Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Glioblastoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Glioblastoma adalah jenis kanker otak yang paling umum di antara orang dewasa. Tumor ini terbentuk dari sel astrosit yang mendukung sel saraf di otak. Glioblastoma dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang yang sudah lanjut usia.

Apa Itu Glioblastoma?

Glioblastoma, juga dikenal sebagai glioblastoma multiforme, adalah kondisi yang sulit untuk diobati dan penyembuhannya sering kali tidak mungkin dilakukan. Namun, perawatan dapat memperlambat perkembangan kanker dan mengurangi gejalanya.

Tumor ini bermula dari sel astrosit, yang merupakan sel bintang yang memberi makan dan mendukung sel saraf di otak. Namun, glioblastoma juga dapat mengandung sel otak mati. Sekitar 12-15% penderita tumor otak menderita glioblastoma.

Gejala Glioblastoma

Tumor otak glioblastoma tumbuh dengan cepat, sehingga tekanan pada otak biasanya menjadi gejala pertama. Tergantung pada lokasi tumor, gejala yang mungkin muncul adalah:

  • Sakit kepala konstan
  • Kejang
  • Muntah
  • Sulit berpikir
  • Perubahan mood atau kepribadian
  • Penglihatan ganda atau kabur
  • Kesulitan berbicara

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut.

Penyebab Glioblastoma

Penyebab glioblastoma belum diketahui. Seperti kanker lainnya, kondisi ini terjadi ketika sel-sel tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor. Pertumbuhan sel mungkin terkait dengan perubahan gen.

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena tumor otak. Beberapa di antaranya adalah:

Usia

Risiko terkena tumor otak meningkat seiring bertambahnya usia. Glioblastoma paling umum terjadi pada usia 45-65 tahun. Namun, kondisi ini dapat terjadi pada usia berapa pun. Jenis-jenis glioblastoma tertentu, seperti ependymomas dan pilocytic astrocytomas, lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.

Paparan Radiasi

Orang yang terpapar radiasi pengion memiliki risiko lebih tinggi terkena tumor otak. Contohnya adalah terapi radiasi untuk kanker dan paparan radiasi dari bom atom.

Bentuk radiasi yang lebih umum, seperti medan elektromagnetik dari saluran listrik dan radiasi frekuensi radio, belum terbukti meningkatkan risiko tumor otak.

Riwayat Keluarga

Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini dapat meningkatkan risiko mengembangkannya. Beberapa gen terkait, tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan antara variasi genetik ini dan tumor otak.

Diagnosis Glioblastoma

Diagnosis glioblastoma melibatkan berbagai tes dan prosedur, antara lain:

Pemeriksaan Neurologis

Dokter akan menanyakan tanda dan gejala yang terjadi selama pemeriksaan neurologis. Ia juga akan memeriksa penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks. Masalah di salah satu area ini dapat memberikan petunjuk tentang bagian otak yang terpengaruh oleh tumor otak.

Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti MRI digunakan untuk menentukan lokasi dan ukuran tumor otak. Pencitraan MRI khusus seperti functional MRI dan magnetic resonance spectroscopy dapat digunakan bersamaan dengan MRI biasa. CT scan dan PET scan juga dapat digunakan.

Biopsi

Biopsi dapat dilakukan sebelum atau selama operasi untuk mengangkat tumor, tergantung pada situasi dan lokasi tumor. Sampel jaringan yang mencurigakan akan dianalisis di laboratorium untuk menentukan jenis sel dan tingkat keagresivannya. Tes khusus pada sel tumor dapat memberikan informasi tentang prognosis dan memandu rencana perawatan.

Jenis Glioblastoma

Ada dua jenis glioblastoma yang perlu diketahui, yaitu:

  • Glioblastoma Primer (de novo) adalah jenis glioblastoma yang paling umum dan agresif.
  • Glioblastoma Sekunder adalah jenis yang jarang terjadi dan pertumbuhannya lebih lambat. Kondisi ini biasanya dimulai dari astrositoma tingkat rendah yang kurang agresif. Umumnya terjadi pada mereka yang berusia 45 tahun atau lebih muda.

Kondisi ini sering ditemukan di lobus frontal dan temporal otak, serta dapat ditemukan di batang otak, otak kecil, dan bagian lain otak serta sumsum tulang belakang.

