Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Fimosis: Penyebab, Gejala, Mengobati, dan Lainnya

Myles Bannister

Kondisi fimosis terjadi ketika kulit kulup penis pada anak-anak maupun pria dewasa belum terlepas dari kepala penis. Biasanya, fimosis adalah kondisi normal yang terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun, ada beberapa kasus di mana kulup yang sudah terlepas dapat kembali menempel pada kepala penis atau menyebabkan peradangan yang disebut balanitis. Fimosis pada dewasa dapat menyebabkan rasa nyeri, penurunan gairah seksual, dan perlu segera ditangani.

Penyebab Fimosis

Fimosis yang terjadi pada bayi dan anak-anak merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, fimosis pada orang dewasa dapat disebabkan oleh peradangan pada kepala penis (balanitis), infeksi kulup penis, infeksi saluran kemih, trauma pada kulup penis, atau infeksi menular seksual. Fimosis pada dewasa juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, lichen planus, atau lichen sclerosus.

Ciri dan Gejala Fimosis

Ciri atau gejala fimosis yang perlu diperhatikan antara lain kulup penis yang tidak dapat ditarik ke belakang, perih pada area kepala penis, nyeri pada penis, gatal pada kulup, bau tidak sedap pada penis, kemerahan pada kulup, pembengkakan pada penis, nyeri saat buang air kecil, dan penurunan gairah seksual.

Kapan Sebaiknya Periksa ke Dokter?

Anda perlu segera periksa ke dokter jika mengalami fimosis yang menyebabkan urine disertai darah, muncul benjolan berisi cairan, atau merasakan nyeri pada panggul bagian bawah. Hal ini dapat menunjukkan adanya peradangan atau infeksi serius yang butuh penanganan medis.

Diagnosis Fimosis

Untuk memastikan penyebab dan penanganan yang tepat, dokter akan melakukan anamnesis untuk mengetahui keluhan yang dirasakan, melakukan pemeriksaan fisik pada kulup dan area sekitar penis, serta mungkin melakukan tes urine dan tes gula darah.

Penanganan Fimosis

Penanganan fimosis akan disesuaikan dengan penyebabnya. Metode pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain pemberian obat antibiotik, salep antijamur, atau retraksi kulup menggunakan salep steroid. Pada kasus yang lebih serius, operasi mungkin diperlukan.

Pencegahan Fimosis

Melakukan sunat dapat menjadi langkah pencegahan fimosis. Namun, untuk anak-anak yang memang pasti mengalami fimosis, yang lebih penting adalah menjaga kebersihan penis agar risiko fimosis dapat diminimalisir. Beberapa tips untuk merawat penis yang belum atau tidak disunat antara lain membersihkannya dengan air hangat dan sabun non-parfum, menghindari penggunaan bedak atau deodoran pada penis, tidak menarik kulup secara paksa pada anak, dan melakukan pemeriksaan medis jika menemui kejanggalan pada penis.

Referensi

  1. Anonim. 2 Penis Disorders: Phimosis and Paraphimosis. https://www.webmd.com/men/phimosis-paraphimosis#1
  2. Barrell, A. 2017. What is Phimosis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/319993.php
  3. Roland, J. 2017. Everything You Should Know About Phimosis. https://www.healthline.com/health/mens-health/phimosis#vs-paraphimosis

About The Author

7 Penyebab Kulit Penis Mengelupas dan Terasa Perih

20 Ciri-Ciri Introvert yang Harus Anda Ketahui (Lengkap)