Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Myles Bannister

Alergi Debu: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Alergi adalah reaksi tubuh terhadap sesuatu yang sering dialami orang, termasuk alergi debu. Kita akan membahas mengenai alergi debu, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.

Apa Itu Alergi Debu?

Alergi debu adalah reaksi tubuh yang diakibatkan oleh respon sistem imun terhadap mikroorganisme dan partikel-partikel kecil yang terdapat di dalam debu. Reaksi alergi dipicu oleh tungau debu yang hidup di debu karpet, meja, kasur, bantal, guling, hingga sprei.

Tungau debu tersebut hidup dengan cara makan kulit mati yang ada pada manusia maupun hewan, dan biasanya terdapat di tempat yang minim sinar matahari dan lembab. Sekitar 1 juta tungau debu mungkin hinggap di atas sprei kasur dan menghasilkan banyak kotoran.

Penyebab Alergi Debu

Penyebab utama alergi debu adalah mikroorganisme tungau debu, terutama Dermatophagoides pteronyssinus. Tungau debu menghasilkan kotoran yang jika dihirup atau menyentuh kulit, akan direspon oleh sistem imun tubuh dengan cara melepaskan zat histamin. Histamin inilah yang menyebabkan gejala alergi seperti bersin, kulit terasa gatal dan muncul ruam, batuk, hingga mata merah dan berair.

Tungau debu sulit untuk dideteksi keberadaannya. Rajin mengganti sprei dan mencuci karpet adalah langkah tepat dalam menghambat perkembangbiakan tungau debu. Tungau debu bisa hidup pada suhu di atas 21 derajat celcius dengan tingkat kelembaban 75-80 persen, namun akan mati jika kadar kelembaban ruangan berada di bawah 50 persen.

Selain tungau debu, jamur juga menjadi penyebab alergi debu. Jamur biasanya ditemukan di lemari dan perabotan rumah tangga, dan menyebarkan spora ke udara yang memicu reaksi alergi. Ada juga serbuk sari tanaman yang bisa menjadi penyebab alergi debu jika terhirup.

Faktor Risiko Alergi Debu

Faktor risiko alergi debu meliputi faktor genetik, faktor kesehatan seperti riwayat asma, dan faktor usia di mana anak-anak lebih rentan mengalami alergi debu karena sistem imunnya belum terbentuk secara sempurna.

Ciri dan Gejala Alergi Debu

Gejala alergi debu meliputi bersin berulang kali, hidung tersumbat, gatal-gatal pada hidung, tenggorokan, langit-langit mulut, dan kulit. Mungkin juga muncul ruam dengan atau tanpa penonjolan pada kulit, serta mata memerah, berair, perih, dan gatal. Pada kasus akut, penderitanya juga bisa mengalami sakit kepala, nyeri pada area wajah, hingga asma. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala alergi tersebut.

Diagnosis Alergi Debu

Diagnosis alergi debu melalui tahap anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis dilakukan untuk menganalisis keluhan, riwayat penyakit, dan gaya hidup pasien. Pemeriksaan fisik melibatkan pengamatan gejala umum seperti mata merah, ruam pada kulit, dan frekuensi bersin. Pemeriksaan penunjang meliputi skin prick test, patch test, dan pemeriksaan Ig E Total.

Pengobatan Alergi Debu

Pengobatan alergi debu disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan. Pengobatan di rumah dapat mencakup penggunaan bahan herbal seperti kunyit, minyak atsiri, madu, lidah buaya, dan cuka apel. Jika alergi sudah berat, dokter akan meresepkan obat-obatan kimia seperti antihistamin dan dekongestan. Pada kasus yang lebih berat, dapat diberikan obat semprot hidung golongan kortikosteroid. Imunoterapi adalah pengobatan terberat yang melibatkan penyuntikan zat alergen ke dalam tubuh pasien.

Pencegahan Alergi Debu

Pencegahan alergi debu meliputi membersihkan rumah secara rutin, menghindari penggunaan karpet berbulu, mengganti sprei dan sarung bantal secara berkala, memberi area khusus untuk hewan peliharaan di luar ruangan, dan memasang alat pengering udara untuk mengontrol kelembaban di dalam rumah.

About The Author

7 Khasiat Daun Bawang, Salah Satunya Bisa Cegah Kanker

7 Penyebab Kenaikan Berat Badan Tiba-Tiba