Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alergi Telur: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Apa Itu Alergi Telur?

Alergi telur adalah reaksi atipikal dari sistem kekebalan tubuh terhadap protein pada telur dan makanan yang mengandung telur. Sistem imun menganggap protein telur sebagai bahan berbahaya yang harus ditolak, sehingga menyebabkan reaksi alergi.

Waktu munculnya gejala alergi telur dapat berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada respons sistem kekebalan tubuh. Ada yang langsung bereaksi setelah mengonsumsi telur, sedangkan ada yang bereaksi beberapa jam atau beberapa hari setelahnya.

Penyebab Alergi Telur

Alergi telur disebabkan oleh respons berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam telur. Sistem imun memproduksi antibodi untuk melawan protein yang sebenarnya aman ini, yang menyebabkan pelepasan histamin dan zat kimia lainnya. Inilah yang menyebabkan gejala alergi telur.

Faktor usia juga mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalami alergi telur. Anak-anak usia 6-15 bulan rentan mengalami alergi telur. Bahkan, bayi yang minum ASI dari ibu yang mengonsumsi telur juga bisa mengalami alergi telur. Namun, alergi telur jarang terjadi pada remaja dan dewasa.

Penyebab alergi telur lainnya meliputi:

  • Faktor genetik, jika orang tua memiliki riwayat alergi, maka keturunannya juga berpotensi mengalami alergi
  • Penyakit Eksim Atopik, yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan ruam dan gatal yang berkepanjangan

Ciri dan Gejala Alergi Telur

Alergi telur dapat dikenali melalui sejumlah gejala yang mirip dengan gejala alergi makanan pada umumnya. Gejala alergi telur bisa bersifat ringan atau serius dan memerlukan penanganan medis khusus.

Berikut ini gejala atau ciri-ciri alergi telur yang perlu Anda perhatikan:

1. Ruam Pada Kulit

Gejala khas alergi telur adalah munculnya ruam pada kulit, yang mungkin timbul beberapa saat atau beberapa hari setelah mengonsumsi telur. Ruam kulit berwarna kemerahan dan bisa disertai dengan penonjolan kulit.

2. Pembengkakan

Reaksi alergi telur juga dapat menyebabkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, seperti bibir, wajah, dan kelopak mata.

3. Gatal

Reaksi alergi telur dapat menyebabkan rasa gatal pada beberapa bagian tubuh, seperti mata, bibir, telinga, tenggorokan, tangan, dan kaki. Rasa gatal ini biasanya muncul beberapa saat setelah mengonsumsi telur.

4. Gangguan Pencernaan

Meskipun jarang terjadi, gangguan pencernaan bisa menjadi gejala alergi telur. Gejala yang muncul meliputi sakit perut, mual, dan muntah.

5. Hidung Tersumbat

Meskipun biasanya hidung tersumbat adalah gejala alergi terhadap debu, gejala ini juga termasuk gejala alergi telur meskipun jarang terjadi.

6. Gejala Anafilaksis

Reaksi alergi telur yang serius dapat menimbulkan anafilaksis. Gejala yang mungkin muncul antara lain kesulitan bernapas, denyut nadi lebih cepat, tekanan darah rendah, sakit kepala, dan kehilangan kesadaran. Gejala ini memerlukan penanganan medis segera.

Beberapa orang yang sangat sensitif terhadap telur juga mungkin mengalami jerawat atau bisul pada beberapa bagian tubuh.

Diagnosis Alergi Telur

Prosedur diagnosis alergi telur melibatkan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

1. Wawancara (anamnesis)

Pada tahap ini, dokter akan mendengarkan keluhan pasien dan menanyakan riwayat kesehatan, penggunaan obat-obatan, dan gaya hidup pasien. Wawancara ini akan membantu dokter membuat hipotesis dan menentukan penyebab serta pengobatan yang tepat.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah wawancara, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien, termasuk gejala umum alergi telur seperti ruam pada kulit, mata berair, dan bibir bengkak.

3. Pemeriksaan Penunjang

Untuk memastikan diagnosis alergi telur, dokter dapat melakukan tes tusuk jarum (skin prick test), tes patch, atau tes IgE Total.

Tes Tusuk Jarum (Skin Prick Test)

Dokter akan menusukkan jarum yang telah diberi ekstrak protein alergen dari telur ke kulit pasien. Hasil tes akan dibaca setelah 15 menit. Jika kulit mengalami iritasi, itu berarti pasien mengalami alergi telur.

Tes Patch

Tes patch dilakukan dengan menempelkan plester yang mengandung ekstrak protein alergen telur pada kulit pasien selama 48 jam. Jika kulit mengalami iritasi setelah plester dilepas, itu menunjukkan bahwa pasien positif mengalami alergi telur.

IgE Total

Jika tes sebelumnya tidak memberikan hasil yang jelas, dokter dapat melakukan tes IgE Total dengan mengambil sampel darah dan memeriksa tingkat imunoglobulin di dalamnya untuk memastikan apakah pasien berpotensi mengalami reaksi alergi atau tidak.

Pengobatan Alergi Telur

Pengobatan alergi telur tergantung pada tingkat keparahan alergi. Anda dapat menggunakan bahan herbal untuk meredakan gejala alergi telur. Selain itu, obat antihistamin seperti clemastine, ketotifen, hydroxyzine, loratadine, dan cetirizine dapat membantu mengatasi gejala alergi telur seperti gatal.

Jika alergi telur menyebabkan pembengkakan, penggunaan kortikosteroid bisa menjadi solusi untuk menghilangkan gejala tersebut. Jika alergi telur menyebabkan anafilaksis, Anda harus segera mendapatkan penanganan medis, termasuk suntikan adrenalin.

Pencegahan Alergi Telur

Karena alergi telur tidak bisa disembuhkan, penghindaran konsumsi telur dan makanan yang mengandung telur adalah langkah pencegahan yang penting.

About The Author

Manfaat dan Bahaya Kerokan pada Tubuh

Terus Ingin Makanan Manis? Waspada, Bisa Jadi Usus Sudah Bocor