Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mendeteksi Hidrosefalus Sejak Dalam Kandungan

Myles Bannister

Hidrosefalus umumnya baru terdeteksi setelah bayi dilahirkan. Namun, apakah mungkin penumpukan cairan di rongga otak ini terdeteksi sejak dalam kandungan? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.

Bisakah Hidrosefalus Diketahui dari Dalam Kandungan?

Hidrosefalus disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan dalam otak. Kondisi ini membuat terlalu banyak cairan pada otak dan memicu tekanan dalam kepala menjadi meningkat.

Hidrosefalus yang ditemukan saat bayi dilahirkan dikenal sebagai hidrosefalus kongenital. Kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan selama perkembangan janin dalam kandungan.

Beberapa faktor yang umumnya menjadi penyebab hidrosefalus kongenital yaitu spina bifida, stenosis akuaduktus, dan malformasi otak.

Hidrosefalus pada bayi bisa dideteksi sejak bayi masih berada dalam kandungan. Teknologi ultrasonografi (USG) normal dapat digunakan untuk melihat penumpukan cairan pada otak dan pembesaran ventrikel yang menunjukkan tanda-tanda hidrosefalus pada janin.

Keberadaan hidrosefalus pada janin sudah bisa dideteksi sejak trimester kedua kehamilan. Bahkan, pembesaran ventrikel yang terjadi sudah nampak lebih jelas sejak usia 20–24 minggu.

Ibu hamil bisa melakukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan MRI untuk memastikan kondisi kesehatan janin dalam kandungan. Pemeriksaan MRI akan memperjelas gambaran otak janin lebih detail.

Penanganan Hidrosefalus Dalam Kandungan

Selama kehamilan, hidrosefalus biasanya dikelola dengan observasi. Ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan pada dokter kandungan secara rutin untuk memantau ukuran ventrikel.

Apabila ukuran ventrikel telah stabil, ibu bisa melanjutkan kehamilan sampai usia yang mencukupi untuk dilahirkan.

Jika ukuran ventrikel terus membesar dan bayi telah didiagnosis menderita hidrosefalus, dokter kandungan akan melakukan tindakan sesuai usia kehamilan, kondisi bayi, dan penilaian viabilitas.

Jika usia janin di atas 35 minggu, janin akan dilahirkan secara prematur dan dilanjutkan dengan beberapa opsi bedah seperti:

1. Shunt

Alat untuk menormalkan tekanan di otak dengan mengalirkan cairan ke dalam rongga perut, di mana cairan dapat diserap kembali.

2. Endoscopic Third Ventriculostomy

Prosedur minimal invasif yang menciptakan pembukaan di lantai ventrikel ketiga di otak, memungkinkan cairan mengalir ke jalur normal.

3. Combined endoscopic third ventriculostomy / choroid plexus cauterization (ETV / CPC)

Perawatan utama untuk kebanyakan bayi dengan hidrosefalus. Manfaatnya adalah mengurangi tingkat produksi cairan serebrospinal dan menyediakan jalur baru untuk cairan keluar.

Dampak Hidrosefalus pada Bayi Setelah Dilahirkan

Dampak hidrosefalus pada bayi baru lahir dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya. Anak-anak dengan hidrosefalus mungkin mengalami epilepsi, ketidakmampuan belajar, kehilangan ingatan jangka pendek, masalah koordinasi, masalah penglihatan, dan dampak awal pubertas karena kerusakan otak.

Anak-anak dengan kondisi ini sering mendapat manfaat dari terapi perkembangan seperti terapi fisik dan terapi okupasi. Dalam kasus yang lebih ringan, atau dengan perawatan yang tepat sebelumnya, bayi dengan hidrosefalus dapat berkembang secara normal.

Referensi

  1. Anonim. 2021. Hydrocephalus . https://www.chop.edu/conditions-diseases/hydrocephalus. (Diakses pada 5 Juni 2023)
  2. Anonim. 2019. Fetal Hydrocephalus . https://www.ssmhealth.com/cardinal-glennon/fetal-care-institute/head-spine/hydrocephalus. (Diakses pada 5 Juni 2023)
  3. Anonim. Hydrocephalus . https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Hydrocephalus. (Diakses pada 5 Juni 2023)
  4. Anonim. Hydrocephalus in Pregnancy. https://www.hydroassoc.org/hydrocephalus-in-pregnancy/. (Diakses 5 Juni 2023)

About The Author

Hoodia: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll

10 Bahaya Minum Lemon Terlalu Sering bagi Kesehatan Tubuh!