Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tanda-Tanda Kelainan Mata pada Anak

Myles Bannister

Penyebab Mata Bayi Tidak Bisa Melihat

Menurut data World Health Organization (WHO) dalam Vision 2020 Action Plan 2006-2010, sekitar 500.000 anak menjadi buta setiap tahunnya. Ini berarti seorang anak menjadi buta setiap menit.

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang mata anak. Mata anak-anak memiliki tahap pertumbuhan sendiri. Sistem penglihatannya berkembang pesat pada 18 bulan pertama dan baru sempurna saat usia 5-6 tahun.

Sebelum sempurna, mata anak, terutama bayi prematur, sangat sensitif dan rentan terhadap kelainan dan kerusakan. Beberapa kelainan mata seperti katarak bawaan, kelainan refraksi seperti rabun jauh atau silindris, mata juling atau glaukoma bisa menyebabkan kebutaan.

Beberapa hal lain yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan pada bayi adalah gangguan refraktif (mata minus dan mata plus), katarak infantil, retinopathy of prematurity, ambliopia atau mata malas, dan strabismus atau mata juling.

Berikut adalah perkembangan penglihatan pada anak yang penting untuk diketahui oleh orang tua:

Bayi lahir hingga usia 1 bulan

Pada masa ini, bayi belum mampu melihat objek dengan jelas yang jaraknya lebih dari satu jengkal orang dewasa darinya. Bayi akan memilih objek berbentuk bulat berwarna terang dengan pinggirannya berwarna gelap seperti mata.

Pada saat lahir, kedua bola mata bayi belum mampu untuk fokus secara bersamaan atau mengikuti gerakan objek. Namun, saat usia 1 atau 2 bulan, kedua bola matanya sudah bisa mengikuti satu objek secara bersamaan dan fokus.

Usia 2 hingga 4 bulan

Pada usia ini, bayi sudah bisa melihat perbedaan warna dan mengenal perbedaan antara objek yang satu dengan yang lain. Dia juga sudah senang melihat objek yang memiliki warna cerah.

Pada usia 4 bulan, anak sudah bisa memperkirakan jarak dan lebih mudah menjangkau objek yang dilihatnya.

Usia 5 bulan

Kemampuannya untuk mengenali objek-objek yang sangat kecil dan benda-benda yang bergerak sudah lebih baik. Pemahamannya tentang warna juga sudah mulai baik.

Usia 8 bulan

Pada usia ini, bayi sudah bisa melihat ke objek yang jauh darinya, meski penglihatan jarak dekatnya masih lebih baik.

Usia 12 bulan

Di usia ini, anak sudah bisa melihat dengan baik dari jarak dekat maupun jauh. Dia juga sudah mampu mengenali orang dari kejauhan. Penglihatannya akan berkembang pesat setelah berusia 1 tahun.

Mengenali Ciri-Ciri Bayi Tidak Bisa Melihat

Saat bayi terlahir, dia sudah dapat melihat namun penglihatannya masih terbatas. Ciri-ciri bayi tidak bisa melihat dapat dikenali melalui kondisi berikut:

  • Bayi akan menghindari cahaya pada minggu pertamanya.
  • Pada usia 1-2 bulan, bayi belum bisa menatap wajah orang tuanya sama sekali.
  • Pada usia 3 bulan, bayi belum bisa melihat tangannya dan belum merespon wajah atau objek yang akrab ditemuinya setiap hari.
  • Pada usia 6 bulan, bayi belum bisa membedakan wajah yang akrab dan asing.
  • Pada usia 9 bulan, bayi belum bereaksi pada gerakan yang tiba-tiba atau mencari benda yang hilang dari pandangannya.

Pada anak usia sekolah, tanda-tanda kelainan mata dapat dikenali melalui kondisi seperti duduk terlalu dekat saat menonton televisi, membaca buku terlalu dekat, menyipitkan mata, dan kesulitan melihat objek dengan jarak yang jauh.

Ada beberapa cara untuk menguji penglihatan:

Bayi

Anak

Di akhirnya, ciri-ciri bayi tidak bisa melihat dapat dikenali melalui tanda-tanda kelainan mata dan pengujian penglihatan. Orang tua dapat berkonsultasi dengan para ahli untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Cara terbaik untuk menjaga kesehatan mata bayi adalah dengan melakukan tes mata secara profesional dan berkala. Tes mata bayi dapat dilakukan setelah melahirkan.

Studi menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI memiliki penglihatan yang lebih baik dibanding bayi yang diberi susu formula. ASI mengandung zat kimia yang mempengaruhi kualitas penglihatan anak, seperti asam docosahexaenoic (DHA).

About The Author

Cedera Tendon Achilles: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Neurodex: Fungsi, Efek Samping, Dosis, dll