapi, tingginya kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh selama masa kehamilan akan menstimulasi kelenjar ludah sehingga produksi air liur menjadi berlebih.

2. Hiperemesis Gravidarum

Wanita yang mengalami kondisi hiperemesis gravidarum saat hamil, umumnya lebih sering mengalami hipersalivasi atau produksi air liur berlebih. Hiperemesis gravidarum adalah kondisi wanita hamil yang menderita mual muntah yang tergolong ekstrem jika dibandingkan dengan morning sickness biasa. Kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi, gangguan metabolisme, hingga penurunan berat badan secara signifikan jika tidak ditangani dengan baik.

3. Gangguan Pencernaan

Hipersalivasi saat hamil dapat juga disebabkan oleh adanya gangguan pencernaan hiperaditas yang ditandai dengan naiknya asam lambung selama masa kehamilan. Keadaan ini bisa memicu iritasi pada kelenjar ludah, sehingga mulut lebih banyak mengeluarkan air liur. Selain itu, tubuh cenderung akan menghasilkan lebih banyak air liur untuk melarutkan asam dan mengurangi rasa mual.

Cara Mengatasi Hipersaliva saat Hamil

Meski tidak membahayakan, beberapa perawatan mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. Berikut langkah yang bisa Anda lakukan ketika selama kehamilan mengalami hipersalivasi, di antaranya:

  • Minum air putih minimal delapan gelas per hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
  • Mengonsumsi makanan bernutrisi secara rutin, dengan porsi yang kecil tetapi lebih sering.
  • Mengonsumsi buah-buahan yang renyah seperti apel atau pir untuk mengatur produksi air liur.
  • Mengunyah permen karet bebas gula guna mengurangi produksi air liur.
  • Rutin menyikat gigi 2-3 kali sehari menggunakan pasta gigi beraroma mint.

Nah, itulah penyebab hipersaliva selama kehamilan beserta cara mengatasinya. Jika Anda sedang mengalami kondisi ini, tidak ada salahnya mencoba beberapa langkah perawatan di atas. Namun, jika di rasa kondisi tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter untuk nantinya diketahui penyebabnya.

Referensi

  1. Anonim. Excessive Saliva in Pregnancy. https://www.nct.org.uk/pregnancy/worries-and-discomforts/common-discomforts/excessive-saliva-pregnancy. (Diakses pada 15 Mei 2023)
  2. Suzuk Shunjii, M Igarasi, Et al. 2009. Ptyalism gravidarum. North American Journal of Medical Sciences 1(6): 303-304. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3364630/. (Diakses pada 15 Mei 2023)
  3. Millard Elizabeth. 2021. Excess Saliva during Pregnancy. https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/excessive-saliva-during-pregnancy_9454. (Diakses pada 15 Mei 2023)

About The Author

12 Tanda Awal Gula Darah Tinggi yang Penting Diketahui

Skala Nyeri: Jenis dan Cara Menghitungnya