Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Jerawat Hiperandrogen dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Jerawat hiperandrogen terbentuk saat hormon androgen meningkat di dalam tubuh. Pelajari lebih lanjut tentang kondisi ini melalui ulasan berikut!

Kaitan Hiperandrogen dengan Jerawat

Androgen adalah kelompok hormon seks yang memainkan peran penting pada masa pubertas, kesehatan reproduksi, dan perkembangan tubuh.

Hormon ini diproduksi oleh wanita dan pria. Namun, pria menghasilkan lebih banyak androgen daripada wanita. Testosteron adalah androgen yang paling umum.

Kelebihan hormon androgen (hiperandrogen) dapat menyebabkan berbagai gejala. Salah satu gejala yang cukup mengganggu adalah jerawat.

Penelitian tentang hubungan antara hiperandrogen dan jerawat telah dilakukan pada tahun 1984. Studi ini melibatkan wanita yang dipilih secara acak, di mana dokter kulit akan mengevaluasi berbagai keluhan dermatologis pada partisipan secara berurutan.

Hasilnya, peningkatan kadar testosteron serum di dalam tubuh ternyata berhubungan dengan jerawat, terlepas dari apakah ini keluhan utama atau kebetulan semata.

Dengan kata lain, peningkatan hormon testosteron berkaitan dengan adanya jerawat.

Lebih Lanjut Mengenai Jerawat Hiperandrogen

Jerawat hiperandrogen tidak hanya muncul karena adanya kadar androgen yang berlebih dalam tubuh. Faktanya, saat kadar hormon ini normal, tetapi kelenjar minyak lebih sensitif, jerawat dapat muncul.

Hormon androgen dapat meningkatkan produksi kelenjar minyak. Seperti yang diketahui, peningkatan kelenjar minyak dapat memicu munculnya jerawat.

Jerawat hiperandrogen biasanya muncul sangat parah dan sulit untuk disembuhkan. Kondisi ini juga sering terjadi pada wanita usia produktif. Pada beberapa kasus, sekitar 10-20 persen wanita usia reproduktif mengalami kelebihan kadar androgen.

Kondisi ini dapat terjadi akibat perubahan hormon yang terjadi setiap bulan pada wanita.

Jerawat dapat tersebar di seluruh wajah, seperti di pipi, dagu, rahang, dan leher bagian atas.

Timbulnya jerawat hiperandrogen juga dapat meningkat pada orang dengan berbagai kondisi berikut:

  • Polycystic ovarian syndrome (PCOS).
  • Hirsutisme idiopatik.
  • Hiperplasia adrenal kongenital klasik dan nonklasik (CAH).
  • Tumor ovarium dan adrenal.
  • Penyakit Cushing.
  • Obat-obatan tertentu.

Apakah Jerawat Hiperandrogen Berbahaya?

Kemunculan jerawat ini sebaiknya tidak dianggap remeh. Pasalnya, orang dengan kondisi ini bisa mengalami perubahan suasana hati dan penurunan rasa percaya diri.

Bahkan, jika jerawatnya sangat parah, orang yang mengalami jerawat hiperandrogen juga bisa mengalami gangguan kecemasan hingga depresi.

Jika dibiarkan, kesehatan mental penderita bisa terganggu. Penderita juga berisiko mengalami depresi berat hingga muncul keinginan untuk bunuh diri.

Selain masalah jerawat, kadar androgen yang berlebih di dalam tubuh juga perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti:

  • Hirsutisme.
  • Obesitas.
  • Diabetes tipe 2.
  • Kebotakan.
  • Menstruasi tidak teratur.
  • Infertilitas (ketidaksuburan).
  • Klitoris membesar.
  • Hidradenitis suppurativa.

Cara Mengatasi Jerawat Hiperandrogen

Meskipun sulit, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasi jerawat hiperandrogen. Berbeda dengan mengobati jerawat pada umumnya, ada perawatan khusus yang harus Anda lakukan untuk menghilangkan jerawat ini.

Secara umum, pengobatan jerawat ini sama dengan pengobatan jerawat pada umumnya, seperti penggunaan obat jerawat dan antibiotik.

Berbagai perawatan untuk jerawat hiperandrogen, antara lain:

  • Retinoid topikal.
  • Antimikroba topikal (benzoil peroksida).
  • Antibiotik topikal (eritromisin, klindamisin, sulfacetamide, dapson).
  • Isotretinoin oral.

Menurut penelitian, terapi hormonal kombinasi dapat menjadi cara aman dan efektif untuk mengatasi jerawat hiperandrogen.

Terapi hormonal kombinasi umumnya tersedia dalam bentuk kontrasepsi oral kombinasi. Namun, jenis dan kandungan dalam kontrasepsi oral kombinasi dapat bervariasi. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memahaminya atau berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.

Berbagai kandungan dalam kontrasepsi oral kombinasi, antara lain progestin, desogestrel, drospirenon, etinilestradiol, levonorgestrel, norgestimate, dan siproteron asetat (CPA).

Yang bermanfaat untuk mengatasi jerawat hiperandrogen adalah kombinasi etinilestradiol dan sikroteron asetat (CPA).

Kombinasi tersebut bekerja dengan cara menekan produksi kelenjar minyak agar tidak berlebihan sehingga jerawat dapat dicegah.

Harap diingat bahwa pengobatan jerawat hiperandrogen tidak memberikan hasil instan. Dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk melihat hasil pengobatan.

Namun, lamanya kesembuhan akan bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan efektivitas obat yang direkomendasikan oleh dokter.

Jika mengalami jerawat yang parah hingga menghambat aktivitas sehari-hari, segera berkonsultasi kepada dokter kulit.

About The Author

12 Cara Mencegah Stroke yang Wajib Diketahui Sejak Dini

Mengenali Gejala Rabies pada Hewan dan Cara Penularannya