Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sistiserkosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Sistiserkosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh larva cacing pita Taenia solium. Infeksi terjadi setelah mengonsumsi daging babi yang mengandung telur cacing pita tersebut. Ketahui gejala, penyebab, dan pengobatannya di bawah ini.

Apa Itu Sistiserkosis?

Sistiserkosis adalah penyakit yang disebabkan oleh larva cacing pita di dalam jaringan. Cacing pita dapat menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk otak (neurocysticercosis), mata, sumsum tulang belakang, kulit, dan jantung.

Gejala Sistiserkosis

Gejala sistiserkosis tergantung pada lokasi dan jumlah larva (cysticerci). Banyak orang dengan kondisi ini tidak mengalami gejala. Namun, mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami gangguan pada sistem saraf pusat (neurocysticercosis), seperti mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kelesuan, kebingungan, penglihatan kabur, masalah keseimbangan, mati rasa, kejang, dan ablasio retina.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala di atas, segera cari perawatan medis profesional.

Penyebab Sistiserkosis

Penyebab utama sistiserkosis adalah larva cacing pita Taenia solium yang membentuk kista di berbagai organ tubuh. Ketika telur T. solium dicerna, larva menembus dinding usus dan mencapai aliran darah. Kista yang terbentuk di jaringan tubuh menyebabkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada lokasi dan jumlahnya.

Faktor Risiko Sistiserkosis

Risiko sistiserkosis lebih tinggi bagi mereka yang tinggal di daerah dengan babi yang berkeliaran dan bersentuhan dengan kotoran manusia. Konsumsi makanan/minuman terkontaminasi dengan T. solium dan tinggal di rumah dengan anggota keluarga yang terinfeksi cacing pita juga bisa meningkatkan risiko.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi taeniasis bervariasi, beberapa individu mungkin asimtomatik. Gejala nonspesifik seperti ketidaknyamanan perut, mual, diare, atau sembelit biasanya muncul enam hingga delapan minggu setelah mengonsumsi daging babi yang mengandung cysticerci. Beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali, sedangkan yang lain mungkin tidak mengalami gejala selama bertahun-tahun setelah infeksi.

Apakah Sistiserkosis Menular?

Kondisi ini tidak menular, tapi orang yang terinfeksi cacing pita dapat mengeluarkan telur cacing pita dalam tinja mereka. Orang yang tidak menjaga kebersihan, terutama tidak mencuci tangan setelah buang air, dapat menularkan infeksi pada orang lain atau pada diri sendiri.

Diagnosis Sistiserkosis

Diagnosis sistiserkosis seringkali sulit karena banyak orang tidak menunjukkan gejala. Diagnosis biasanya dibuat setelah pasien mengalami gejala dan melalui kombinasi tes dan studi pencitraan. Hasil radiografi abnormal (CT scan otak/MRI otak) dapat mengindikasikan neurocysticercosis. Tes darah kadang-kadang dapat digunakan untuk membantu diagnosis. Biopsi dari jaringan yang terinfeksi atau pemeriksaan tinja juga mungkin diperlukan.

Pengobatan Sistiserkosis

Pengobatan sistiserkosis tergantung pada kondisi pasien. Pengobatan bisa meliputi antelmintik, kortikosteroid, antikonvulsan, atau pembedahan. Pasien tanpa gejala biasanya tidak memerlukan pengobatan.

Beberapa pengobatan yang dapat digunakan antara lain:

Agen Antelmintik

Agen antelmintik, seperti albendazole dan praziquantel, efektif dalam menghilangkan cysticerci yang aktif. Namun, obat-obatan ini dapat menyebabkan peradangan lokal. Lebih dari satu rangkaian pengobatan mungkin diperlukan untuk menghilangkan cacing pita sepenuhnya.

Kortikosteroid

Kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan, tetapi tidak efektif melawan parasit. Penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan dengan konsultasi dokter.

Antikonvulsan

Pasien dengan neurocysticercosis yang mengalami kejang atau berisiko mengalami kejang berulang dapat diresepkan obat antikonvulsan, seperti karbamazepin atau fenitoin. Konsultasi dengan dokter ahli saraf dapat membantu menentukan perawatan yang tepat.

Pembedahan

Pembedahan mungkin diperlukan dalam kondisi tertentu, seperti pengangkatan kista di sistem saraf pusat atau penempatan pirau otak untuk mengurangi tekanan. Kista di mata atau kulit juga mungkin memerlukan pembedahan.

Komplikasi Sistiserkosis

Komplikasi yang mungkin terjadi jika sistiserkosis tidak ditangani dengan baik antara lain pembengkakan otak, hidrosefalus, meningitis kronis, vaskulitis, kelumpuhan, kejang, stroke, gangguan penglihatan, masalah kognitif, dan kematian.

Pencegahan Sistiserkosis

Sistiserkosis adalah kondisi yang dapat dicegah. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Hindari mengonsumsi daging babi setengah matang untuk menghindari infeksi usus
  • Rutin mencuci tangan untuk menghindari penularan fecal-oral
  • Mencuci dan mengupas semua sayuran dan buah mentah sebelum dikonsumsi
  • Melakukan skrining jika melakukan kontak dengan individu yang terinfeksi
  • Minum air kemasan atau air rebus jika bepergian ke daerah endemik sistiserkosis

Referensi

  1. Davis, Charles Patrick. 2019. Cysticercosis. Available at: https://www.emedicinehealth.com/cysticercosis/article_em.htm#what_is_cysticercosis_taeniasis (Accessed September 18, 2020).
  2. Doerr, Steven. Cysticercosis (Pork Tapeworm Infection). Available at: https://www.medicinenet.com/cysticercosis/article.htm#how_is_cysticercosis_transmitted (Accessed September 18, 2020).

About The Author

Hamil 4 Bulan: Pergerakan Janin Mulai Bisa Dirasakan

Prenatal Yoga: Manfaat, Gerakan, Tips Aman