Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Filariasis (Kaki Gajah): Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dan ditularkan melalui darah oleh vektor arthropoda, terutama nyamuk. Penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit kaki gajah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mungkin merupakan sesuatu yang memalukan bagi penderita, meskipun bukan penyakit yang mematikan.

Jenis Filariasis

Sebagian besar kasus filariasis disebabkan oleh parasit yang dikenal sebagai Wuchereria bancrofti yang ditularkan melalui nyamuk. Filariasis terbagi menjadi:

1. Filariasis Limfatik

Filariasis limfatik disebabkan oleh beberapa jenis cacing seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Cacing ini menyerang sistem limfatik, termasuk kelenjar getah bening. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan sindrom elephantiasis.

2. Filariasis Subkutan

Filariasis subkutan disebabkan oleh cacing Loa loa (cacing mata), Mansonella streptocerca, dan Onchocerca volvulus. Cacing ini hidup di dalam lapisan kulit bawah, di lapisan lemak. Loa loa menyebabkan penyakit Loa loa filariasis, sedangkan Onchocerca volvulus menyebabkan kebutaan sungai atau Robles.

3. Filariasis Rongga Serosa

Filariasis rongga serosa disebabkan oleh cacing Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menginfeksi rongga serosa di perut. Dirofilaria immitis (cacing jantung pada anjing dan kucing) jarang menginfeksi manusia.

Filariasis bukan penyakit yang mengancam jiwa tetapi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem limfatik. Biasanya, penyakit ini tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.

Kebanyakan orang pada awalnya tidak menyadari bahwa mereka menderita filariasis. Pembengkakan kelenjar getah bening dengan penebalan kulit dan jaringan di bawahnya adalah gejala klasik kaki gajah.

Penyebab Filariasis

Filariasis disebabkan oleh cacing Filarioidea yang menginfeksi kelenjar getah bening. Cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui nyamuk vektor, termasuk Culex, Aedes, atau Anopheles. Larva cacing filaria kemudian tinggal di dalam pembuluh getah bening.

Saat nyamuk menghisap darah seseorang yang terinfeksi cacing filaria, cacing tersebut akan ditularkan ke nyamuk. Selanjutnya, nyamuk yang terinfeksi akan menularkan cacing filaria ketika menggigit orang lain, sehingga cacing ini menyebar ke lebih dari satu orang.

Penyakit filariasis dapat terjadi pada orang dari segala usia dan dapat diatasi dengan mengurangi faktor risiko penularan. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Faktor Risiko Filariasis

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja yang terpapar parasit penyakit. Berikut adalah beberapa faktor risiko terpapar filariasis yang tinggi:

  1. Tinggal atau tinggal di daerah tropis dan subtropis
  2. Sering digigit oleh nyamuk
  3. Menghidupkan kondisi yang tidak higienis

Beberapa wilayah di mana cacing filaria dapat ditemukan adalah:

  1. Afrika
  2. India
  3. Amerika Selatan
  4. Asia Tenggara

Gejala Filariasis

Kaki gajah atau penyakit filariasis biasanya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Infeksi biasanya mempengaruhi kaki, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain seperti lengan, dada, dan alat kelamin. Gejala muncul dalam beberapa tahun sebelum akhirnya terdeteksi.

Berikut adalah beberapa gejala penyakit ini berdasarkan jenisnya:

1. Gejala Filariasis Limfatik

Penyakit kaki gajah ditandai dengan pembengkakan dan penebalan kulit serta jaringan di bawahnya. Gejala ini umumnya terjadi pada bagian ekstremitas bawah, tetapi juga dapat mempengaruhi lengan, vulva, payudara, dan skrotum. Pembengkakan di payudara atau daerah genital dapat menyebabkan organ-organ ini membesar beberapa kali lipat dari ukuran normal karena sumbatan pembuluh getah bening.

2. Gejala Filariasis Subkutan

  • Ruam kulit
  • Hiper atau hipopigmentasi macula
  • Kebutaan (disebabkan oleh Onchocerca volvulus)

3. Gejala Filariasis Serosa

  • Sakit perut
  • Ruam kulit
  • Radang sendi
  • Hiper atau hipopigmentasi macula

Diagnosis Penyakit Kaki Gajah

Diagnosis filariasis dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis untuk mengidentifikasi mikrofilaria. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada malam hari di beberapa negara karena mikrofilaria hanya berkembang dalam darah pada malam hari. Tes darah ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan mikrofilaria.

Beberapa metode umum yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit kaki gajah meliputi:

  • Pemeriksaan langsung mikrofilaria dalam darah atau spesimen kulit. Sampel darah dikumpulkan pada malam hari karena mikrofilaria (larva filaria) memiliki sifat nokturnal.
  • Deteksi antibodi dengan tes imunodiagnostik.
  • Deteksi antigen filarial yang beredar (CFA).

Dalam beberapa kasus, rontgen dan ultrasonografi dapat digunakan untuk memastikan bahwa gejala kaki gajah tidak disebabkan oleh masalah lain.

