Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Epilepsi Fotosensitif: Gejala, Pemicu, dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Epilepsi fotosensitif terjadi akibat kilatan cahaya dan pola terang-gelap yang kontras. Kenali lebih jauh tentang masalah kesehatan ini dalam ulasan berikut.

Mengenal Epilepsi Fotosensitif

Epilepsi adalah salah satu gangguan otak paling umum di dunia. Pada gangguan ini, penderita dapat mengalami kejang-kejang akibat lonjakan aktivitas listrik di otak.

Berdasarkan laporan WebMd, sekitar 1 dari 100 orang di Amerika menderita epilepsi. Dari jumlah itu, sekitar 3 hingga 5 persen menderita epilepsi fotosensitif atau photosensitive epilepsy.

Kasus epilepsi ini umumnya ditemukan pada anak-anak dan remaja, mencapai sekitar 5 persen. Sementara pada usia di atas 20 tahun, jarang terjadi epilepsi ini.

Wanita lebih berisiko terkena epilepsi ini daripada pria. Namun, gejala kejang pada pria dapat lebih parah. Ini terjadi karena pria lebih sering bermain video game.

Hal-hal yang Memicu Epilepsi Fotosensitif

Kejang epilepsi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, memengaruhi keselamatan, dan menimbulkan efek negatif lainnya.

Untuk itu, penting untuk mengenali pola atau situasi yang dapat memicu terjadinya kejang.

Pada kasus epilepsi fotosensitif, ada berbagai hal yang dapat menjadi pemicu kejang seperti berikut:

  • Kilatan cahaya lampu.
  • Pola cerah dan kontras, misalnya pola putih dengan latar belakang hitam.
  • Cahaya putih berkedip, dilanjutkan dengan kegelapan.
  • Gambar yang mencolok dan mempengaruhi indra penglihatan.

Beberapa contoh pemicu epilepsi ini, antara lain:

  • Lampu bioskop atau kelab malam.
  • Layar TV dan monitor.
  • Lampu berkedip pada mobil polisi, ambulans, mobil pemadam kebakaran, dan alarm keselamatan.
  • Efek visual dalam film, acara TV, atau video game.
  • Cahaya dari kipas yang bergerak.
  • Sinar matahari yang melalui tirai miring.
  • Kamera dengan kilatan lampu yang banyak.
  • Kembang api.
  • Sinar matahari yang melalui daun pohon.

Seseorang yang memiliki photosensitive epilepsy juga dapat mengalami kekambuhan gejala jika mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Memainkan video game terus-menerus.
  • Kelelahan.
  • Mabuk.

Gejala Epilepsi Fotosensitif

Ada berbagai jenis tipe kejang yang dapat dialami penderita epilepsi. Pada epilepsi fotosensitif, jenis kejang yang umumnya terjadi adalah kejang klonik tonik (grand mal seizure). Kejang ini dimulai dari satu sisi otak, lalu menyebar ke dua sisi otak.

Kejang dapat berlangsung lebih dari 5 menit. Beberapa gejala yang muncul antara lain:

  • Kehilangan kesadaran, yang dapat membuat penderita jatuh ke tanah.
  • Kontraksi otot dan tubuh yang keras.
  • Perubahan pola napas.
  • Berteriak.
  • Menggigit lidah dan bagian dalam pipi.
  • Anggota badan tersentak.
  • Kehilangan kontrol pada kandung kemih.

Setelah fase kejang berakhir, otot akan rileks. Penderita epilepsi bisa mengalami gejala-gejala berikut:

  • Bingung.
  • Merasa lelah.
  • Sakit kepala.
  • Merasa sakit.
  • Kejadian hilang ingatan dalam waktu singkat.

Waktu pemulihan setiap orang berbeda-beda. Sebagian orang mungkin dapat melanjutkan aktivitasnya, sementara yang lain membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak.

Cara Mengatasi Epilepsi Fotosensitif

Tidak ada obat khusus yang dapat mengatasi epilepsi fotosensitif. Pada pasien epilepsi, obat antiepilepsi (antiepileptic drugs/AED) dapat mengurangi frekuensi kejang.

Penderita juga perlu menghindari rangsangan yang bisa memicu kejang untuk mencegah gejala kambuh. Jika tak sengaja terkena pemicu, penderita disarankan menutup mata segera. Dan sebisa mungkin, menjauhi sumber tertentu.

Kini Anda sudah mengetahui apa itu epilepsi fotosensitif. Umumnya, gejala dapat mereda tanpa memerlukan bantuan medis. Namun, jika ada penderita yang mengalami kejang lebih dari 5 menit, sebaiknya segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!

About The Author

Selain Garam, Ini 11 Makanan yang Mengandung Yodium

Depresi Atipikal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan