Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Altruisme, Sikap Kepedulian yang Menyehatkan Tubuh

Myles Bannister

Altruisme adalah sikap peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Tindakan ini dilakukan untuk membantu, bukan karena kewajiban atau alasan tertentu. Penting untuk memahami arti dan pentingnya sikap ini.

Pentingnya Altruisme

Altruisme merupakan elemen penting dalam mempererat hubungan keluarga dan sosial. Seseorang yang memiliki sikap altruistik akan mengutamakan kepentingan orang lain di atas dirinya sendiri.

Meskipun altruis tidak mengharapkan pengakuan atau imbalan atas perbuatan baiknya, mereka tetap merasa bersemangat dan bahagia setelahnya. Orang yang berusaha membantu orang lain seringkali menerima balasan berupa dukungan materi atau rasa hormat.

Sikap altruistik dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan orang lain, memberikan sumbangan untuk amal, atau menjadi sukarelawan di dapur umum. Orang biasanya berperilaku altruistik ketika melihat orang lain dalam kesulitan dan merasa empati untuk membantu.

Sensasi Setelah Membantu Orang Lain

Meskipun altruis tidak mengharapkan pengakuan atau imbalan atas perbuatan baik yang dilakukan, mereka tetap bersemangat dan bahagia setelahnya. Sensasi ini kadang-kadang disebut ‘helper’s high’ atau ‘warm glow’. Sensasi ini menguatkan perilaku altruistik pada mereka yang melakukannya.

Dalam beberapa kasus, altruisme dapat membuat seseorang mengorbankan dirinya sendiri untuk membantu orang lain. Perilaku ini sering dilakukan tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan. Ada juga yang melakukan altruisme dengan harapan mendapatkan bantuan sebagai balasannya.

Contoh Altruisme

Altruisme sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari, seperti menahan pintu agar orang lain masuk atau memberikan uang kepada mereka yang membutuhkan. Berikut adalah beberapa contoh altruisme:

  • Membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
  • Mengorbankan keuntungan pribadi demi orang lain.
  • Membantu orang lain meskipun menghadapi risiko dan biaya.
  • Berbagi sumber daya saat menghadapi kesulitan.
  • Menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.

Jenis Altruisme

Beberapa jenis perilaku altruistik yang diidentifikasi oleh para pakar antara lain:

Altruisme Genetik

Jenis ini melibatkan tindakan yang menguntungkan anggota keluarga dekat. Misalnya, orang tua sering melakukan pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga lainnya.

Altruisme Timbal Balik

Jenis ini didasarkan pada hubungan saling memberi dan menerima. Seseorang membantu orang lain dengan harapan mendapatkan bantuan sebagai balasannya.

Altruisme Berdasarkan Kepentingan Kelompok

Tindakan altruistik ini dilakukan berdasarkan afiliasi kelompok. Altruisme ini hanya ditujukan kepada anggota kelompok tertentu atau mendukung kegiatan sosial yang menguntungkan kelompok.

Altruisme Murni

Jenis ini juga dikenal sebagai moral altruisme, di mana seseorang membantu orang lain tanpa memperhitungkan risiko atau imbalan. Sikap ini muncul karena dipengaruhi oleh nilai-nilai moral.

Penyebab Munculnya Altruisme

Meskipun penyebab munculnya perilaku altruistik belum diketahui dengan pasti, para psikolog telah mengidentifikasi beberapa faktor yang memengaruhi, antara lain:

Evolusi

Teori evolusi menunjukkan bahwa altruisme dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Seleksi kerabat adalah teori evolusi yang menjelaskan bahwa orang cenderung membantu mereka yang merupakan kerabat dekat agar gen mereka tetap ada di generasi mendatang.

Penghargaan dalam Otak

Ahli neurobiologi menemukan bahwa saat berperilaku altruistik, pusat kesenangan di otak menjadi lebih aktif. Terlibat dalam tindakan welas asih mengaktifkan area otak yang terkait dengan sistem penghargaan. Peningkatan kebahagiaan yang dihasilkan oleh perilaku ini memperkuat perilaku tersebut.

Lingkungan

Interaksi dan hubungan dengan orang lain berpengaruh besar terhadap perilaku altruistik. Anak-anak yang melihat perilaku altruistik cenderung menunjukkan perilaku yang sama. Hal ini juga berlaku pada orang dewasa, tapidengan variasi berdasarkan faktor seperti jenis kelamin, budaya, dan individu.

Norma Sosial

Aturan, norma, dan harapan masyarakat juga memengaruhi apakah seseorang akan terlibat dalam perilaku altruistik. Norma timbal balik misalnya, mendorong seseorang untuk membantu orang lain karena seseorang telah melakukan kebaikan pada mereka.

Insentif

Meskipun altruisme tidak membutuhkan imbalan, kadang-kadang terdapat insentif kognitif yang tidak jelas. Misalnya, membantu orang lain untuk meredakan kesusahan Anda sendiri, atau karena bersikap baik kepada orang lain menegaskan pandangan baik tentang diri sendiri.

Penjelasan kognitif lainnya termasuk empati dan membantu meredakan perasaan negatif.

Manfaat Altruisme

Menjaga Kesehatan Fisik

Perilaku altruistik dapat meningkatkan kesehatan fisik secara keseluruhan. Orang yang terlibat dalam kegiatan sukarela memiliki kesehatan lebih baik dan angka kematian yang lebih rendah.

Meningkatkan Kesejahteraan Mental

Melakukan perbuatan baik untuk orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan mental seseorang.

Meningkatkan Hubungan Sosial

Menjadi baik dan penuh kasih mempengaruhi hubungan dengan pasangan dan membantu menciptakan hubungan yang lebih baik.

Terlibat dalam perilaku altruistik juga dapat meningkatkan koneksi sosial dan meningkatkan kebugaran.

Referensi

  1. Anonim. Altruisme. https://www.psychologytoday.com/us/basics/altruism. (Diakses pada 31 Mei 2021).
  2. Cherry, Kendra. 2021. What Is Altruism?. https://www.verywellmind.com/what-is-altruism-2794828. (Diakses pada 31 Mei 2021).

About The Author

11 Kandungan Susu yang Penting untuk Diketahui

Bintik Merah pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya