Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Apakah Hubungan Seks Dominan-Submisif Pasti Berisiko?

Myles Bannister

Fantasi seks lain yang sering dimiliki oleh pasangan adalah dominan-submisif. Fantasi seks ini akan membagi pasangan menjadi dua pihak. Pertama pihak yang dominan dan kedua pihak yang pasif dan menerima apa saja yang diinginkan.

Nah, fantasi seks dengan cara dominan-submisif ini dikatakan banyak sekali menyebabkan masalah. Bahkan selalu menyakiti satu pihak. Benarkah seks dengan cara ini pasti berujung pada aktivitas kekerasan?

Pengertian aktivitas seks dominan-submisif

Sebagian besar orang awam selalu menganggap aktivitas seks dengan jenis ini selalu dilakukan dengan siksaan. Seperti yang terlihat pada beberapa film erotis, pihak wanita selalu menjadi pihak yang lemah. Pria akan melakukan apa pun untuk menuntaskan hasrat seksualnya entah dengan sentuhan atau menggunakan alat.

Nah, beberapa alat dalam seks jenis dominan-submisif ini memang bisa melukai wanita. Bahkan, wanita akan merasakan kondisi tidak nyaman kalau dilihat secara kasat mata. Padahal, tidak setiap aktivitas yang menghasilkan rasa sakit selalu diterjemahkan sebagai sebuah siksaan atau melukai.

Perpaduan antara keinginan mendapatkan kuasa dan mendapatkan perintah akan menghasilkan sensasi seks yang berbeda. Jadi, walau wanita merasakan sakit, mereka juga bisa merasakan puas secara psikis. Aktivitas ini juga meningkatkan rasa percaya antara pria dan juga wanita yang sebelumnya renggang.

Kekerasan dalam aktivitas seks dominan-submisif

Hubungan seks yang dilakukan dengan cara dominan-submisif ini memang tidak bisa lepas dengan kekerasan atau sifat dominan yang terlalu kuat. Namun, tidak semua aktivitas seks dominan-submisif ini dilakukan dengan kontak fisik yang kuat. Kadang sifat dominan hanya ditunjukkan dari perkataan saja yang dilakukan oleh pria atau wanita.

Dominan bisa ditunjukkan dengan meminta pasangan melakukan banyak hal dalam seks. Misal mengenakan pakaian tertentu atau melakukan beberapa hal yang agak aneh seperti mengenakan pengikat leher dan berlagak seperti hewan peliharaan.

Aktivitas yang menjurus ke kekerasan mungkin bisa dimulai dari cara merangsang menggunakan alat bantu seks. Pasangan akan memiliki beberapa alat bantu seks untuk melancarkan fantasi seksualnya. Alat bantu ini akan digunakan untuk merangsang pasangan dengan intens hingga mereka merasa tidak kuat.

Alat bantu seks lain yang biasanya dimiliki adalah pecut, borgol, atau alat lainnya yang membuat aktivitas dominan-submisif ini berjalan dengan lancar. Aktivitas seks yang nyata biasanya dilakukan setelah segala rangkaian foreplay berjalan dan pasangan terangsang maksimal.

Cara melakukan aktivitas seks dominan-submisif

Sebenarnya semua orang memiliki caranya sendiri untuk melakukan seks dengan cara dominan-submisif. Namun, ada beberapa cara yang harus diperhatikan agar berjalan dengan lancar.

  • Aktivitas seks harus berdasarkan kesepakatan bersama atau konsensus. Meski sudah menjadi suami istri, kesepakatan harus dibuat agar tidak terjadi masalah.
  • Memilih cara yang benar dengan atau tanpa kekerasan.
  • Memilih alat bantu seks yang diinginkan oleh dua belah pihak. Anda bisa beli secara online dengan pasangan.
  • Menyepakati batasan kekerasan yang dilakukan. Batasan ini dilakukan agar pihak penerima tidak merasakan sakit lebih besar atau merasa tidak dihormati keinginannya.
  • Lakukan dalam kondisi sadar, tidak dalam keadaan mabuk.

Inilah beberapa ulasan tentang hubungan seks dominan-submisif atau sering dikenal dengan nama BDSM. Semoga menambah wawasan kita semuanya tentang variasi aktivitas seks.

Inilah beberapa ulasan tentang hubungan seks dominan-submisif atau sering dikenal dengan nama BDSM. Semoga menambah wawasan kita semuanya tentang variasi aktivitas seks.

About The Author

10 Cara Diet yang Benar dan Menyehatkan Tubuh Anda

Apakah Memiliki Penis Melengkung Itu Normal?