Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)

Myles Bannister

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit neurologis progresif yang tidak bisa disembuhkan dan bersifat degeneratif. ALS mengakibatkan kerusakan pada sel-sel saraf yang mengendalikan gerakan otot polos secara bertahap, menyebabkan kelumpuhan dan bisa berujung pada kematian.

Di Amerika Serikat, ALS juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, dinamakan setelah pemain baseball terkenal yang meninggal karena penyakit ini pada tahun 1941.

ALS biasanya menyerang saraf lower motor neuron yang mengontrol gerakan tubuh, menelan, dan sistem pernapasan. Penyakit ini sering muncul pada usia di atas 40 tahun dan lebih umum terjadi pada pria.

Penyebab ALS

Penyebab ALS belum diketahui secara pasti, namun faktor keturunan memiliki peran sekitar 5-10%. Pada kasus ALS familial, yang diwariskan secara genetik, gen yang rusak dapat menghambat produksi enzim normal bernama superoxide dismutase, yang berfungsi untuk menetralisir radikal bebas dan molekul reaktif yang dihasilkan selama metabolisme. Beberapa peneliti juga menduga lingkungan dan racun dapat mempengaruhi fungsi enzim tersebut.

Infeksi virus dan trauma fisik yang parah juga bisa menjadi faktor penyebab ALS. Teori lain menyebutkan bahwa ALS terjadi akibat stimulasi berlebih pada sel-sel saraf pengontrol gerakan oleh neurotransmitter bernama glutamat.

Tanda dan Gejala ALS

Beberapa gejala ALS yang perlu Anda ketahui antara lain:

  • Kesulitan berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari
  • Kelemahan pada kaki dan tangan
  • Berbicara yang tidak sesuai dengan yang dipikirkan
  • Kesulitan menelan
  • Kram otot dan berkedut pada lengan, bahu, dan lidah
  • Kesulitan memegang kepala atau menjaga keseimbangan tubuh

Meskipun begitu, ALS biasanya tidak memengaruhi fungsi usus, kandung kemih, indera, dan kemampuan berpikir, sehingga penderita masih dapat berinteraksi secara sosial.

Pemeriksaan ALS

Diagnosis ALS sering sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan beberapa penyakit neurologis lainnya. Beberapa tes yang dilakukan untuk mendeteksi ALS antara lain:

  • Elektromiogram (EMG), tes yang mengukur aktivitas listrik otot selama kontraksi dan istirahat untuk mendeteksi kelainan yang dapat menyebabkan gejala ALS.
  • Pemeriksaan konduksi saraf untuk mengukur kemampuan saraf mengirim impuls ke otot-otot di berbagai bagian tubuh.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat gambar rinci otak dan sumsum tulang belakang guna mengevaluasi adanya kelainan yang dapat menyebabkan gejala.
  • Pemeriksaan darah dan tes urine untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab lain dari gejala-gejala ALS.
  • Pengambilan sampel cairan tulang belakang (lumbar puncture) untuk memeriksa cairan serebrospinal di laboratorium.
  • Biopsi otot untuk menganalisis sebagian kecil dari otot agar dapat dianalisis di laboratorium.

Pengobatan dan Terapi ALS

Obat riluzole (Rilutek) merupakan satu-satunya pengobatan ALS yang disetujui oleh Food and Drug Administration. Obat ini dapat memperlambat perkembangan penyakit ALS pada beberapa orang dengan mengurangi konsentrasi glutamat di otak. Riluzole dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, gangguan gastrointestinal, dan perubahan fungsi hati.

Jika terjadi kesulitan bernapas akibat kelemahan otot, dokter dapat memberikan alat bantu pernapasan. Beberapa kasus membutuhkan ventilator mekanik, dengan tabung yang dihubungkan ke tenggorokan melalui lubang di leher untuk membantu pernapasan.

Terdapat juga beberapa terapi fisik, okupasi, dan bicara yang dapat membantu mengatasi gejala ALS dan mempertahankan fungsi tubuh sebaik mungkin. Namun, saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan ALS.

Penanganan ALS yang tepat memerlukan bantuan profesional kesehatan untuk memastikan perawatan yang optimal dan kualitas hidup yang baik.

About The Author

Cara Mengatasi Bisul dari Rambut Kemaluan yang Tidak Tumbuh

Fungsi Lambung dalam Sistem Pencernaan