Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Neuropati Diabetik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan

Myles Bannister

Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf yang terjadi pada penderita diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan cedera pada saraf di seluruh tubuh, khususnya pada tungkai dan kaki.

Penyebab Neuropati Diabetik

Penyebab neuropati diabetik bervariasi tergantung jenisnya. Selain merusak saraf, kadar gula darah yang tinggi juga dapat mengganggu kemampuan saraf dalam mengirimkan sinyal. Hal ini juga dapat melemahkan pembuluh darah kecil yang memasok oksigen dan nutrisi pada saraf.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan saraf:

  • Peradangan akibat respon autoimun yang salah menyerang saraf.
  • Faktor genetik yang tidak terkait dengan diabetes.
  • Penyalahgunaan alkohol dan merokok.

Jenis-jenis Neuropati Diabetik

Terdapat empat jenis neuropati diabetik utama. Setiap individu dapat mengalami satu atau lebih jenis neuropati, dan gejalanya tergantung pada jenis yang dialami dan saraf yang terkena.

Berikut adalah beberapa jenis neuropati diabetik:

1. Neuropati perifer

Neuropati perifer biasanya terjadi pada kaki dan jarang terjadi pada lengan, perut, atau punggung. Gejalanya meliputi kesemutan, rasa kebas atau baal yang mungkin bersifat permanen, sensasi panas atau terbakar, dan nyeri. Gejala awal biasanya membaik setelah kadar gula darah terkendali. Penderita juga dapat melakukan langkah pencegahan seperti memeriksa kaki setiap hari, menggunakan pelembap bila kulit kering, menjaga kebersihan kuku, dan menggunakan alas kaki yang sesuai.

2. Neuropati otonom

Neuropati otonom terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf otonom yang mengatur fungsi tubuh yang tidak disadari seperti pencernaan, pembuluh darah, saluran kemih, dan organ seksual. Gejalanya meliputi perut kembung, diare, konstipasi, mual, muntah, perut terasa penuh, pusing saat berdiri, denyut jantung yang cepat, tekanan darah rendah, gangguan ereksi atau ejakulasi pada pria, vagina kering dan gangguan orgasme pada wanita, serta gangguan pengosongan kandung kemih. Pengobatan meliputi konsumsi makanan dalam porsi kecil dan frekuensi lebih sering, serta obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

3. Neuropati proksimal

Neuropati proksimal menyebabkan nyeri hebat pada satu sisi tubuh seperti paha, pinggul, dan bokong. Neuropati ini juga dapat menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan pada kaki. Pengobatan yang dianjurkan biasanya berkaitan dengan obat-obatan dan fisioterapi.

4. Neuropati fokal

Neuropati fokal dapat terjadi tiba-tiba pada serabut saraf tertentu seperti kepala, tubuh, atau kaki. Gejalanya meliputi penglihatan ganda, nyeri mata, kelumpuhan pada sisi wajah, nyeri berat pada bagian tubuh tertentu seperti pinggang atau kaki, serta nyeri dada atau perut yang kadang-kadang keliru didiagnosis sebagai penyakit lain. Gejala neuropati fokal cenderung membaik dalam beberapa minggu atau bulan dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Selain jenis-jenis diatas, ada juga kondisi lain yang berhubungan dengan kerusakan saraf pada penderita diabetes, seperti carpal tunnel syndrome, yang menyebabkan mati rasa dan kesemutan pada tangan.

Jika Anda mengalami masalah saraf seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Gejala Neuropati Diabetik

Gejala neuropati diabetik bervariasi tergantung pada jenis neuropati, tingkat keparahan, dan saraf yang terkena.

1. Gejala neuropati perifer:

  • Kram.
  • Mati rasa.
  • Kesemutan.
  • Nyeri kaki, infeksi, atau borok.
  • Hilangnya koordinasi, keseimbangan, dan refleks.
  • Kelemahan otot atau kekakuan.
  • Penurunan sensasi perubahan suhu dan rasa sakit.
  • Gejala yang memburuk di malam hari.

2. Gejala neuropati proksimal:

  • Nyeri hebat tiba-tiba pada lengan, paha bagian atas, pinggul, dan bokong (sering terjadi hanya pada satu sisi tubuh).
  • Keberatantaan dalam berdiri dari posisi duduk.
  • Kelemahan pada kaki.

3. Gejala neuropati otonom:

  • Penyakit jantung yang cepat saat istirahat.
  • Hipoglikemia tanpa disadari.
  • Hilangnya nafsu makan, mual, muntah, dan perut kembung.
  • Gangguan kandung kemih.
  • Kesulitan menelan.
  • Gangguan pencernaan.
  • Disfungsi ereksi.
  • Gangguan penglihatan.
  • Keringnya vagina.
  • Penurunan berat badan.
  • Kesulitan mengatur tekanan darah dan detak jantung.
  • Peningkatan atau penurunan keringat.
  • Diare yang tidak dapat dikendalikan.

4. Gejala neuropati fokal:

  • Nyeri panggul atau punggung bagian bawah.
  • Kesulitan fokus mata.
  • Nyeri perut atau dada.
  • Penglihatan ganda.
  • Suara rendah.
  • Sakit mata.

Diagnosis Neuropati Diabetik

Diagnosis neuropati diabetik biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik, gejala, dan riwayat medis. Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan, antara lain:

  • Pemeriksaan kekuatan otot dan refleks.
  • Pemeriksaan sensitivitas terhadap sentuhan dan getaran.

Dokter juga dapat memeriksa luka kaki, kondisi kulit, dan masalah tulang dan persendian. Pemeriksaan kaki secara komprehensif setidaknya sebulan sekali disarankan oleh American Diabetes Association.

Di samping pemeriksaan fisik, dokter juga dapat melakukan tes khusus untuk membantu dalam mendiagnosis neuropati diabetik seperti tes filamen, pengujian sensorik kuantitatif, studi konduksi saraf, elektromiografi (EMG), dan pengujian otonom.

Pengobatan Neuropati Diabetik

Pengobatan neuropati diabetik ditujukan untuk meringankan nyeri dan memulihkan fungsi saraf. Beberapa obat yang dapat diresepkan dokter untuk meredakan nyeri neuropati diabetik antara lain:

  • Krim yang mengandung capsaicin seperti Arthricare dan Zostrix.
  • Antidepresan seperti amitriptyline dan duloxetine.
  • Antikejang seperti gabapentin, carbamazepine, dan pregabalin.
  • Antinyeri seperti oxycodone dan tramadol jika obat antinyeri lain tidak efektif.

Jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan dan memiliki gula darah yang tidak terkontrol, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam.

About The Author

Cetirizine

Perkembangan Bayi 5 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja Ya?