Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Akromegali: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Akromegali adalah kondisi tubuh dengan kelebihan hormon pertumbuhan (growth hormone). Ini mengakibatkan pertumbuhan berlebihan pada beberapa bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan wajah. Juga mempengaruhi jantung dan tulang. Salah satu efek lain dari kelebihan hormon pertumbuhan adalah gigantisme.

Akromegali terjadi setelah epifisis tulang telah menutup (tulang tidak bertambah panjang dan tidak ada penambahan tinggi tubuh lagi), sehingga tulang yang tumbuh meningkat sangat tebal. Sementara pada gigantisme, kelebihan hormon pertumbuhan terjadi sebelum epifisis tulang menutup (masih ada kemungkinan pertumbuhan tinggi tubuh), sehingga penderitanya akan jauh lebih tinggi daripada tinggi tubuh normal seusianya.

Terdapat beberapa pengobatan yang tersedia untuk akromegali dan setiap kasusnya berbeda. Dalam kebanyakan kasus, pengobatan harus dimulai sebelum pasien mengalami gejala akromegali. Sebagian besar orang yang mengalami akromegali berusia dewasa. Jika anak-anak mengalami masalah dengan produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan, maka kondisinya disebut gigantisme.

Penyebab Akromegali

Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah tumor jinak di kelenjar hipofisis yang berada di bawah otak. Tumor ini bukanlah kanker, tetapi menyebabkan tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan yang berlebihan. Pada kebanyakan kasus, tumor tersebut adalah adenoma kelenjar hipofisis.

Sekalipun jarang terjadi, tumor di pankreas, hati, atau di bagian lain otak juga dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon pertumbuhan yang pada akhirnya menyebabkan kadar hormon lain, termasuk hormon pertumbuhan seperti insulin atau insulin-like growth factor-I (IGF-I), menjadi lebih tinggi. Keberlebihan IGF-I ini menyebabkan pertumbuhan jaringan lunak dan tulang yang tidak normal, serta gejala lain yang khas dari akromegali dan gigantisme.

Faktor Risiko Akromegali

Faktor risiko umum yang terkait dengan perkembangan kondisi ini adalah faktor risiko untuk perkembangan adenoma hipofisis. Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling umum dari akromegali.

Faktor risiko lain yang umum terkait dengan perkembangan penyakit ini meliputi:

  • Riwayat keluarga adenoma hipofisis
  • Sindrom MacCun Albright
  • Kanker paru-paru
  • Tumor adrenal

Faktor risiko yang jarang terkait dengan perkembangan akromegali adalah:

  • Wanita yang mengalami menopause dini
  • Menopause yang disebabkan oleh operasi
  • Wanita yang melahirkan pertama kali pada usia muda

Gejala Akromegali

Ciri-ciri penyakit akromegali biasanya terlihat pada tangan dan kaki yang mulai membesar. Penderita akan mengalami perubahan pada lingkar sepatu dan ukuran sepatu, terutama lebar sepatu.

Fitur wajah seperti bibir, hidung, dan lidah sering menjadi lebih besar, bengkak, dan lebih lebar. Gigi juga akan membesar sehingga kurang tempat dan tampak maju. Alis akan tampak lebih rendah karena tulang rahang dan dahi mulai membesar.

Gejala lain dari akromegali mungkin meliputi:

  • Nyeri sendi, mungkin disebabkan oleh arthritis
  • Rambut tubuh yang kasar
  • Perubahan suara menjadi lebih dalam dan serak
  • Saraf yang terjepit, terutama saraf keluar dari tulang belakang yang terjepit akibat perbesaran tulang, sehingga akar saraf yang keluar dari medula spinalis terjepit
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit jantung
  • Kulit yang mengalami penebalan
  • Berkeringat berlebihan dan kulit berminyak
  • Sakit kepala
  • Mendengkur dan memiliki sleep apnea (gangguan napas saat tidur)
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Carpoal tunnel syndrome (kesemutan atau sakit di jari-jari)
  • Masalah penglihatan
  • Penurunan dorongan seksual
  • Perubahan dalam siklus menstruasi dan ukuran payudara pada wanita
  • Disfungsi ereksi pada pria

Penderita penyakit ini juga mungkin mengalami masalah seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, dan pembesaran jantung.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Jika Anda mengalami ciri-ciri penyakit akromegali yang telah disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan. Akromegali biasanya berkembang secara perlahan dan membutuhkan bertahun-tahun untuk menunjukkan gejalanya.

Penderita penyakit ini mungkin awalnya tidak menyadari perubahan fisik yang terjadi secara bertahap, namun diagnosis dini sangat penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius.

Diagnosis Akromegali

Meskipun akromegali termasuk penyakit langka, banyak penderita yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami penyakit ini karena gejalanya yang berkembang secara perlahan. Namun, jika Anda dicurigai mengalami akromegali, dokter dapat melakukan tes. Akromegali biasanya didiagnosis pada orang dewasa paruh baya, tetapi gejala akromegali dapat muncul pada usia berapa pun.

Berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit terkait hormon pertumbuhan ini:

1. Tes darah

Tes darah dapat menentukan apakah Anda memiliki tingkat hormon pertumbuhan yang berlebihan, tetapi hasilnya tidak selalu akurat karena kadar hormon pertumbuhan dapat fluktuatif sepanjang hari. Sebagai alternatif, dokter dapat melakukan tes toleransi glukosa. Tes ini melibatkan minum 75 hingga 100 gram glukosa dan kemudian melakukan tes terhadap kadar hormon pertumbuhan.