Pengobatan Glioblastoma

Perawatan glioblastoma bertujuan untuk memperlambat dan mengendalikan pertumbuhan tumor serta membantu seseorang hidup secara nyaman. Berikut adalah beberapa perawatan yang dapat dilakukan:

Palliative Care

Perawatan paliatif penting bagi penderita penyakit serius. Tujuannya adalah merawat rasa sakit dan emosi yang mungkin dialami serta meningkatkan kualitas hidup. Dokter dapat memberikan informasi tentang uji klinis yang sesuai.

Kemoterapi

Temozolomide adalah obat kemoterapi yang umum digunakan untuk glioblastoma. Bevacizumab juga dapat digunakan jika kemoterapi belum efektif.

Terapi yang Ditargetkan

Terapi yang ditargetkan dengan obat bevacizumab dapat diberikan jika kemoterapi tidak efektif.

Convection-Enhanced Delivery (CED)

CED menggunakan pompa untuk memberikan aliran kemoterapi yang lambat dan berkelanjutan ke tumor.

Electric Field Therapy

Electric field therapy menggunakan medan listrik untuk menargetkan sel-sel tumor tanpa merusak sel normal. Elektroda ditempatkan di kulit kepala dan perangkat ini disebut Optune. Terapi ini biasanya diberikan bersamaan dengan kemoterapi dan radiasi. Metode ini telah disetujui oleh FDA untuk orang yang baru didiagnosis dan orang yang glioblastomanya kambuh.

Wafer Therapy (Gliadel)

Gliadel adalah cakram implan yang mengeluarkan kemoterapi ke jaringan kanker yang tersisa setelah operasi.

Nanoparticle Therapy

Terapi ini menggunakan partikel kecil untuk mengantar kemoterapi langsung ke tumor. Anda juga dapat mempertimbangkan perawatan eksperimental atau kemoterapi oral di rumah. Beberapa orang merasakan perbaikan gejala dan penurunan risiko kanker setelah perawatan ini.

Komplikasi Glioblastoma

Jika tidak diobati, tumor ganas ini dapat terus tumbuh dan menyebar melalui otak. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan fungsi tubuh dan peningkatan tekanan di dalam tengkorak. Gejala yang dapat terjadi meliputi kejang, perubahan kepribadian, dan masalah suasana hati.

Meskipun telah mendapatkan perawatan, komplikasi masih dapat terjadi. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

  • Depresi
  • Kambuh
  • Efek samping dari pengobatan steroid, seperti insomnia, peningkatan risiko infeksi, kenaikan berat badan, dan perubahan suasana hati
  • Efek samping dari kemoterapi dan radiasi, seperti peningkatan risiko infeksi atau perdarahan, serta perubahan fungsi otak

Karena glioblastoma adalah kanker agresif yang sering kambuh, kelangsungan hidup biasanya kurang dari satu tahun, meskipun dengan perawatan.

Pencegahan Glioblastoma

Belum ada cara yang diketahui untuk mencegah glioblastoma. Namun, beberapa faktor risiko dapat meningkatkan peluang terkena tumor otak, termasuk terapi radiasi pada otak dan kelainan bawaan tertentu.

Referensi

  1. Anonim. Glioma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glioblastoma/cdc-20350148. Diakses pada 21 Februari 2020.
  2. Anonim. Glioma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glioma/symptoms-causes/syc-20350251. Diakses pada 21 Februari 2020.
  3. Anonim. What Is Glioblastoma? https://www.webmd.com/cancer/brain-cancer/what-is-glioblastoma#1. Diakses pada 21 Februari 2020.
  4. Anonim. Glioblastoma Multiforme. https://www.drugs.com/health-guide/glioblastoma-multiforme.html. Diakses pada 21 Februari 2020.
  5. Anonim. What is glioblastoma multiforme? https://www.saintlukeskc.org/health-library/glioblastoma-multiforme. Diakses pada 21 Februari 2020.
  6. Watson, Stephanie. 2017. What Is Gliobastoma?. https://www.healthline.com/health/brain-tumor/glioblastoma. Diakses pada 21 Februari 2020.

About The Author

Colchicine – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Perbedaan Plak dan Karang Gigi yang Harus Anda Tahu