Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sindrom Horner: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Sindrom Horner adalah kombinasi tanda dan gejala yang terjadi akibat gangguan jalur saraf dari otak ke wajah. Pelajari tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi sindrom ini.

Apa Itu Sindrom Horner?

Sindrom Horner adalah kumpulan gejala yang terjadi ketika terjadi gangguan pada jalur saraf yang menghubungkan otak dan wajah. Gejala ini biasanya terlihat pada mata dan jarang terjadi. Sindrom ini dapat memengaruhi orang dari segala usia.

Tidak ada pengobatan khusus yang diperlukan untuk sindrom ini, namun pengobatan untuk penyebab yang mendasari dapat membantu mengembalikan fungsi saraf normal. Sindrom ini juga dikenal dengan nama Horner-Bernard syndrome atau oculosympathetic palsy.

Gejala Sindrom Horner

Sindrom ini biasanya mempengaruhi satu sisi wajah. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Pupil yang terus-menerus mengecil (miosis).
  • Perbedaan ukuran pupil antara kedua mata (anisocoria).
  • Pupil yang lambat melebar saat terkena cahaya redup.
  • Kelopak mata atas yang terkulai (ptosis).
  • Kelopak mata bawah yang sedikit terangkat, juga dikenal sebagai ptosis terbalik.
  • Cekungan di mata.
  • Ketiadaan atau sedikitnya keringat di sisi wajah yang terkena.

Beberapa gejala, terutama ptosis dan ketiadaan keringat, mungkin sulit untuk terlihat atau dideteksi.

Gejala pada Anak

Anak-anak dengan sindrom Horner juga dapat mengalami gejala berikut:

  • Iris mata yang lebih cerah di mata yang terkena, terutama pada anak-anak di bawah usia 1 tahun.
  • Ketidakmampuan kulit di sisi wajah yang terkena untuk memerah, biasanya terjadi akibat panas, aktivitas fisik, atau emosi.

Kapan harus ke Dokter?

Carilah perawatan medis segera jika Anda mengalami tanda atau gejala sindrom ini yang muncul tiba-tiba, setelah cedera, atau jika disertai dengan tanda atau gejala lain seperti:

  • Gangguan penglihatan.
  • Pusing.
  • Kekuatiran otot atau kehilangan kendali otot.
  • Sakit kepala atau sakit leher yang parah dan tiba-tiba.

Penyebab Sindrom Horner

Sindrom Horner disebabkan oleh kerusakan pada jalur saraf tertentu dalam sistem saraf simpatik. Sistem saraf simpatik mengontrol detak jantung, ukuran pupil, produksi keringat, tekanan darah, dan fungsi lain yang memungkinkan tubuh merespons perubahan lingkungan dengan cepat.

Jalur saraf yang terkena sindrom ini terdiri dari tiga jenis sel saraf, yaitu:

First-Order Neuron

Jalur ini berjalan dari hipotalamus di bagian bawah otak, melalui batang otak, dan ke sumsum tulang belakang bagian atas. Faktor-faktor yang dapat merusak saraf pada daerah ini dan mempengaruhi fungsi saraf yang terkait dengan sindrom Horner meliputi:

  • Stroke.
  • Tumor.
  • Penyakit yang merusak lapisan pelindung saraf (mielin).
  • Cedera leher.
  • Kista atau ruang di sumsum tulang belakang (siringomieli).

Second-Order Neuron

Jalur ini berjalan dari sumsum tulang belakang melalui dada ke leher. Kerusakan saraf pada daerah ini dapat disebabkan oleh:

  • Kanker paru-paru.
  • Tumor selubung saraf (schwannoma).
  • Kerusakan pembuluh darah utama yang berasal dari jantung (aorta).
  • Pembedahan di dada.
  • Cedera trauma.

Third-Order Neuron

Jalur ini berjalan sepanjang leher dan mengarah ke kulit wajah, otot iris mata, dan kelopak mata. Kerusakan pada saraf di daerah ini dapat disebabkan oleh:

  • Kerusakan arteri karotis di leher.
  • Pencurian vena jugular di leher.
  • Tumor atau infeksi di dekat dasar tengkorak.
  • Migrain.
  • Kelainan sakit kepala kluster, yaitu sakit kepala parah yang berulang dalam siklus tertentu.

Penyebab pada Anak

Penyebab paling umum sindrom Horner pada anak-anak termasuk:

  • Cedera leher atau bahu saat lahir.
  • Koartasio aorta, suatu jenis kelainan jantung bawaan.
  • Tumor hormonal dan saraf (neuroblastoma).

Pada beberapa kasus, penyebab sindrom ini tidak dapat diidentifikasi, dan kondisi ini dikenal sebagai sindrom Horner idiopatik.

Diagnosis Sindrom Horner

Selain pemeriksaan fisik umum, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk menilai gejala dan mencari tahu kemungkinan penyebabnya. Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan menggunakan tetes mata yang memperlebar pupil atau obat tetes mata yang menyempitkan pupil.

Dengan membandingkan reaksi mata yang terkena dengan mata yang sehat, dokter dapat menentukan apakah kerusakan saraf menjadi penyebab masalah pada mata yang terkena.

Gejala atau karakteristik tertentu dapat membantu dokter mengidentifikasi penyebab sindrom ini. Dokter juga mungkin melakukan tes pencitraan untuk mencari ada atau tidaknya lesi atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalur saraf.

Beberapa tes pencitraan yang mungkin dilakukan oleh dokter untuk menemukan kelainan yang mungkin menjadi penyebab sindrom ini meliputi:

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI).
  • Pencitraan pembuluh darah carotid.
  • Rontgen dada.
  • Computed Tomography (CT) scan.
  • Pencitraan sinar-X.

Pengobatan Sindrom Horner

Tidak ada pengobatan khusus untuk sindrom ini. Biasanya, sindrom ini akan hilang jika penyebab medisnya berhasil diobati. Jika gejalanya ringan, pengobatan mungkin tidak diperlukan.

Komplikasi Sindrom Horner

Ada beberapa komplikasi yang serius dan perlu diwaspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Gangguan penglihatan.
  • Sakit kepala atau sakit leher yang tiba-tiba dan parah.
  • Otot menjadi lemah atau kehilangan kendali gerakan.

Beberapa kondisi lain dapat memiliki gejala yang mirip dengan sindrom Horner, seperti sindrom Adie dan sindrom Wallenberg.

Jadi, jika Anda mengalami salah satu gejala yang dijelaskan di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Mendapatkan diagnose yang tepat dan menemukan penyebabnya adalah hal yang penting. Bahkan jika gejalanya ringan, mungkin ada penyebab yang membutuhkan perawatan.

Referensi

  1. Anonim. Horner syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/horner-syndrome/symptoms-causes/syc-20373547. (Diakses pada 5 Maret 2021)
  2. Wells, Diana. 2018. What Is Horner’s Syndrome? https://www.healthline.com/health/horners-syndrome. (Diakses pada 5 Maret 2021)

About The Author

Alasan Kemoterapi Menyebabkan Rambut Rontok

Manfaat dan Efek Samping Mencukur Rambut Ketiak pada Pria