Jika tubuh menghasilkan kadar hormon pertumbuhan yang normal, kelebihan glukosa akan menekan kadar hormon pertumbuhan. Penderita akromegali, pada saat yang sama, akan tetap menunjukkan kadar hormon pertumbuhan yang tinggi.

2. Tes IGF-1

Dokter juga dapat melakukan tes terhadap protein yang disebut insulin-like growth factor 1 (IGF-1). Kadar IGF-1 dapat menunjukkan jika terdapat pertumbuhan yang tidak normal pada tubuh. Tes IGF-1 juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan pengobatan dengan hormon lainnya.

3. Pencitraan

Jika dokter mencurigai adanya akromegali, maka pemeriksaan sinar-X dan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) mungkin dilakukan untuk memeriksa pertumbuhan tulang yang berlebihan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merujuk pasien untuk menjalani sonogram guna memeriksa ukuran organ-organ dalam tubuh.

Setelah diagnosis akromegali ditegakkan, dokter mungkin akan menggunakan MRI dan computed tomography (CT) scan untuk membantu menemukan tumor di kelenjar hipofisis dan menentukan ukuran tumor tersebut.

Jika dokter tidak menemukan tumor pada kelenjar hipofisis, maka dokter akan mencari adanya tumor di dada, perut, atau panggul yang mungkin menyebabkan produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan.

Komplikasi Akromegali

Akromegali adalah penyakit yang dapat menyebabkan pembesaran organ tubuh seperti jantung, kelenjar tiroid, hati, dan ginjal. Jika tidak segera diobati, akromegali dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan berisiko mengancam jiwa.

Berikut adalah beberapa komplikasi umum yang dapat terjadi akibat akromegali:

  • Tekanan pada sumsum tulang belakang
  • Hilangnya penglihatan
  • Fibroid rahim pada wanita – tumor jinak pada rahim
  • Carpal tunnel syndrome
  • Kekurangan hormon hipofisis yang disebut hipopituitarisme
  • Sleep apnea
  • Pertumbuhan prakanker, seperti polip pada lapisan usus besar
  • Gondok – pembesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan leher
  • Diabetes tipe 2
  • Radang sendi
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit jantung, terutama pembesaran jantung

Pengobatan Akromegali

Perawatan akromegali didasarkan pada usia dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Tujuan perawatan adalah untuk mengembalikan kadar produksi GH ke tingkat normal, mengurangi tekanan sekitar tumor pituitari yang tumbuh, mempertahankan fungsi normal hipofisis, mengobati kekurangan hormon, dan meredakan gejala akromegali.

Berikut adalah beberapa perawatan yang dapat mengobati akromegali:

1. Operasi

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor yang menyebabkan produksi hormon pertumbuhan berlebihan adalah pilihan pertama yang biasanya direkomendasikan oleh dokter kepada penderita akromegali. Perawatan ini cepat dan efektif untuk mengurangi kadar hormon pertumbuhan, yang dapat memperbaiki gejala.

Salah satu kemungkinan komplikasi adalah kerusakan pada jaringan hipofisis yang mengelilingi tumor. Jika hal ini terjadi, maka pasien harus mendapatkan perawatan penggantian hormon hipofisis seumur hidup. Komplikasi ini jarang terjadi, tetapi serius, termasuk kebocoran cairan serebrospinal dan meningitis.

2. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan diberikan jika operasi tidak berhasil menurunkan kadar GH, dan juga dapat digunakan untuk mengecilkan tumor besar sebelum menjalani operasi. Jenis obat yang digunakan untuk mengatur atau menghambat produksi hormon pertumbuhan antara lain:

  • Analog somatostatin (lanreotide atau octreotide)
  • Antagonis reseptor hormon pertumbuhan (pegvisomant)
  • Dopamin agonis (kabergolin dan bromokriptin)

3. Radioterapi

Radioterapi digunakan untuk menghancurkan tumor berukuran besar atau tumor yang tersisa setelah operasi, atau ketika penggunaan obat-obatan tidak efektif. Radioterapi yang dilakukan secara bertahap dapat membantu menurunkan kadar hormon pertumbuhan ketika digunakan bersamaan dengan pengobatan lainnya.

Menurunkan kadar hormon pertumbuhan secara drastis melalui jenis perawatan ini mungkin membutuhkan beberapa tahun, dengan radioterapi diberikan dalam beberapa sesi selama empat hingga enam minggu. Namun, terapi radiasi dapat merusak kesuburan. Dalam kasus yang jarang terjadi, pengobatan ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, cedera otak, atau tumor sekunder.

Pencegahan Akromegali

Aromegali tidak dapat dicegah, tetapi diagnosis dan perawatan dini adalah cara paling efektif untuk mengatasi, mengendalikan, mencegah penyakit menjadi lebih buruk, dan membantu mencegah komplikasi akromegali.

Referensi

  1. Acromegaly risk factors. https://www.wikidoc.org/index.php/Acromegaly_risk_factors. (Diakses 17 Desember 2019).
  2. Acromegaly. https://medlineplus.gov/ency/article/000321.htm. (Diakses 17 Desember 2019).
  3. Acromegaly. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acromegaly/diagnosis-treatment/drc-20351226. (Diakses 17 Desember 2019).
  4. Hale, Kathryn L. Tanpa Tahun. Acromeg

    About The Author

Ultracet: Fungsi, Dosis, Efek Samping, Aturan Pakai, dll

7 Jenis Olahraga untuk Anak di Rumah