Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Miom: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim. Kondisi ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim dan hampir tidak pernah berkembang menjadi ganas. Miom disebut juga sebagai Uterine fibroid atau leiomyoma.

Banyak wanita memiliki leiomyoma sepanjang hidupnya dan kebanyakan tidak menunjukkan gejala. Miom sering kali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan panggul atau USG prenatal.

Di Indonesia, miom ditemukan 2,39 – 11,7% pada semua pasien rawat inap yang mengalami gangguan alat reproduksi. Wanita yang sering melahirkan memiliki sedikit kemungkinan terkena leiomyoma dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah atau hanya sekali hamil.

Penyebab Miom

Hingga kini penyebab miom belum diketahui dengan pasti, akan tetapi berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis, beberapa faktor yang menyebabkan leiomyoma adalah :

Perubahan Genetik

Banyak fibroid mengandung perubahan gen yang berbeda dari yang ada di sel otot rahim normal.

Hormon

Estrogen dan progesteron, dua hormon yang merangsang perkembangan lapisan rahim setiap siklus menstruasi tampaknya mendorong pertumbuhan fibroid. Fibroid mengandung lebih banyak reseptor estrogen dan progesteron daripada sel otot rahim normal. Fibroid cenderung menyusut setelah menopause karena penurunan produksi hormon.

Extracellular Matrix (ECM)

ECM adalah jaringan yang membuat sel saling menempel. ECM meningkat pada fibroid dan membuatnya fibrosa. ECM juga menyimpan faktor pertumbuhan dan menyebabkan perubahan biologis dalam sel itu sendiri.

Pola pertumbuhan miom setiap rahim bervariasi, ada yang tumbuh perlahan atau cepat—namun tetap pada ukuran yang sama. Beberapa miom mengalami pertumbuhan dan beberapa mungkin menyusut dengan sendirinya.

Faktor Pertumbuhan Lainnya

Zat seperti insulin dapat memengaruhi pertumbuhan leiomyoma.

Faktor Risiko yang Meningkatkan Miom

Terdapat beberapa faktor risiko yang diketahui bisa meningkatkan terjadinya leiomyoma, yaitu:

Ras

Meskipun setiap wanita usia produktif dapat mengembangkan leiomyoma, perempuan kulit hitam lebih cenderung terjadi leiomyoma daripada perempuan dari kelompok ras lain. Selain itu, wanita kulit hitam bisa memiliki leiomyoma pada usia yang lebih muda dan cenderung memiliki lebih banyak atau lebih besar.

Riwayat Keluarga

Jika ibu atau saudara perempuan Anda menderita tumor jinak, Anda berisiko lebih tinggi terkena juga.

Kondisi Lain

Selain beberapa faktor risiko seperti di atas, hal lain yang dapat berkontribusi pada peluang untuk mendapatkan leiomyoma adalah menstruasi pertama pada usia muda, obesitas, peminum alkohol/bir, kekurangan vitamin D, makan terlalu banyak daging merah, dan jarang konsumsi sayuran hijau, buah, atau susu.

Gejala Miom

Banyak wanita yang memiliki leiomyoma tidak memiliki gejala apapun. Gejala miom dipengaruhi oleh lokasi, ukuran, dan jumlah miom.

Gejala miom yang paling umum adalah:

  • Pendarahan menstruasi yang berat.
  • Menstruasi berlangsung lebih dari seminggu.
  • Nyeri panggul.
  • Sering buang air kecil.
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
  • Sembelit.
  • Nyeri punggung atau kaki.

Leiomyoma diklasifikasikan berdasarkan lokasinya. Intramural fibroids tumbuh di dalam dinding rahim berotot. Submucosal fibroids menonjol ke dalam rongga rahim. Sedangkan subserosal fibroids menonjol ke luar rahim.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera temui dokter jika Anda memiliki:

  • Nyeri panggul yang tidak hilang.
  • Perdarahan menstruasi yang berat, berkepanjangan, atau menyakitkan.
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
  • Jumlah sel darah merah rendah yang tidak dapat dijelaskan (anemia).
  • Perdarahan hebat pada vagina atau nyeri panggul yang tiba-tiba muncul.

Diagnosis Miom

Miom sering ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul. Namun jika Anda memiliki gejala miom, dokter dapat melakukan tes berikut:

Ultrasonografi

Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambar rahim guna mengonfirmasi diagnosis serta membantu untuk memetakan dan mengukur leiomyoma.

Seorang dokter akan menggunakan alat ultrasonografi (transduser) di atas perut (transabdominal) atau di dalam vagina (transvaginal) untuk mendapatkan pencitraan rahim.

Tes Laboratorium

Jika Anda mengalami pendarahan menstruasi yang tidak normal, dokter dapat melakukan tes lain untuk menyelidiki penyebab potensial. Tes ini termasuk pemeriksaan darah lengkap untuk menentukan apakah Anda menderita anemia karena kehilangan darah kronis. Tes darah juga diperlukan untuk menyingkirkan gangguan pendarahan atau masalah tiroid.

