Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Gastroparesis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Gastroparesis adalah kondisi yang memengaruhi pergerakan spontan otot-otot (motilitas) normal di perut. Kondisi ini membuat sistem pencernaan melambat atau tidak berfungsi sama sekali. Simak penjelasan selengkapnya mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Apa Itu Gastroparesis?

Gastroparesis adalah kondisi di mana perut tidak dapat mengosongkan makanan dengan cara normal. Gangguan pada pencernaan ini menyebabkan seseorang bisa mengalami mual, muntah, masalah dengan kadar gula darah, dan mengalami masalah nutrisi.

Pada beberapa kasus, kondisi ini adalah komplikasi dari diabetes, obat-obatan tertentu, atau dampak dari usai menjalani prosedur operasi.

Gejala Gastroparesis

Gejala utama gastroparesis adalah mual dan muntah. Muntah biasanya terjadi setelah makan, namun pada kasus yang parah, muntah dapat terjadi tanpa makanan karena akumulasi sekresi di lambung.

Tanda dan gejala lainnya yang dikenali antara lain:

  • Perasaan kenyang setelah makan meski hanya beberapa gigitan
  • Muncul asam lambung
  • Perut kembung
  • Sakit perut
  • Perubahan kadar gula darah
  • Menurunnya nafsu makan
  • Penurunan berat badan dan gizi buruk

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Meski pada beberapa kasus banyak orang dengan gastroparesis tidak memiliki tanda yang nyata, namun jika Anda memiliki gejala seperti di atas dan merasa khawatir, konsultasi dengan dokter diperlukan.

Penyebab Gastroparesis

Gastroparesis adalah kondisi yang belum bisa dipastikan penyebab pastinya. Akan tetapi, dalam banyak kasus, kondisi ini disebabkan akibat kerusakan pada saraf yang mengontrol otot-otot perut (saraf vagus).

Saraf vagus membantu memproses pencernaan makanan dengan memberi sinyal pada otot-otot di perut untuk berkontraksi dan mendorong makanan ke dalam usus kecil.

Saraf vagus yang rusak tidak dapat mengirim sinyal secara normal ke otot perut. Kondisi ini dapat menyebabkan makanan tetap berada di perut lebih lama, daripada bergerak secara normal ke usus kecil untuk dicerna.

Faktor Risiko

Saraf vagus dapat rusak oleh penyakit seperti diabetes atau dengan operasi ke perut/usus kecil. Berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko gastroparesis antara lain:

  • Infeksi, biasanya disebabkan oleh virus.
  • Obat-obatan tertentu yang memperlambat laju pengosongan lambung seperti obat golongan narkotika.
  • Scleroderma (penyakit jaringan ikat).
  • Penyakit sistem saraf seperti penyakit Parkinson atau multiple sclerosis.
  • Hipotiroidisme.
  • Seorang wanita lebih mungkin mengembangkan gastroparesis daripada pria.

Diagnosis Gastroparesis

Diagnosis yang dilakukan dokter bisa dilakukan dengan menanyakan tentang gejala dan riwayat medis. Selain itu, dokter juga bisa menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tes yang bisa dilakukan antara lain:

Gastric Emptying Study

Tes ini mengharuskan Anda mengonsumsi makanan ringan. Setelah itu, pemindai yang mendeteksi pergerakan bahan radioaktif ditempatkan di atas perut untuk memantau kecepatan makanan meninggalkan perut.

Upper Gastrointestinal (GI) Endoscopy

Prosedur ini digunakan untuk memeriksa secara visual sistem pencernaan bagian atas seperti kerongkongan, lambung, dan permulaan usus kecil (duodenum).

Ultrasonografi

Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar struktur dalam tubuh. Ultrasonografi dapat membantu mendiagnosis apakah masalah dengan kantong empedu atau ginjal dapat menyebabkan gejala.

Upper Gastrointestinal Series

Tes ini melibatkan konsumsi zat barium untuk memeriksa kelainan pada sistem pencernaan.

Pengobatan Gastroparesis

Pengobatan gastroparesis dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kondisi ini antara lain:

1. Perubahan Pola Diet

Mengubah kebiasaan makan dengan makan enam porsi kecil setiap hari daripada tiga porsi besar. Hindari makanan berlemak tinggi dan hindari berbaring setelah makanan.

2. Obat-obatan

Obat-obatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter antara lain:

  • Metoclopramide.
  • Erythromycin.
  • Antiemetik.

3. Operasi

Jika tidak ada toleransi terhadap makanan atau cairan, dokter dapat merekomendasikan penggunaan feeding tube atau gastric venting tube untuk membantu meringankan gejala.

Komplikasi Gastroparesis

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat gastroparesis antara lain dehidrasi, malnutrisi, makanan tertinggal di perut, perubahan gula darah, dan penurunan kualitas hidup.

Pencegahan Gastroparesis

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Konsumsi makanan sedikit.
  • Jaga tubuh tetap terhidrasi.
  • Pertahankan kadar gula darah yang baik jika Anda menderita diabetes.
  • Informasikan penggunaan obat atau suplemen pada dokter.
  • Hindari konsumsi alkohol dan merokok.
  • Rutin berolahraga.
  • Konsultasi dengan ahli gizi untuk rencana diet sehat.

Referensi

  1. Anonim. Gastroparesis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastroparesis/diagnosis-treatment/drc-20355792. (Diakses pada 8 Juni 2020).
  2. Anonim. Gastroparesis. https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-disorders-gastroparesis#1-1. (Diakses pada 8 Juni 2020).
  3. Anonim. Gastroparesis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15522-gastroparesis. (Diakses pada 8 Juni 2020).
  4. Anonim. Prevention & Management Tips. https://aboutgastroparesis.org/prevention-management-tips.html. (Diakses pada 8 Juni 2020).

About The Author

Jus Alpukat Jadi Tak Sehat, Jika Dibuat dengan 4 Cara Ini!