Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Alergi Gigitan Nyamuk dan Penangannya yang Tepat

Myles Bannister

Terkadang, kita sering mengalami gigitan nyamuk saat sedang tidur. Gigitan nyamuk dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh, seperti gatal dan pembengkakan. Beberapa orang bahkan dapat mengalami infeksi ringan yang berubah menjadi borok.

Penyebab Alergi Gigitan Nyamuk

Nyamuk mengeluarkan protein saat menggigit untuk mencegah penggumpalan darah. Protein ini dapat diterima atau ditolak oleh tubuh. Jika ditolak, tubuh kita akan mengalami reaksi alergi seperti gatal, pembengkakan, dan peradangan.

Orang yang alergi terhadap gigitan nyamuk biasanya juga alergi terhadap gigitan serangga lainnya. Jadi, mereka yang terkena gigitan semut atau serangga lainnya juga akan mengalami bercak besar pada tubuh dengan waktu pemulihan yang lama. Namun, kondisi ini akan membaik seiring berjalannya waktu.

Tubuh kita akan menghasilkan antibodi setelah beberapa kali terkena gigitan serangga, termasuk nyamuk. Setelah beberapa kali terkena gigitan, tubuh kita akan menjadi kebal. Meskipun mungkin masih muncul bentol, kemungkinan timbulnya luka di kulit akan lebih kecil.

Orang dewasa jarang mengalami sindrom skeeter karena daya tahan tubuh mereka sudah terbentuk seiring dengan frekuensi gigitan serangga. Sebaliknya, anak-anak dan bayi lebih sering mengalami alergi. Itulah mengapa mereka sering dimasukkan ke dalam tudung atau kelambu saat tidur.

Mencegah Alergi Gigitan Nyamuk atau Sindrom Skeeter

Ada beberapa cara untuk mencegah sindrom skeeter, yaitu:

  • Menggunakan pakaian yang panjang untuk menyulitkan nyamuk menggigit.
  • Melindungi area leher dengan menggunakan syal tipis saat berada di luar ruangan.
  • Menggunakan semprotan serangga di dalam ruangan untuk mencegah nyamuk masuk.
  • Menggunakan penangkal nyamuk seperti krim atau lilin aroma lavendel atau jeruk.
  • Menggunakan pakaian dengan warna kalem atau gelap untuk menghindari tarikan nyamuk.
  • Menghindari tidur di dekat perairan atau semak-semak yang rentan terdapat nyamuk.
  • Menghindari penggunaan parfum dengan aroma kuat.

Menangani Alergi Gigitan Nyamuk

Jika Anda mengalami sindrom skeeter, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Menggunakan es untuk mencegah inflamasi.
  • Menggunakan oatmeal yang dimasak untuk meredakan gejala.
  • Menggunakan obat anti alergi jika gejala tidak teratasi.
  • Menggunakan obat atau salep oles untuk menyembuhkan luka atau inflamasi.
  • Melakukan terapi imun untuk membentuk daya tahan tubuh.

Berapa Lama Alergi Akan Dialami Kulit?

Seseorang yang mengalami sindrom skeeter biasanya akan mengalami inflamasi di kulit setelah terkena gigitan nyamuk. Pada bayi, tanda-tanda sindrom ini akan muncul dalam 20 menit dan hilang setelah ditangani. Jika area tersebut terkena garukan dan berdarah, waktu pemulihan akan lebih lama.

Luka akan sembuh setelah beberapa minggu jika tidak digaruk. Namun, jika terjadi luka besar, akan meninggalkan bekas bercak merah atau cokelat.

Demikianlah ulasan tentang sindrom skeeter yang sering dialami oleh mereka yang memiliki kulit sensitif. Bayi memiliki risiko lebih besar mengalami alergi ini, yang dapat menyebabkan kulit mereka memerah dan terbentuknya bisul. Semoga ulasan ini dapat membantu Anda mengatasi masalah sindrom skeeter dengan baik.

Sumber:

  1. Johnson, Jon. 2019. What to know about skeeter syndrome. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325405.php. (Diakses pada 13 Desember 2019)
  2. Mayo Clinic. Mosquito bites. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mosquito-bites/diagnosis-treatment/drc-20375314. (Diakses pada 13 Desember 2019)

About The Author

Degirol – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Bagaimanakah Cara Mengatasi Pembesaran Tonsil dan Kelenjar Gondok?