Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sindrom Asperger: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Sindrom Asperger adalah salah satu gangguan neurologis yang termasuk dalam kelompok gangguan spektrum autisme. Sindrom Asperger ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, perilaku berulang, dan minat yang terbatas. Kondisi ini memengaruhi antara 0,03 hingga 4,84 dari setiap 1.000 orang dan lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita.

Penyebab Sindrom Asperger

Penyebab pasti sindrom Asperger belum diketahui dengan pasti, namun kondisi ini dapat terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan otak.

Pada beberapa kasus, sindrom ini ditemukan turun temurun di dalam keluarga. Adanya abnormalitas otak mungkin berhubungan dengan kondisi ini. Teknologi pencitraan otak canggih telah mengidentifikasi perbedaan struktural dan fungsional di wilayah otak tertentu pada penderita sindrom Asperger.

Gejala Sindrom Asperger

Gejala sindrom Asperger sangat bervariasi. Tanda-tanda awal sindrom ini dapat muncul pada tahun pertama kehidupan seperti keterampilan motorik yang tidak terkoordinasi—yang mengarah pada kecanggungan. Beberapa gejala lainnya meliputi:

Aktivitas yang Terbatas dan Berulang

Penderita fokus pada satu objek atau topik sambil mengabaikan kondisi di luar minatnya. Aktivitas yang biasa dilakukan meliputi pengumpulan atau penomoran.

Kemampuan Bicara yang Berbeda

Sindrom Asperger dapat memengaruhi ritme dan intonasi suara. Gaya berbicaranya biasanya terdengar datar, monoton, lambat atau cepat, dan dengan volume yang tidak sesuai.

Rutinitas yang Sama

Individu dengan sindrom ini cenderung memiliki aturan dan kebiasaan tetap untuk mengurangi kebingungan. Perubahan dalam rutinitas kadang-kadang menyebabkan rasa kesal atau gelisah.

Penurunan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial yang buruk dan kecenderungan untuk hanya berbicara tentang minatnya dapat menyebabkan isolasi sosial.

Gangguan Motorik

Sindrom Asperger dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan motorik, seperti kesulitan melakukan sejumlah aktivitas. Ciri-ciri sindrom Asperger juga terlihat dari kekakuan tubuh atau mudah menggoyangkan tubuh.

Kesulitan Mengenali Gaya Bicara

Individu dengan sindrom ini mungkin sulit mengetahui sejauh mana kedekatan mereka dengan orang lain saat berbicara.

Pemahaman Harfiah

Lelucon, sarkasme, dan ironi dapat menyebabkan frustrasi dan kebingungan pada individu dengan sindrom ini. Mereka mungkin memahami dunia secara harfiah. Selain itu, keadaan lain yang mungkin dialami oleh individu dengan sindrom ini adalah ketidakmampuan untuk berimajinasi.

Beberapa gejala di atas umumnya muncul pada awal masa dewasa dan sering kali tidak dikenali sampai tuntutan lingkungan meningkat. Individu dengan sindrom Asperger umumnya memiliki keahlian di bidang matematika, ilmu komputer, dan musik.

Kondisi ini juga dapat terkait dengan kondisi kesehatan mental lainnya. Beberapa kondisi yang umum terkait (namun tidak selalu ada) adalah:

  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
  • Gangguan kecemasan.
  • Gangguan sikap menentang.
  • Depresi atau gangguan mood lainnya.

Diagnosis Sindrom Asperger

Tidak ada tes tunggal yang dapat memberikan diagnosis pasti untuk sindrom ini. Biasanya, orang tua melaporkan keterlambatan perkembangan dan perilaku anak. Dokter akan mengevaluasi anak dalam bidang-bidang seperti perkembangan bahasa, interaksi sosial, ekspresi wajah saat berbicara, minat dalam berinteraksi dengan orang lain, sikap terhadap perubahan, serta koordinasi dan keterampilan motorik.

Karena tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis sindrom ini, seringkali pasien salah didiagnosis dengan masalah kesehatan lain seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Jika ini terjadi, anak Anda mungkin perlu dievaluasi ulang untuk menentukan diagnosis yang tepat.

