Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tifus – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Myles Bannister

Apa Itu Tifus

Tifus adalah penyakit yang umum terjadi di negara-negara berkembang dan negara dunia ketiga dengan sistem sanitasi yang tidak higienis. Bahkan, penyakit ini dapat mengancam nyawa anak-anak jika tidak segera ditangani oleh tenaga medis.

Tifus disebabkan oleh infeksi demam tifoid, yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi sedikit tinja yang mengandung bakteri dan dapat menular dengan cepat. Jarang terjadi, penularan juga dapat terjadi melalui urine yang terinfeksi bakteri.

Tifus (Thypus Abdominalis) adalah penyakit infeksi bakteri yang mengenai usus halus dan kadang-kadang aliran darah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C. Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (infeksi darah).

Bakteri ini memasuki saluran pencernaan dan berkembang biak sebelum menembus dinding usus menuju saluran limfa dan masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Selanjutnya, bakteri ini dapat berkembang biak di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke dalam pembuluh darah, yang kemudian menyebabkan berbagai gejala klinis.

Gejala Tifus

Gejala tifus klinis pada anak-anak cenderung lebih ringan daripada pada orang dewasa. Masa inkubasi rata-rata adalah 10-20 hari, tetapi dapat hanya 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan. Selama masa inkubasi, gejala-gejala yang mungkin mirip dengan penyakit lain muncul, seperti rasa tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kekurangan semangat.

Penderita tifus biasanya mengalami demam tanpa batuk dan pilek, dan demam tidak mudah turun walaupun telah mengkonsumsi obat penurun demam. Demam ini biasanya berlangsung selama 1 minggu atau lebih.

Gejala tifus klinis yang muncul setelah masa inkubasi adalah demam tinggi, terutama lebih tinggi pada malam hari dibandingkan siang hari, dan terus-menerus selama beberapa minggu. Selain itu, juga terjadi bau mulut yang tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah yang ditutupi selaput putih, perut yang sering kembung, dan konstipasi selama beberapa hari. Gangguan kesadaran juga sering terjadi, bahkan penderita dapat kehilangan kesadaran jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik.

Jika tifus tidak ditangani dengan baik atau dalam kondisi parah, dapat menyebabkan komplikasi berbahaya pada usus maupun organ tubuh lainnya. Misalnya perdarahan usus atau bahkan perforasi usus. Pada organ di luar usus, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi pada sistem peredaran darah, paru-paru, ginjal, hati, dan kesadaran.

Penyebab Tifus

Tifus disebabkan oleh penularan bakteri Salmonella typhi melalui makanan, sentuhan tangan/kuku, muntah, lalat, dan tinja. Penularan melalui lalat terjadi saat lalat mendarat di makanan yang akan dikonsumsi orang sehat.

Jika seseorang tidak menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar dengan bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut.

Kemudian, bakteri masuk ke dalam lambung, sebagian bakteri akan dihancurkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke dalam bagian distal usus halus dan menyebar ke jaringan limfoid.

Di dalam jaringan limfoid ini, bakteri berkembang biak dan masuk ke dalam aliran darah, mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan bakteri ke dalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia. Bakteri selanjutnya masuk ke limpa, usus halus, dan kandung empedu yang menyebabkan penyakit tifus.

Awalnya, demam dan gejala tifus pada demam tifoid diduga disebabkan oleh endotoksemia. Namun, berdasarkan penelitian eksperimental, disimpulkan bahwa endotoksemia bukan penyebab utama demam pada demam tifoid. Endotoksemia berperan dalam patogenesis demam tifoid karena membantu terjadinya gejala tifus seperti inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan endotoksinnya yang merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang mengalami inflamasi.

Pengobatan Tifus

Setelah mengetahui penyebab dan gejala tifus, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan tifus. Pengobatan tifus memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyembuhkan tifus.

  • Jika kondisi pasien tifus tidak parah dan masih pada awal penyakit, yaitu telah didiagnosis sebelum demam berlangsung lebih dari 3 minggu, pasien umumnya dapat dirawat di rumah. Namun, perlu diawasi jika suhu tubuh tiba-tiba turun, denyut nadi meningkat, dan terjadi nyeri perut. Istirahat total bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada usus.
  • Tidak perlu makanan lunak, tetapi hindari makanan yang merangsang (diet rendah serat, tinggi kalori, dan tinggi protein). Makanan yang merangsang termasuk makanan pedas dan asam.
  • Proses penyembuhan tifus dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain usia, kondisi umum kesehatan, kekebalan tubuh pasien, jumlah dan kekuatan infeksi bakteri yang masuk ke dalam tubuh, serta pemberian pengobatan yang tepat dan cepat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien tifus:

  • Permasalahan penderita carrier. Setiap orang yang terinfeksi bakteri salmonella akan mengeluarkan bakteri tersebut bersama tinja dan air seni selama beberapa waktu, sekitar tiga bulan.
  • Jika kondisi ini terus berlanjut setelah lebih dari tiga bulan, orang tersebut dikatakan sebagai carrier. Carrier merupakan sumber penularan tifus kepada orang lain. Bakteri tifus bisa tetap ada pada carrier selama lebih dari 1 tahun.

Pencegahan Tifus

  • Mempertahankan kebersihan lingkungan dengan cara menyediakan air minum yang bersih, membangun toilet yang higienis, memerangi lalat, dan mengawasi restoran dan penjual makanan adalah langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
  • Selain itu, imunisasi dilakukan untuk memberikan kekebalan yang kuat pada tubuh. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya penyakit ini juga penting agar masyarakat berupaya menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

About The Author

6 Latihan Full Body untuk Kesehatan Tubuh

Nyeri Lutut – Bursitis, Infeksi, dan Sindrom Patelofemoral