Fase Filariasis

Selain gejala filariasis yang telah disebutkan di atas, beberapa kasus penyakit ini tidak dapat segera dikonfirmasi karena penyakit ini memiliki beberapa fase, yaitu:

1. Fase Kronis

Pada fase ini, terjadi pembengkakan jaringan limfatik dan penebalan kulit pada kaki dan testis. Wanita juga dapat mengalami pembengkakan pada payudara dan organ kelamin.

Penumpukan cairan juga dapat mempengaruhi rongga perut, testis pada pria, dan payudara pada wanita.

2. Fase Akut

Fase ini ditandai dengan peradangan pada kelenjar getah bening, kulit, dan pembuluh getah bening sebagai respons sistem kekebalan tubuh terhadap parasit.

Beberapa gejala yang dapat muncul pada fase akut ini termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan pembengkakan pada kaki dan kantung testis.

3. Fase Tanpa Gejala

Saat terinfeksi cacing filaria, seseorang mungkin tidak menunjukkan gejala tertentu. Namun, pada fase ini, kerusakan pada sistem limfatik dan limpa telah terjadi, serta terjadi perubahan pada sistem kekebalan tubuh.

Komplikasi Filariasis

Jika tidak diobati, parasit mikroskopis dapat hidup dalam sistem limfatik selama bertahun-tahun, menyebabkan kerusakan.

Sistem limfatik berfungsi mengangkut kelebihan cairan dan protein serta melawan infeksi. Ketika cairan menumpuk dan tidak berfungsi dengan baik, terjadi pembengkakan jaringan dan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Filariasis terkait dengan beberapa komplikasi fisik dan emosional, antara lain:

1. Cacat

Penyakit ini menjadi penyebab utama cacat permanen di seluruh dunia. Penderita sulit menggerakkan bagian tubuh yang terkena. Hal ini membuat penderita kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Infeksi Sekunder

Infeksi jamur dan bakteri umum terjadi pada mereka yang menderita penyakit ini karena kerusakan pada sistem limfatik.

3. Kesulitan Emosional

Penyakit ini dapat menyebabkan penderita khawatir tentang penampilannya, yang dapat mengakibatkan kecemasan dan depresi.

Pengobatan Filariasis

Penyakit kaki gajah dapat diobati dengan beberapa cara. Berikut adalah beberapa pengobatan filariasis yang dapat dilakukan:

1. Obat-obatan

Berikut adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengobati filariasis:

Dietilkarbamazin

Salah satu cara mengobati kaki gajah adalah dengan menggunakan Dietilkarbamazin (DEC). Dietilkarbamazin direkomendasikan sebagai obat untuk mengobati penyakit ini. DEC dapat membunuh mikrofilaria tetapi tidak memiliki efek pada cacing dewasa. Oleh karena itu, DEC hanya membantu mengendalikan penularan infeksi dari satu orang ke orang lain.

Ivermectin

Obat Ivermectin atau Albendazole juga dapat digunakan untuk mengobati filariasis dan mungkin efektif pada beberapa pasien. Selain itu, penggunaan obat anti nyamuk topikal, semprotan, dan menjaga kebersihan sanitasi untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi.

2. Operasi

Jika infeksi cacing filaria menyebabkan pembengkakan pada kantung testis atau mengenai mata, operasi mungkin diperlukan.

Pencegahan Filariasis

Kebersihan yang baik sangat penting dalam mencegah pemburukan limfedema dan infeksi bakterial sekunder pada kulit. Perhatikan bahwa nyamuk adalah vektor yang menginfeksi cacing filaria, tindakan utama yang dapat dilakukan adalah menghindari gigitan nyamuk (terutama di pagi dan sore hari) dan mencegah penyebaran nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan.

Cara melakukannya adalah dengan menerapkan gerakan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur agar nyamuk tidak berkembang biak. Selain itu, pencegahan filariasis juga melibatkan penggunaan obat anti nyamuk topikal, penggunaan pakaian panjang saat beraktivitas di luar ruangan, dan tidur dengan kelambu. Tindakan ini harus diikuti untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini.

Referensi

  1. Anonim. 2009. Elephantiasis. https://rarediseases.org/rare-diseases/elephantiasis/. (Diakses 25 Oktober 2019).
  2. Anonin. 2019. Filariasis. https://en.wikipedia.org/wiki/Filariasis#Cause. (Diakses 25 Oktober 2019).
  3. Bandoim, Lana. 2017. What Is Elephantiasis? https://www.healthline.com/health/elephantiasis#risk-factors. (Diakses 25 Oktober 2019).
  4. Leonard, Jayne. 2018. Can you treat elephantiasis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/321797.php. (Diakses 25 Oktober 2019).

About The Author

10 Buah Penolong untuk Menaikkan Berat Badan

3 Ide Resep Soto Ayam yang Enak dan Sehat