Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Syok Hipovolemik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Myles Bannister

Pengertian Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik adalah kondisi di mana tubuh kehilangan darah atau cairan mencapai 20% secara tiba-tiba. Kondisi ini termasuk ke dalam kondisi darurat yang mengancam jiwa dan harus segera mendapatkan penanganan.

Menurunnya volume darah dalam jumlah yang cukup besar membuat jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Organ-organ tubuh menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik.

Darah membawa oksigen dan zat penting lainnya ke seluruh bagian tubuh. Ketika suplai darah berkurang, organ-organ tubuh akan kekurangan zat-zat penting sehingga organ tidak dapat berfungsi dan gejala syok muncul.

Penyebab Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik disebabkan oleh kehilangan darah atau cairan tubuh secara signifikan dan tiba-tiba. Beberapa penyebabnya meliputi:

  • Sayatan atau luka serius
  • Cedera trauma akibat kecelakaan
  • Pendarahan internal dari organ perut
  • Kehamilan ektopik yang pecah
  • Pendarahan saluran pencernaan
  • Pendarahan vagina berlebihan
  • Endometriosis

Selain kehilangan darah, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya adalah:

  • Diare berat dan berkepanjangan
  • Luka bakar parah
  • Muntah berlebihan dan berkepanjangan
  • Keringat berlebihan

Gejala Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik ditandai dengan berbagai macam gejala. Gejalanya bervariasi, tergantung pada seberapa banyak tubuh kehilangan volume darah. Meskipun gejalanya ringan, kondisi ini tetap merupakan kondisi darurat medis.

Pendarahan internal baru terlihat ketika gejala syok muncul. Sedangkan pada pendarahan eksternal, gejalanya dapat langsung terlihat. Berikut adalah beberapa tanda syok hipovolemik:

Gejala syok hipovolemik yang ringan meliputi:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mual
  • Kelelahan
  • Keringat berlebihan

Gejala syok hipovolemik yang parah dan membutuhkan penanganan segera meliputi:

  • Kulit lembap dan dingin
  • Kulit pucat
  • Pernapasan cepat dan pendek
  • Detak jantung cepat
  • Urin sedikit atau tidak keluar sama sekali
  • Kebingungan
  • Lemah
  • Denyut nadi lemah
  • Bibir dan kuku membiru
  • Hilang kesadaran

Jika terjadi pendarahan internal, tanda syok hipovolemik meliputi:

  • Nyeri perut
  • Darah pada tinja
  • Tinja hitam dan kering
  • Darah dalam urin
  • Muntah darah
  • Sakit dada
  • Pembengkakan pada perut

Jika mengalami gejala syok hipovolemik, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan medis secepatnya. Semakin lama gejala dibiarkan, kondisi kerusakan organ semakin parah dan mengancam jiwa.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat syok hipovolemik meliputi kerusakan organ seperti ginjal atau otak, serangan jantung, dan kelumpuhan tangan atau lengan.

Diagnosis Syok Hipovolemik

Dokter memeriksa suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah pasien. Jika pasien terjaga, dokter mungkin menanyakan riwayat medis pasien. Namun, umumnya pasien dengan syok hipovolemik tidak responsif.

Selain pemeriksaan fisik, dokter juga melakukan pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosis syok hipovolemik. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Tes darah untuk memeriksa keseimbangan elektrolit dan fungsi ginjal serta hati.
  • CT scan atau ultrasound untuk memvisualisasikan organ tubuh.
  • Ekokardiogram, ultrasound jantung.
  • Elektrokardiogram, menilai irama jantung.
  • Endoskopi, pemeriksaan kerongkongan dan organ pencernaan.
  • Katerisasi jantung sebelah kanan, memeriksa efektivitas pemompaan jantung.
  • Kateter kemih, mengukur jumlah urin dalam kandung kemih.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala pasien.

Penanganan Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik adalah kondisi yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Jika Anda mengalami gejala syok hipovolemik atau menemukan seseorang yang mengalaminya, segera hubungi tenaga medis.

Sebelum petugas kesehatan datang atau sampai di rumah sakit, beberapa langkah penanganan syok hipovolemik yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi semakin memburuk meliputi:

  • Telentang dengan kaki terangkat sekitar 30 cm.
  • Jangan menggerakkan orang tersebut jika dicurigai cedera pada kepala, leher, atau punggung.
  • Menjaga agar orang tetap hangat untuk mencegah hipotermia.
  • Jangan memberikan cairan melalui mulut.
  • Jangan mengangkat kepala mereka.
  • Membersihkan area sekitar lokasi cedera, tapi jangan mengeluarkan benda yang mungkin tertanam atau tersangkut pada luka.
  • Jika area cedera bersih, gunakan handuk untuk menahan darah agar tidak semakin banyak keluar.

Penanganan syok hipovolemik oleh petugas medis dimulai dengan transfusi cairan atau darah melalui infus. Tujuannya adalah meningkatkan sirkulasi darah dan menggantikan darah yang hilang untuk menstabilkan kerusakan akibat syok hipovolemik.

Transfusi yang mungkin dilakukan meliputi plasma darah, trombosit, sel darah merah, atau kristaloid intravena. Dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan pompa jantung, seperti dopamine, dobutamin, norepinefrin, atau epinefrin. Antibiotik juga mungkin diberikan untuk mencegah infeksi bakteri dan syok septik. Kondisi jantung pasien juga akan dipantau untuk melihat efektivitas perawatan yang dilakukan.

Sumber:

  1. Hypovolemic Shock – https://www.healthline.com/health/hypovolemic-shock diakses 6 Maret 2019
  2. What Is Hypovolemic Shock? – https://www.webmd.com/a-to-z-guides/hypovolemic-shock#1 diakses 7 Maret 2019

About The Author

Cara Mengatasi Ambeien Setelah Melahirkan

13 Jenis Sayuran untuk Diet (Cepat Langsing dan Menyehatkan!)