Jika beberapa cara di atas tidak memberikan informasi yang cukup, dokter dapat mengusulkan studi pencitraan lain seperti:

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Tes pencitraan ini dapat menunjukkan secara lebih rinci ukuran dan lokasi leiomyoma, mengidentifikasi berbagai jenis tumor, dan membantu menentukan opsi perawatan yang tepat. MRI paling sering digunakan pada wanita dengan rahim yang lebih besar atau pada wanita yang mendekati menopause.

Hysterosonography

Tes ini juga disebut saline infusion sonogram, yaitu menggunakan saline steril untuk memperluas rongga rahim sehingga lebih mudah untuk mendapatkan gambaran submucosal fibroids dan lapisan rahim pada wanita yang mencoba hamil atau mengalami pendarahan menstruasi yang berat.

Hysterosalpingography

Tes ini menggunakan pewarna untuk menyoroti rongga rahim dan tuba fallopi pada gambar sinar-X. Tes ini dapat membantu dokter menentukan apakah tuba falopi terbuka atau tersumbat serta dapat menunjukkan beberapa submucosal fibroids.

Hysteroscopy

Tes ini dilakukan dengan memasukkan hysteroscope kecil dan terang melalui serviks ke dalam rahim. Dokter kemudian menyuntikkan saline ke dalam rahim, memperluas rongga rahim, dan memungkinkan dokter untuk memeriksa dinding rahim dan lubang saluran tuba.

Pengobatan Miom

Tidak ada pendekatan tunggal yang ampuh untuk mengatasi miom, karena ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia. Jika Anda memiliki gejala miom, bicarakan dengan dokter tentang opsi pengobatan yang dapat menghilangkan gejala.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi miom adalah:

1. Obat-obatan

Obat untuk miom bertujuan untuk mengatur siklus menstruasi dan mengobati gejala seperti perdarahan menstruasi yang berat dan tekanan di panggul. Meski begitu, obat-obatan ini tidak menghilangkan miom, namun dapat membuatnya menyusut. Beberapa obat yang digunakan adalah:

Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) Agonists.

Obat ini mengobati miom dengan menghalangi produksi estrogen dan progesteron, sehingga membuat Anda mengalami keadaan menopause sementara. Akibatnya, menstruasi berhenti, fibroid menyusut, dan anemia akan membaik.

Banyak wanita mengalami hot flash yang signifikan saat menggunakan obat ini. GnRH agonists biasanya digunakan tidak lebih dari tiga hingga enam bulan karena gejala kembali ketika pengobatan dihentikan dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan masalah tulang.

Progestin-releasing Intrauterine Device (IUD)

IUD yang melepaskan progestin dapat meredakan perdarahan hebat yang disebabkan oleh fibroid. IUD yang melepaskan progestin hanya meredakan gejala dan tidak mengecilkan atau menghilangkan fibroid.

Obat non-hormon juga dapat digunakan untuk meredakan periode menstruasi yang berat.

2. Prosedur non-invasif

Prosedur non-invasif untuk miom dilakukan untuk menjaga kondisi rahim tanpa menjalani operasi dan dilakukan secara rawat jalan.

Prosedur ini dilakukan di dalam pemindai MRI yang dilengkapi dengan ultrasonography berenergi tinggi. Metode ini memberikan dokter lokasi yang tepat dari fibroid rahim. Ketika lokasi fibroid ditargetkan, ultrasonography memfokuskan gelombang suara (sonications) ke fibroid untuk memanaskan dan menghancurkan area kecil jaringan fibroid.

Pencegahan Miom

Penyebab miom belum diketahui secara pasti, sehingga terbatasnya penelitian mengenai cara mencegah miom. Namun, dengan menjalani gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan ideal, rutin mengonsumsi buah dan sayuran, dapat mengurangi risiko miom.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal dapat dikaitkan dengan risiko leimyoma yang lebih rendah. Gejala miom yang terjadi tergantung pada ukuran dan lokasi miom. Kondisi ini mungkin tidak memerlukan perawatan jika fibroid memiliki bentuk yang kecil atau tidak menunjukkan gejala.

Jika Anda merencanakan untuk hamil dan memiliki miom, bicarakan dengan dokter mengenai pengaruh miom terhadap kehamilan.

Referensi

  1. Brindles Lee Macon & Winnie Yu. 2018. Fibroids. https://www.healthline.com/health/uterine-fibroids. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  2. Gambaran Karakteristik Penderita Mioma Uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2013-2014. https://repository.maranatha.edu/20172/. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  3. Uterine fibroids. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-fibroids/symptoms-causes/syc-20354288. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  4. What Are Uterine Fibroids?. https://www.webmd.com/women/uterine-fibroids/uterine-fibroids. (Diakses pada 17 Desember 2019).

About The Author

5 Makanan Terbaik untuk Wanita Menopause

Makan Tuna Mentah: Manfaat dan Bahayanya