Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hernia Diafragmatika: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Hernia diafragmatika adalah kondisi di mana organ di perut bergerak ke dada melalui lubang pada diafragma. Kondisi ini bisa terjadi sejak lahir atau setelahnya. Berikut adalah gejala, penyebab, dan cara mengatasi hernia diafragmatika.

Apa Itu Hernia Diafragmatika?

Hernia diafragmatika adalah kondisi di mana organ di perut, seperti usus, lambung, dan hati, bergerak ke dada melalui lubang yang ada pada diafragma. Hal ini dapat mengganggu perkembangan paru-paru bayi dan menyebabkan masalah pernapasan saat lahir.

Gejala Hernia Diafragmatika

Gejala hernia diafragmatika dapat bervariasi tergantung pada ukuran hernia, penyebabnya, dan organ yang terlibat. Beberapa gejala yang biasanya terjadi antara lain:

  • Sulit bernapas
  • Takipnea (laju pernapasan lebih dari 20 kali per menit)
  • Kulit membiru
  • Takikardia (detak jantung lebih dari 100 kali per menit)
  • Suara napas berkurang atau tidak ada
  • Bunyi usus di area dada
  • Perut tidak mengembang penuh

Kapan Harus ke Dokter?

Kondisi ini biasanya terdeteksi selama pemeriksaan kehamilan menggunakan ultrasonografi (USG). Tes ini membantu dokter melihat posisi organ di perut, termasuk paru-paru, hati, dan jantung bayi. Jika ditemukan kelainan, dokter akan melakukan tindakan lebih lanjut.

Penyebab Hernia Diafragmatika

Hernia diafragmatika dapat disebabkan oleh kelainan pada perkembangan diafragma saat janin. Kelainan ini membuat organ perut bergerak ke dada dan mengambil tempat yang seharusnya diisi oleh paru-paru. Selain itu, hernia diafragmatika juga dapat disebabkan oleh cedera, seperti jatuh atau kecelakaan, serta operasi pada perut atau dada.

Faktor Risiko Hernia Diafragmatika

Faktor risiko hernia diafragmatika dapat meliputi trauma akibat kecelakaan lalu lintas, pembedahan di dada atau perut, luka tumpul, luka tusuk, dan luka tembak.

Diagnosis Hernia Diafragmatika

Dokter biasanya dapat mendiagnosis hernia diafragmatika saat melakukan pemeriksaan rutin kehamilan dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini mungkin tidak terdeteksi menggunakan USG. Untuk kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan melakukan rontgen dada atau tes MRI janin.

Beberapa tes lain yang mungkin dilakukan meliputi tes darah untuk memeriksa kemampuan pernapasan bayi, tes darah untuk memeriksa kromosom bayi, dan ekokardiogram untuk memeriksa masalah pada jantung dan katupnya.

Pengobatan Hernia Diafragmatika

Pengobatan hernia diafragmatika tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan bayi. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

Perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

Bayi yang lahir dengan hernia diafragmatika akan membutuhkan perawatan di NICU, karena paru-parunya belum berkembang sepenuhnya sehingga bayi kesulitan bernapas. Bayi mungkin perlu menggunakan mesin pernapasan untuk membantu pernapasannya.

Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO)

Beberapa bayi dengan kondisi yang parah mungkin membutuhkan penggunaan ECMO, yaitu mesin yang membantu pernapasan dan peredaran darah bayi. Alat ini digunakan sampai kondisi bayi membaik.

Operasi

Pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki hernia diafragmatika dengan menggeser organ yang bergerak ke dada kembali ke posisi semula dan memperbaiki lubang pada diafragma.

Komplikasi Hernia Diafragmatika

Hernia diafragmatika dapat menyebabkan paru-paru bayi tidak berkembang dengan baik, yang dapat mengganggu pernapasan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi meliputi kondisi paru-paru yang tidak cukup terisi udara dan kekurangan cairan pelumas pada paru-paru.

Pencegahan Hernia Diafragmatika

Tidak ada cara untuk mencegah hernia diafragmatika yang terjadi sejak lahir. Namun, pemeriksaan rutin selama kehamilan dapat membantu mendeteksi masalah sebelum kelahiran. Jika hernia diafragmatika disebabkan oleh cedera, tindakan pencegahan yang disarankan antara lain berkendara dengan aman, menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan trauma pada dada atau perut, berhati-hati saat menggunakan benda tajam, dan menghindari penggunaan narkoba.

Referensi

  1. Anonim. “Facts about Diaphragmatic Hernia”. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/diaphragmatichernia.html. (Diakses pada 5 Oktober 2020).
  2. Anonim. “Diaphragmatic Hernia in Children”. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=diaphragmatic-hernia-90-P02357. (Diakses pada 5 Oktober 2020).
  3. Khalid, Raihan. 2017. “Diaphragmatic Hernia”. https://www.healthline.com/health/diaphragmatic-hernia#prevention. (Diakses pada 5 Oktober 2020).

About The Author

7 Manfaat Singkong untuk Ibu Hamil