Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Herpes Zoster: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Herpes zoster adalah infeksi pada saraf dan kulit di sekitarnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus varisela zoster yang sama dengan virus penyebab cacar air. Berikut adalah penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan herpes zoster.

Apa itu Herpes Zoster?

Herpes zoster dapat terjadi pada segala usia dan jenis kelamin. Penyakit ini juga dikenal dengan nama cacar ular atau cacar api. Virus varisela zoster dapat hidup di dalam aliran darah manusia. Ketika daya tahan tubuh menurun, virus ini dapat aktif kembali dan menginfeksi kulit tubuh.

Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita, melalui pernapasan saat bersin atau batuk, dan melalui transfusi darah.

Penyakit herpes zoster disebabkan oleh virus varisela zoster yang berada di sekitar tulang belakang atau dasar tengkorak tubuh. Bahkan setelah cacar air sembuh, virus ini dapat aktif kembali di kemudian hari dan menyebabkan penyakit herpes zoster.

Gejala Herpes Zoster

Penyakit ini pada awalnya dapat menyebabkan demam ringan, pilek, kelelahan, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, dapat dirasakan nyeri sendi, sakit kepala, dan pusing.

Nyeri biasanya terasa di area yang terkena saraf. Nyeri ini dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan berupa rasa pegal, terbakar, atau menusuk-nusuk.

Beberapa hari kemudian, akan muncul bintik-bintik merah kecil pada kulit yang kemudian berubah menjadi gelembung transparan berisi cairan. Ini mirip dengan gejala cacar air, namun hanya muncul di sepanjang kulit yang dilewati oleh saraf yang terkena.

Gelembung kulit ini mungkin terasa gatal dan dapat tergaruk tanpa sengaja. Jika dibiarkan, gelembung akan mengering dan membentuk keropeng yang kemudian akan hilang tanpa bekas. Namun, jika gelembung pecah karena digaruk, keropeng akan terbentuk lebih dalam dan memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.

Virus varisela zoster biasanya hanya memengaruhi satu saraf tubuh. Namun, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, dapat memengaruhi dua atau tiga saraf yang bersebelahan.

Penyakit herpes zoster paling sering terjadi di saraf kulit dada atau perut serta wajah bagian atas, termasuk mata. Pada kasus herpes zoster di wajah, dapat menyebabkan sakit kepala parah dan sulitnya menggerakkan otot-otot wajah karena nyeri.

Penyebab Herpes Zoster

Banyak orang sudah terkena cacar air saat masih kecil. Virus varisela zoster yang menyebabkan herpes zoster dapat menetap di tulang belakang. Biasanya, sistem kekebalan tubuh mencegah virus ini menjadi aktif. Namun, di beberapa kasus, virus dapat aktif kembali setelah penyakit cacar air sembuh.

Penyebab aktivasi ulang virus masih belum diketahui dengan pasti. Namun, pada sebagian besar kasus, sistem kekebalan tubuh yang menurun menjadi penyebabnya. Hal ini membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.

Pada sebagian besar kasus, serangan penyakit ini terjadi tanpa alasan yang jelas. Beberapa faktor seperti stres atau penyakit dapat menjadi pemicunya. Herpes zoster lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun dan mereka dengan sistem kekebalan lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau yang menjalani pengobatan kanker.

Cara Mengobati Herpes Zoster

Pengobatan herpes zoster biasanya hanya bersifat suportif, yaitu untuk memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebagian besar kasus penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuh kuat, sehingga pengobatan antivirus tidak selalu diperlukan kecuali pada pasien dengan komplikasi yang parah atau orang yang lebih tua.

Pasien biasanya akan disarankan untuk istirahat di rumah, minum cukup air, mengonsumsi makanan bergizi, dan meningkatkan asupan zinc untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pengobatan biasanya hanya diperlukan untuk meredakan nyeri dan peradangan.

1. Pengobatan Simptomatik

Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang muncul. Antihistamin dapat diberikan jika kulit terasa gatal, sedangkan analgesik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Kompres dapat juga digunakan untuk mempercepat penyembuhan lepuhan, dan penggunaan salep antibiotik dapat mencegah infeksi bakteri sekunder.

Steroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan lepuhan. Namun, penggunaan steroid pada penyakit ini masih menjadi perdebatan. Steroid tidak mencegah terjadinya neuralgia pasca herpes.

2. Antivirus

Pada beberapa kasus, dokter dapat memberikan obat antivirus seperti asiklovir, famsiklovir, atau valasiklovir. Obat-obatan ini tidak membunuh virus, namun dapat menghambat perkembangbiakan virus. Dengan demikian, tingkat keparahan serangan herpes zoster dapat diminimalkan. Obat antivirus paling efektif jika diberikan dalam waktu 3 hari setelah ruam muncul.

Ada juga kasus di mana dokter mungkin akan memberikan obat antivirus meskipun ruam sudah berkembang lebih dari 3 hari, terutama pada pasien yang lebih tua dengan kondisi yang parah atau jika mata terkena.

Tidak semua pasien membutuhkan pengobatan antivirus. Misalnya, remaja dan anak-anak yang terkena herpes zoster di perut umumnya hanya mengalami gejala ringan dan berisiko rendah mengalami neuralgia pasca herpes. Pada situasi ini, pengobatan antivirus tidak diperlukan.

Komplikasi Herpes Zoster

Pada umumnya, penyakit ini tidak menimbulkan komplikasi. Namun, jika terjadi komplikasi, beberapa hal yang dapat terjadi adalah:

1. Neuralgia Pasca Herpes

Ini adalah komplikasi yang paling umum terjadi. Neuralgia adalah nyeri saraf yang tetap berlanjut setelah lepuhan kulit sembuh. Masalah ini jarang terjadi pada orang di bawah 50 tahun, dan biasanya nyeri secara bertahap hilang dalam satu bulan. Namun, pada beberapa orang, nyeri bisa berlangsung berbulan-bulan tanpa pengobatan.

2. Infeksi Kulit

Kadang-kadang, lepuhan dapat terinfeksi oleh bakteri, yang menyebabkan peradangan kulit di sekitarnya. Jika hal ini terjadi, mungkin diperlukan antibiotik.

3. Masalah Mata

Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangan sebagian atau seluruh bagian mata yang mengancam penglihatan.

4. Kelemahan atau Kelumpuhan Otot

Saraf yang terkena dampak dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada otot yang dikendalikan oleh saraf tersebut.

Selain itu, virus varisela zoster juga dapat menyebabkan infeksi otak atau penyebaran ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius tetapi jarang terjadi. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi langka ini.

Selain itu, virus varisela zoster juga dapat menyebabkan infeksi otak atau penyebaran ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius tetapi jarang terjadi. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi langka ini.

About The Author

Penyebab Sebaceous Filaments dan Cara Mengatasi

Jeruk Nipis dan Kecap Mengobati Batuk, Mitos atau Fakta?