Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mikrosefali: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Mikrosefali adalah gangguan sistem saraf yang menyebabkan kepala bayi menjadi kecil dan tidak sepenuhnya berkembang. Hal ini dapat terjadi saat bayi masih dalam kandungan atau beberapa tahun pertama kelahiran. Mikrosefali dapat membuat otak tidak tumbuh dan berkembang dengan normal.

Beberapa anak dengan mikrosefali memiliki perkembangan dan intelegensi yang normal, meskipun kepala mereka berukuran lebih kecil dari ukuran ideal. Faktor genetik dan lingkungan dapat menjadi penyebab mikrosefali.

Ciri dan Gejala Mikrosefali

Ciri-ciri mikrosefali adalah ukuran kepala yang lebih kecil dari ukuran normal. Beberapa anak dengan kasus ringan mungkin memiliki kepala yang kecil namun tidak mengalami gejala lainnya, dan kepala mereka akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan mereka. Namun, ukuran kepala tetap lebih kecil dari ukuran normal yang diharapkan.

Beberapa gejala lain yang mungkin muncul pada anak dengan mikrosefali meliputi:

  • Penundaan perkembangan (keterlambatan duduk, berdiri, berjalan, dan berbicara)
  • Masalah menelan makanan atau dengan makanan secara umum
  • Gangguan pendengaran
  • Hiperaktif (kesulitan memusatkan perhatian atau duduk diam)
  • Gangguan bicara
  • Gangguan penglihatan
  • Kejang
  • Postur tubuh yang pendek

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Anda disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan medis selama kehamilan agar dokter bisa mendeteksi kemungkinan masalah lebih awal. Jika bayi Anda menunjukkan gejala yang berkaitan dengan mikrosefali, segera periksakan anak Anda ke dokter.

Penyebab Mikrosefali

Penyebab mikrosefali belum diketahui dengan pasti. Namun, ada dua hal yang diduga menjadi pemicu utama terjadinya kelainan ini, yaitu:

  • Kelainan genetik
  • Pengaruh lingkungan

Mikrosefali terbagi menjadi dua jenis berdasarkan faktor penyebabnya:

1. Mikrosefali Kongenital

Mikrosefali kongenital diturunkan melalui keluarga dan disebabkan oleh cacat pada gen yang terkait dengan perkembangan awal otak. Jenis ini sering terlihat pada anak-anak dengan gangguan genetik seperti down syndrome.

2. Mikrosefali Akuisita

Mikrosefali akuisita terjadi karena otak anak mengalami kontak dengan benda atau zat yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya antara lain infeksi virus, infeksi parasit, paparan bahan kimia berbahaya, malnutrisi, alkohol, obat-obatan, abnormalitas kromosom, serta kurangnya pasokan oksigen ke otak janin.

Mikrosefali juga dapat disebabkan oleh perdarahan atau penyumbatan pembuluh darah otak pada bayi baru lahir, cedera pada otak setelah lahir, atau cacat medulla spinalis atau otak.

Diagnosis Mikrosefali

Diagnosis mikrosefali dapat dilakukan sebelum atau setelah bayi lahir. Selama kehamilan, pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat menunjukkan adanya kecenderungan bayi memiliki ukuran kepala yang lebih kecil dari yang diperkirakan. Setelah bayi lahir, dokter akan mengukur lingkar kepala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya.

Pengobatan Mikrosefali

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan mikrosefali, namun terapi dan perawatan dapat membantu mengatasi masalah perkembangan dan gejala lainnya. Pengobatan yang mungkin diberikan termasuk pemberian obat untuk mengontrol kejang dan hiperaktivitas, serta terapi wicara dan fisik.

Komplikasi Mikrosefali

Beberapa komplikasi mikrosefali meliputi perkembangan tubuh yang terhambat, masalah keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh, serta risiko terjadinya cerebral palsy dan epilepsi.

Pencegahan Mikrosefali

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil untuk mencegah risiko mikrosefali antara lain:

  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan minum vitamin prenatal
  • Mengonsumsi sayuran yang dimasak dengan matang
  • Mengonsumsi daging yang dimasak dengan baik
  • Menghindari alkohol dan narkoba
  • Menghindari paparan bahan kimia berbahaya
  • Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
  • Menghindari kontak dengan kotoran kucing karena dapat menyebarkan parasit yang menyebabkan toksoplasmosis
  • Gunakan obat nyamuk jika tinggal di daerah berhutan atau negara tempat nyamuk Zika menyebar

Jika Anda memiliki anak dengan mikrosefali dan rencana hamil lagi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang risiko keluarga terhadap penyakit ini.

Referensi

  1. Anonim. Microcephaly. diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/microcephaly/symptoms-causes/syc-20375051 pada tanggal 16 Juli 2020
  2. Anonim. Microcephaly on Children. diakses dari https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=microcephaly-90-P02610 pada tanggal 16 Juli 2020
  3. Anonim. What is Microcephaly? diakses dari https://www.hopkinsmedicine.org/zika-virus/microcephaly.html pada tanggal 16 Juli 2020
  4. CDC. What is Microcephaly? diakses dari https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/microcephaly.html pada tanggal 16 Juli 2020
  5. Smith, L. 2019. What to know about microcephaly. diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/305880 pada tanggal 16 Juli 2020
  6. WHO. Microcephaly. diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/microcephaly pada tanggal 16 Juli 2020

About The Author

Manfaat Tamanu Oil untuk Wajah

6 Manfaat Buah Kawista untuk Kesehatan