Komplikasi Sindrom Asperger

Seperti yang disebutkan sebelumnya, sindrom Asperger dapat bersamaan dengan kondisi kejiwaan lain seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan kecemasan.

Bahkan tanpa keberadaan gangguan kecemasan, individu dengan sindrom ini mungkin mengalami kecemasan atau hipersensitivitas terhadap rangsangan tertentu seperti suara keras. Dalam beberapa kasus, perilaku mengganggu (marah, cedera diri, dan agresi) atau depresi dapat muncul sebagai respons terhadap kecemasan dan frustrasi yang dialami oleh penderita.

Perilaku lain yang terkait dengan sindrom ini meliputi perilaku obsesif-kompulsif dan kesulitan mengatur rasa marah. Tingkat keparahan gejala dapat bervariasi antara individu, dan tidak semua penderita sindrom ini akan mengalami gangguan kejiwaan, depresi, atau perilaku mengganggu yang terkait.

Pengobatan Sindrom Asperger

Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan kondisi ini. Pengobatan sindrom Asperger bertujuan untuk mengurangi gejala dan membantu individu berkembang secara maksimal. Pengobatan seringkali didasarkan pada gejala spesifik yang muncul.

Berikut adalah obat-obatan yang umum digunakan untuk mengobati gejala, antara lain:

  • Aripiprazole untuk mengurangi iritabilitas.
  • Guanfacine, olanzapine, dan naltrexone untuk mengurangi hiperaktif.
  • Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) untuk mengurangi perilaku berulang.
  • Risperidone untuk mengurangi agitasi dan insomnia.

Tiap anak memiliki kondisi yang berbeda, sehingga tidak ada pendekatan tunggal yang berlaku untuk semua individu. Selain obat, terdapat juga perawatan lain untuk sindrom Asperger:

1. Pelatihan Keterampilan Sosial

Pelatihan dapat dilakukan secara kelompok atau individual. Terapis akan mengajarkan anak cara berinteraksi dengan orang lain dan ekspresi diri yang tepat.

2. Terapi Bahasa

Terapi ini membantu meningkatkan keterampilan komunikasi anak. Misalnya, anak akan belajar menggunakan intonasi suara yang normal ketika berbicara daripada bersuara datar. Terapis juga mengajarkan anak tentang menjaga percakapan dua arah dan memahami isyarat sosial seperti gerakan tangan dan kontak mata.

3. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi ini membantu anak mengubah cara berpikirnya sehingga ia dapat mengontrol emosi dan perilaku berulang. Akhirnya, anak akan dapat mengatasi kemarahan, frustrasi, dan obsesi.

4. Analisis Perilaku Terapan

Teknik ini mendukung perkembangan keterampilan sosial dan komunikasi positif pada anak, serta mencegah perilaku khas sindrom Asperger. Terapis menggunakan pujian dan penguatan positif lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Perawatan tidak hanya diberikan kepada anak, tetapi juga melibatkan orang tua. Orang tua akan mempelajari teknik yang sama dengan yang diajarkan pada anak, sehingga dapat melatih keterampilan sosial bersama di rumah. Dengan dukungan sosial, perilaku, dan pendidikan yang sesuai, individu dengan sindrom ini dapat mencapai kehidupan yang bahagia dan produktif.

Referensi

  1. Anonim. Asperger’s Syndrome. https://www.webmd.com/brain/autism/mental-health-aspergers-syndrome#1. (Diakses pada 22 Januari 2020).
  2. Burke, Darla. 2019. Asperger’s Syndrome. https://www.healthline.com/health/asperger-syndrome. (Diakses pada 22 Januari 2020).
  3. Felman, Adam. 2017. What to know about Asperger’s syndrome. https://www.medicalnewstoday.com/articles/7601.php. (Diakses pada 22 Januari 2020).
  4. Stöppler, Melissa Conrad, MD. Asperger’s Syndrome (Asperger Syndrome, Asperger Disorder). https://www.medicinenet.com/asperger_syndrome/article.htm. (Diakses pada 22 Januari 2020).

About The Author

Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 11 Minggu

Sindrom Koro: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan