Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Anak Banyak Makan Tetapi Tetap Kurus: Penyebab dan Solusinya

Myles Bannister

Anak yang kurus meski makan banyak bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut penjelasan tentang penyebab anak makan banyak tapi tetap kurus.

Penyebab Anak Kurus Meski Sudah Banyak Makan

Anak yang terlahir prematur biasanya lebih sulit untuk menambah berat badan. Namun, ada beberapa penyebab umum anak kurus padahal makan banyak, antara lain:

  • Obat-obatan: Konsumsi obat untuk mengatasi ADHD dapat mengurangi nafsu makan anak.
  • Masalah hormonal: Keadaan ini bisa membuat berat badan anak tidak bertambah selama masa pertumbuhan.
  • Masalah pencernaan: Gangguan pencernaan seperti penyakit radang usus atau celiac dapat memengaruhi berat badan anak.
  • Penyakit kronis: Penyakit jantung, masalah tiroid, atau infeksi bisa menjadi penyebab anak kurus padahal makan banyak karena anak membakar banyak kalori.
  • Faktor genetik: Gen kurus yang meningkatkan tingkat metabolisme anak juga mempengaruhi berat badan dan bentuk tubuhnya.

Apakah Kurus Selalu Tidak Sehat?

Terkadang berat badan bukanlah indikator kesehatan yang tepat. Jika anak tidak aktif dan tidak makan dengan baik, berat badan normal tidak selalu berarti tubuh yang sehat.

Orang tua perlu menerapkan gaya hidup sehat agar anak terhindar dari masalah kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung.

Beberapa pakar sepakat bahwa berat badan tidak selalu mencerminkan tingkat kesehatan atau kebugaran seseorang, tapi tetap menjadi informasi penting.

Jika berat badan anak tidak normal, beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan perlemakan hati.

Jika ada riwayat masalah kesehatan dalam keluarga, perawatan khusus mungkin diperlukan. Informasi ini penting untuk keperluan medis.

Bagaimana Mengetahui Apakah Anak Termasuk Kategori Kurus?

Orang tua sulit mengetahui apakah anak memiliki berat badan ideal. Cara yang dapat dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter anak atau menggunakan kalkulator BMI.

Kurva pertumbuhan yang digunakan dapat berbeda untuk setiap kelompok usia. Di Indonesia, kurva dari WHO dan CDC biasanya digunakan sebagai acuan.

Beberapa indikator yang digunakan adalah berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia (TB/U), dan berat badan menurut usia (BB/U).

  • Indikator BB/TB menunjukkan status gizi anak, apakah obesitas, gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, atau gizi buruk.
  • Indikator TB/U membandingkan tinggi badan anak dengan anak sebaya, menunjukkan tinggi, normal, perawakan pendek, atau perawakan sangat pendek.
  • Indikator BB/U membagi anak menjadi berat badan normal, berat badan kurang, atau berat badan berlebih, dengan membandingkan berat badan anak dengan anak sebaya.

Jika ada kecurigaan terhadap pertumbuhan anak, segera kunjungi dokter anak. Beberapa kasus, anak dapat tumbuh secara normal pada awalnya, tapi mengalami masalah kemudian.

Ketika anak kurus atau pendek, ada orang tua yang berharap anak akan tumbuh pada masa pubertas. Namun, masa 1000 hari pertama kehidupan sangat penting bagi pertumbuhan anak. Jika tidak ditangani dengan baik, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Referensi

Anonim. 2016. Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1). https://www.idai.or.id. (Diakses pada 20 September 2021).

  • Anonim. 2020. A Dietitian’s Best Advice If Your Child Is Underweight. https://health.clevelandclinic.org. (Diakses pada 20 September 2021).

  • DiLonardo, Mary Jo. Is Your Skinny Kid Unhealthy?. https://www.webmd.com. (Diakses pada 20 September 2021).

  • Palumbo, Christine. 2012. Is your child underweight or just thin?. https://www.chicagoparent.com. (Diakses pada 20 September 2021).

  • About The Author

    Manfaat Buah Citrus bagi Kesehatan (Nutrisi Lengkap)

    Dengue Shock Syndrome: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll