Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alergi Matahari: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Tidak hanya menyengat, sinar matahari bagi sebagian orang juga dapat memicu reaksi alergi. Simak informasi mengenai alergi matahari mulai dari gejala, faktor risiko, hingga pengobatannya.

Apa itu Alergi Matahari?

Alergi matahari adalah kondisi ketika tubuh mengalami reaksi tertentu ketika terpapar sinar matahari secara langsung. Ini juga dikenal sebagai fotosensitivitas.

Fotosensitivitas terjadi ketika sistem imun tubuh ‘salah’ dalam mendeteksi sel atau komponen kulit yang terpapar sinar matahari. Sel-sel tersebut dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan tubuh, sehingga tubuh merespons dengan gejala alergi.

Ciri dan Gejala Alergi Matahari

Seseorang yang alergi terhadap matahari akan mengalami gejala seperti:

  • Kulit memerah
  • Terasa gatal dan sakit
  • Timbul bercak-bercak merah (ruam)
  • Sensasi kulit terbakar
  • Kulit melepuh

Gejala lain yang dapat muncul termasuk tekanan darah rendah, sakit kepala, mual, dan sesak napas.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Jika gejalanya berlanjut selama lebih dari dua minggu atau selalu terjadi saat kulit terpapar sinar matahari, segera periksakan diri ke dokter. Pertolongan medis diperlukan untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Penyebab Alergi Matahari

Alergi matahari terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sel kulit yang terpapar sinar matahari. Sel kulit yang sebenarnya tidak berbahaya dianggap membahayakan oleh sistem imun, sehingga menyebabkan peradangan dan gejala alergi.

Penyebab sistem kekebalan tubuh ‘salah’ dalam mengidentifikasi zat asing yang masuk ke dalam tubuh masih belum diketahui dengan pasti.

Faktor Risiko Alergi Matahari

Faktor risiko alergi matahari meliputi:

  • Ras: Orang dengan kulit terang lebih sering mengalami alergi matahari.
  • Paparan zat tertentu: Beberapa zat dapat memicu reaksi alergi kulit saat terpapar sinar matahari.
  • Minum obat tertentu: Beberapa obat dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.
  • Kondisi kulit lain: Dermatitis meningkatkan risiko alergi matahari.
  • Riwayat keluarga: Jika memiliki keluarga dengan alergi matahari, risiko mengalami kondisi yang sama lebih tinggi.

Diagnosis Alergi Matahari

Diagnosis fotosensitivitas dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan tes lainnya. Tes tersebut dapat mencakup phototesting, uji tempel, tes darah, atau biopsi kulit.

Pengobatan Alergi Matahari

Pada kasus yang ringan, alergi matahari dapat sembuh dengan sendirinya jika kulit tidak terpapar sinar matahari. Namun, pengobatan dapat melibatkan penggunaan obat antihistamin atau krim oles yang mengandung lidah buaya atau kalamin untuk meredakan gejala.

Pada kasus yang lebih parah, dokter dapat merekomendasikan obat lain atau terapi fototerapi.

Pencegahan Alergi Matahari

Untuk mencegah atau mengurangi risiko alergi matahari, sebaiknya batasi paparan sinar matahari, kenakan pakaian pelindung, gunakan tabir surya, dan pertimbangkan penggunaan payung saat berada di luar ruangan.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Sun Allergy (Photosensitivity). https://www.health.harvard.edu/a_to_z/sun-allergy-photosensitivity-a-to-z. (accessed on 17 November 2020)
  2. Anonim. Sun Allergy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sun-allergy/symptoms-causes/syc-20378077. (accessed on 17 November 2020)
  3. Anonim. Sun Allergy.https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17681-sun-allergy. (accessed on 17 November 2020)
  4. Hecht, M. 2020. Everything You Should Know About Solar Urticaria. https://www.healthline.com/health/skin-disorders/solar-urticaria. (accessed on 17 November 2020)

About The Author

Sisi Lain dari Diet Yoyo yang Jarang Diketahui

7 Tips untuk Mencegah Terkena Hipnotis saat Mudik